TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kembangkan Modul II, Ini Bedanya Belajar Mapel ala Tanoto Foundation

Modul ini dikembangkan bersama dengan tenaga pengajar, lho!

Dok. Tanoto Foundation

Jakarta, IDN Times - Sekitar 80 dosen LPTK, guru, dan kepala sekolah di Indonesia,difasilitasi oleh Tanoto Foundation untuk mengembangkan Modul II Program Pintar (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran). Dibandingkan yang sebelumnya, modul satu ini lebih berfokus pada kekhasan mata pelajaran (mapel) meliputi Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, IPS, Bahasa Inggris, dan Literasi Kelas Awal.

Dibandingkan metode belajar konvensional, model belajar mengajar dalam modul ini, menyajikan sesuatu yang berbeda. Yuk, kita simak bedanya belajar mapel ala Tanoto Foundation berikut!

1. Saat mempelajari soal hitung-hitungan dalam matematika, siswa tidak hanya diberi rumus. Justru mereka didukung memecahkan masalah

Dok. Tanoto Foundation

Matematika adalah mata pelajaran yang memiliki ciri khas membutuhkan penalaran, pembuktikan, representasi, koneksi, komunikasi, proses penyelidikan, penemuan, dan pemecahan masalah. "Dalam belajar matematika, siswa jangan hanya diberikan rumus. Siswa perlu difasilitasi untuk menemukan rumus tersebut," kata Ujang Sukandi dalam acara Persiapan Fasilitator Nasional Modul II di Jakarta, Jumat (16/8/2019).

2. Sementara saat mempelajari IPS, guru juga perlu memastikan sikap sosial muncul dan siswa berperan dalam kelompok

Dok. Tanoto Foundation

Dalam momen Persiapan Fasilitator Nasional Modul II itu pula, guru akan dilatih mengembangkan keterampilan IPS dan sikap sosial siswa. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan berpikir kritis, mengolah informasi, berperan dalam kelompok, dan mampu mengkonstruksi pengetahuan baru.

Lalu, untuk sikap sosial yang dimaksud adalah peduli, jujur, santun, dan bertanggungjawab. "Guru IPS setiap mengajar, harus memastikan keterampilan IPS dan sikap sosial muncul dalam setiap pembelajaran," kata Sukma Erni, dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau, yang menjadi salah fasilitator nasional Program PINTAR Tanoto Foundation.

Baca Juga: District Showcase Tanoto Foundation, Bukti Murid Cerdas & Percaya Diri

3. Berciri khas memecahkan persoalan dengan metode ilmiah, siswa perlu difasilitasi membuat peraga untuk mata pelajaran IPA

Dok. Tanoto Foundation

Lain lagi dengan pelajaran IPA. Kekhasan mata pelajaran ini terletak pada menemukan jawaban dari persoalan dengan cara metode ilmiah. Menurut Woro Sri Hastuti (dosen Universitas Negeri Yogyakarta) yang turut menyusun Modul II Program PINTAR, mencontohkannya dari sejumlah teori.

"Misalnya, siswa ditugaskan membuat botol yang bisa membuat air terjaga panasnya. Mereka akan bereksprimen membuat wadah penahan panas dari berbagai bahan seperti alumunium foil, koran bekas, kain bekas, atau kardus bekas," sebutnya. Hal itu dilakukan untuk menemukan bahan yang paling bagus dalam menjaga air tetap panas. "Mereka akan belajar penerapan konsep perpindahan panas dalam kehidupan sehari-hari," tukasnya. 

4. Bertujuan meningkatkan kemampuan literasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dikembangkanlah empat strategi khusus berikut

Dok. Tanoto Foundation

Untuk belajar Bahasa Indonesia, dikembangkanlah strategi pemecahan masalah pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu mengorganisasi informasi menggunakan graphic organizer, menulis cerpen dengan literasi visual, mengidentifikasi informasi dengan menentukan gagasan utama bacaan, dan menulis teks prosedur dengan strategi rekonstruksi kegiatan.

"Kami mengembangkan empat strategi tersebut untuk membantu meningkatkan kemampuan literasi yang bermanfaat belajar pada semua mapel," kata Pujito, guru SMP N 2 Kudus, Jawa Tengah. Mengidentifikasi informasi yang sering muncul di kompetensi dasar kurikulum, misalnya.

"Hanya saja, siswa selama ini sering kesulitan mengidentifikasi informasi karena pembelajaran lebih banyak diceramahkan. Melalui graphic organizer dengan pembuatan peta konsep atau diagram, dapat memudahkan siswa mengidentifikasi informasi," kata Pujito.

Baca Juga: Asyiknya Belajar dengan Metode MIKIR, Gak Cuma Dengar Ceramah Guru!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya