TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puasa Ngrowot: Pengertian, Sejarah, Tujuan, Tata Cara, dan Manfaat

Puasa yang melarangmu makan nasi

ilustrasi beras (freepik.com/jcomp)

Kebudayaan Jawa sangat kental dengan tradisi dan ritualnya. Salah satu yang masih bertahan hingga saat ini adalah puasa ngrowot.

Meskipun terdapat kata "puasa", orang yang mengerjakannya tetap boleh makan dan minum. Hanya saja, ada makanan yang pantang dikonsumsi saat melakukannya. Selain itu, kamu juga memerlukan "ijazah" untuk melakukannya.

Nah, kali ini, IDN Times mau mengajakmu untuk mengenal lebih dekat dengan puasa ngrowot. Penasaran? Yuk, scroll ke bawah untuk membaca informasinya!

1. Apa itu puasa ngrowot?

ilustrasi beras (freepik.com/jcomp)

Istilah ngrowot berasal dari bahasa Jawa, yakni wod/wot yang berarti 'akar'. Ngrowot merujuk pada kegiatan mengonsumsi kerowodan (buah-buahan, umbi, atau sayuran) sebagai pengganti dari makanan lain. Makanan lain di sini adalah nasi beserta olahannya.

Dari situ, bisa diartikan bahwa puasa ngrowot adalah puasa yang tujuannya untuk menahan diri dari mengonsumsi makanan-makanan berbahan dasar beras dan menggantinya dengan wod (umbi-umbian) atau bahan lain, seperti jagung, buah, dan sayur.

2. Sejarah puasa ngrowot

ilustrasi olahan beras (freepik.com/jcomp)

Asal-mula tradisi puasa ngrowot oleh orang-orang Jawa ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Jadi, ketika terjadi penurunan pasokan beras akibat gagal panen, masyarakat zaman dahulu lantas "berpuasa" dan beralih ke makanan pengganti yang lebih murah. Misalnya, jagung ataupun singkong.

Namun, alih-alih redup begitu saja, tradisi ini masih awet hingga sekarang. Selain orang Jawa asli, tak sedikit para ulama salaf yang mengamalkannya. Bahkan, mereka mewarisi kebiasaan tersebut kepada para muridnya, seperti Kiai Chudlori dari Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) dan Kiai Mujajad dari Nganjuk.

Baca Juga: Puasa Mutih: Definisi, Manfaat, Tata Cara, dan Risikonya

3. Tujuan melakukan puasa ngrowot

ilustrasi laki-laki (freepik.com/freepik)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, puasa ngrowot dilakukan sebagai upaya menahan diri. Dalam istilah lain, ini disebut sebagai tirakat atau laku prihatin.

Saputra (2018) dalam Ngrowot dan Tazkiyatun Nafs menyebutkan bahwa pondok pesantren API mengamalkan puasa ngrowot sebagai tazkiyatun nafs. Istilah tersebut bermakna menyucikan jiwa dari segala cacat dan penyakit serta mengimplementasikan kesucian yang diperoleh dengan menempuh serangkaian amal ibadah.

Karena dikerjakan sebagai sarana pembersihan jiwa, nantinya para santri diharapkan memiliki rohani yang sehat setelah ngrowot. Meskipun begitu, santri-santri API tetap membarengi tradisi tersebut dengan ibadah-ibadah wajib dalam Islam, seperti salat, puasa, dan zakat.

4. Tata cara melakukan puasa ngrowot

ilustrasi ubi ungu (freepik.com/dashu83)

Puasa ngrowot cukup berbeda dengan saum-saum yang lain. Pertama, dari syarat mengerjakan. Dilansir Islami.co, butuh "ijazah" dari seseorang yang telah mengamalkannya sebelum kamu mulai berpuasa.

Kedua, terkait durasi. Lama puasa ngrowot sendiri adalah 24 jam. Namun, pelaksanaannya bukanlah satu hari, melainkan minimal satu tahun.

Ketiga, kamu tetap boleh makan dan minum saat berpuasa sehingga tak perlu berbuka maupun sahur. Nah, setelah selesai berpuasa, ada orang yang kembali mengonsumsi beras, tapi ada juga yang lanjut makan kerowodan.

Tata cara puasa ngrowot kurang lebih mirip dengan puasa mutih, yakni kamu dilarang mengonsumsi makanan tertentu. Dalam hal ini, pantang bagimu untuk makan beras dan olahannya. Kalau minumannya gimana? Kamu hanya boleh minum air putih saja.

Umbi-umbian, seperti kentang dan singkong, yang dijadikan sebagai makanan pengganti kerap diolah dengan cara direbus dan dikukus. Akan tetapi, tak ada penambahan garam maupun bumbu penyedap sehingga dimakan hambar begitu saja.

Selain itu, laman Islami.co juga menyebutkan bahwa selama melakukan puasa, kamu diwajibkan untuk membaca wirid khusus setiap selesai salat.

Baca Juga: Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya