Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?

Dipercaya mampu menjauhkan diri dari kesialan

Puasa umumnya identik dengan ibadah wajib yang dilakukan umat Islam selama bulan Ramadan. Namun, kepercayaan lain nyatanya juga melakukan kegiatan serupa, salah satunya adalah ajaran Kejawen oleh suku Jawa yang mengerjakan puasa weton.

Puasa weton sendiri merupakan puasa pada hari kelahiran. Pelaksanaannya sudah dipraktikkan oleh masyarakat Kejawen zaman dahulu dan masih jadi tradisi hingga sekarang. Namun, mengapa orang melakukannya? Apakah puasa yang satu ini ada dasar hukumnya dalam Islam?

Untuk menemukan jawabannya, mari simak ulasan berikut tentang serba-serbi puasa weton alias puasa hari lahir. Baca sampai habis, ya!

1. Apa itu puasa weton?

Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?ilustrasi jam (freepik.com/user14908974)

Istilah weton berasal dari bahasa Jawa wetu yang artinya 'keluar' ataupun 'lahir'. Apabila mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), weton diartikan sebagai "hari lahir seseorang dengan pasarannya (Legi, Paing, Pon, Wage, Kliwon)".

Sesuai namanya, puasa weton merupakan salah satu jenis puasa dalam kepercayaan Kejawen yang pelaksanaannya bertepatan dengan hari kelahiran sesuai kalender Jawa. Dalam hal ini, semisal kamu lahir pada hari Jumat dengan pasaran Kliwon, maka kamu bisa berpuasa di hari Jumat Kliwon.

Perlu kamu ketahui pula, weton juga kerap menjadi patokan untuk ramalan. Perhitungannya dipercaya mampu memberikan tanggal baik bagi pengadaan acara tertentu ataupun untuk melihat kecocokan dengan pasangan.

2. Jenis-jenis puasa weton

Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?ilustrasi piring kosong (freepik.com/topntp26)

Dalam praktiknya, terdapat tiga jenis puasa weton. Berikut penjelasannya:

1. Puasa satu hari penuh

Yang pertama adalah dengan berpuasa selama seharian penuh. Lebih tepatnya, kegiatan puasa dimulai sehari sebelum hari kelahiran.

2. Puasa tiga hari

Orang Kejawen biasa menyebut puasa hari lahir yang satu ini sebagai "puasa apit weton". Pelaksanaannya gak jauh berbeda dengan jenis sebelumnya. Hanya saja, kuantitas harinya yang bertambah menjadi tiga hari, yakni mulai dari sehari sebelum sampai setelah hari kelahiran.

Bukan hanya apit weton, ada juga yang namanya puasa ngebleng. Untuk jenis ini, kamu diharuskan berpuasa selama tiga hari penuh tanpa makan dan minum. Jadi, kamu hanya sekali sahur sebelum mulai berpuasa dan baru bisa berbuka setelah hari ketiga.

Akan tetapi, puasa terus-menerus tanpa berbuka selama dua hari atau lebih seperti ini (disebut puasa wishal) dilarang dalam Islam karena dapat mendatangkan bahaya, yakni melemahkan tubuh.

3. Puasa tiga hari selama tujuh bulan berturut-turut

Gak jauh berbeda dengan yang sebelumnya, jenis ini mengharuskanmu untuk disiplin berpuasa tiga hari selama tujuh bulan berturut-turut. Adapun yang mempraktikkannya adalah orang yang punya hajat tujuh bulan ke depan ataupun jangka panjang.

Masyarakat Kejawen percaya bahwa puasa weton yang satu ini memiliki keutamaan paling besar dibanding jenis lain. Itu sebabnya setelah berhasil menyelesaikan puasa selama tujuh bulan berturut-turut, acara syukuran pun diadakan.

3. Manfaat dari berpuasa weton

Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?ilustrasi laki-laki bahagia (freepik.com/freepik)

Mungkin, kamu berpikiran, buat apa, sih, capek-capek puasa sampai tujuh bulan berturut-turut? Eits, tradisi puasa weton sendiri bukan dikerjakan tanpa sebab. Menurut keyakinan masyarakatnya, puasa kelahiran ini punya banyak manfaat dan keutamaan, antara lain

  • meningkatkan kesehatan dan kekuatan tubuh,
  • membantu mental menjadi lebih kuat,
  • meningkatkan mata batin atau kepekaan spiritual,
  • mengubah diri menjadi pribadi yang penuh kasih sayang,
  • dipercaya mampu menghindarkan diri dari berbagai macam kesialan,
  • memudahkan urusan anak, dan
  • membuat doa semakin cepat dikabulkan.

Baca Juga: Niat Puasa Tasua dan Puasa Asyura Serta Keutamaannya di Bulan Muharam

4. Niat dan tata cara melakukan puasa weton

dm-player
Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?ilustrasi berdoa (freepik.com/jcomp)

Lantas, bagaimana masyarakat Kejawen mengerjakan puasa weton? Ternyata, pelaksanaannya gak jauh berbeda dengan puasa yang umat Islam kerjakan selama Ramadan. Adapun tata cara puasa weton adalah sebagai berikut.

  • Sahur dan berbuka puasa.
  • Tidak makan dan minum sejak terbit hingga terbenamnya matahari.
  • Untuk puasa penuh, maka tidak boleh makan dan minum selama 1x24 jam.
  • Muslim yang puasa weton dianjurkan untuk mengerjakan salat dua rakaat sebelum subuh serta senantiasa menjaga wudu dan mengambilnya kembali apabila batal.
  • Senantiasa bersyukur selama berpuasa.
  • Berbuka dengan hidangan tujuh macam jajanan pasar dan bubur merah putih.
  • Mandi kembang tujuh rupa setelah menyelesaikan puasa.

Selain itu, terdapat niat yang perlu kamu lafalkan sebelum mulai melakukan puasa hari lahir ini, yaitu

"Niat Ingsun pasa ing dina kelahiran tanpa mangan tanpa ngombe kangge (sebutkan hajat yang diinginkan) kerono Allah Ta'ala."

Artinya: "Aku niat berpuasa pada hari kelahiran untuk mendapatkan (sebutkan hajat yang diinginkan) karena Allah Ta'ala."

5. Tidak ada dalil yang menganjurkan berpuasa di hari kelahiran dalam Islam

Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Malik Shibly)

Perlu diketahui bahwa puasa weton sendiri tidak disyariatkan dalam ajaran Islam, pun dipraktikkan oleh Rasulullah SAW. Jadi, tradisi berpuasa pada hari kelahiran ini memang murni bagian dari keyakinan Kejawen. Lantas, apakah boleh seorang muslim mengerjakan puasa weton?

Mengenai hal ini, terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatarah RA bahwasanya Rasulullah pernah ditanya tentang dirinya yang berpuasa pada hari Senin. Ia pun menjawab yang artinya,

"Hari Senin adalah hari kelahiranku dan hari diturunkannya wahyu kepadaku." (HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim).

Terkait hadis tersebut, sebagian ulama berpendapat bahwa sekalipun Rasulullah berpuasa pada hari Senin yang kebetulan bertepatan dengan hari kelahirannya, tidak ada anjuran bagi umat Islam untuk ikut melakukannya.

Dilansir laman Konsultasi Syariah, alasan Nabi Muhammad mengerjakan puasa di hari Senin adalah karena amalan setiap manusia dilaporkan kepada Allah SWT setiap hari Senin dan Kamis. Rasulullah ingin agar amalannya dilaporkan ketika ia tengah berpuasa.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Berbagai amalan dihadapkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka, aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. Sahih dilihat dari jalur lainnya).

6. Jadi, bolehkah seorang muslim melakukan puasa weton di hari kelahirannya?

Mengenal Puasa Weton, Bolehkah Umat Islam Mengerjakannya?ilustrasi buah kurma dan sajadah (unsplash.com/Rauf Alvi)

Quraish Shihab dalam unggahan video kanal YouTube Semua Murid Semua Guru mengatakan bahwa seorang muslim sebenarnya boleh berpuasa setiap hari, kecuali saat Lebaran (Idul Fitri dan Idul Adha), hari tasyrik (tiga hari setelah Idul Adha), dan hari-hari yang diragukan apakah Lebaran atau tidak.

Berkaitan dengan puasa di hari kelahiran, Quraish Shihab berpendapat bahwa selagi sebuah budaya tidak bertentangan dengan agama, maka bisa ditoleransi pelaksanaannya. Akan tetapi, ia menegaskan agar tidak menjadikan puasa weton sebagai ibadah ataupun menganggapnya bagian dari anjuran agama.

Pasalnya, suatu perkara disebut sebagai ibadah apabila ada ketentuan langsung dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, menurut Quraish Shihab, puasa weton sah-sah saja asalkan kamu tidak punya niatan untuk menjadikannya sebagai sebuah ibadah.

Pemuka agama Buya Yahya, dalam sebuah video yang diunggah channel Al-Bahjah TV, juga senada dengan pernyataan Quraish Shihab. Dirinya mengingatkan bahwa tidak terdapat kesunahan khusus dalam mengerjakan puasa di hari kelahiran.

Karena tidak adanya kesunahan khusus, dirinya sangat menganjurkan untuk mengutamakan puasa-puasa yang memang sudah pasti dalam syariat Islam. Buya Yahya lantas memberikan contoh.

Apabila ada seseorang yang lahir di hari Senin Legi menurut kalender Jawa, maka Buya Yahya menyarankan agar orang tersebut meniatkan diri untuk puasa sunah Senin ataupun mutlak ketimbang sekadar puasa hari kelahiran (weton). Hal ini karena keduanya memang memiliki tuntunan dalam agama sehingga merupakan sebuah ibadah yang dapat mendatangkan pahala.

"Boleh Anda paskan (sesuaikan) puasa dengan hari kelahiran Anda, tapi jangan meyakini ada puasa sunah hari kelahiran karena tidak ada puasa sunah kelahiran," katanya dalam unggahan video tersebut.

Nah, itulah tadi ulasan mengenai puasa weton yang merupakan bagian dari keyakinan Kejawen. Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa boleh saja apabila seorang muslim melakukan puasa di hari kelahirannya (weton) karena kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan agama.

Kendati demikian, sebaiknya pertimbangkan apakah yang kamu kerjakan membawa kebaikan, bukan hanya untuk kepentingan dunia semata, tetapi juga untuk urusan akhirat. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang bijak, alangkah baiknya memilih kegiatan ibadah yang memang sudah pasti ketentuannya dalam agama serta mengerjakannya semata-mata hanya untuk Allah SWT.

Penulis: Fria Sumitro

Baca Juga: Mengenal Puasa Pati Geni, Apa Hukum Mengerjakannya menurut Islam?

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya