9 Tips Anak Lancar Berbahasa Indonesia meski Belajar Bahasa Asing

- Di rumah wajib pakai bahasa Indonesia
- Begitu juga dalam percakapan WA dengan keluarga
- Nikmati lebih banyak tayangan berbahasa Indonesia
Kapan kamu pertama kali benar-benar mempelajari bahasa asing? Barangkali baru saat SMP. Saat dirimu kecil, di sekolah dasar cuma ada pelajaran bahasa Indonesia dan daerah. Namun, anak-anak sekarang lebih awal mempelajari bahasa asing.
Banyak sekolah dasar sudah mengajarkan bahasa Inggris. Bahkan ada pula SD yang mengajarkan lebih dari satu bahasa asing. Misalnya, bahasa Inggris dan Mandarin. Ada juga sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Hal ini dapat membuat anak kurang bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Lebih mudah baginya berkomunikasi lisan maupun tulisan menggunakan bahasa asing. Tentu ini memprihatinkan sekali. Bahasa Indonesia dapat terlupakan oleh generasi penerus. Kalau kamu ingin anak lancar berbahasa Indonesia meski belajar bahasa asing, lakukan sembilan tips ini untuk mengatasinya.
1. Di rumah wajib pakai bahasa Indonesia

Khususnya bagi anak yang sekolahnya memakai bahasa pengantar bahasa asing. Dia pasti sudah biasa berbicara dengan guru dan teman menggunakan bahasa tersebut. Namun, di rumah wajibkan anak tetap berbahasa Indonesia.
Ini penting buat menyeimbangkan pengetahuan serta keterampilannya dalam berbahasa. Kalau baik di sekolah maupun di rumah anak dibiarkan berbahasa asing, dia mendengarkan orang berbicara bahasa Indonesia saja kurang paham. Kasihan anak.
2. Begitu juga dalam percakapan WA dengan keluarga

Selain percakapan lisan, bahasa Indonesia juga wajib digunakan saat kalian berbalas pesan WA. Walaupun hanya kalimat singkat, ingatkan anak jika dia lupa tetap memakai bahasa asing. Termasuk kalimat yang kerap spontan dinyatakan dalam bahasa Inggris.
Misalnya, happy birthday yang bisa diedit menjadi selamat ulang tahun. Kamu dan pasangan pun sama. Kata sesepele okay mestinya diganti menjadi oke.
3. Nikmati lebih banyak tayangan berbahasa Indonesia

Mencari hiburan pun mesti pilih-pilih. Satu sisi, anak perlu sesekali menikmati hiburan berbahasa asing. Tujuannya, buat membantunya lebih memahami pelajaran bahasa asing di sekolah.
Akan tetapi, tayangan berbahasa Indonesia perlu lebih banyak. Terutama ketika anak masih kecil supaya dia gak lebih mahir bahasa asing ketimbang bahasa negaranya. Kelak anak sudah lancar berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan baru boleh menikmati lebih banyak hiburan berbahasa asing.
4. Begitu juga dengan buku bacaan

Anak belajar bahasa pertama kali dari orangtuanya. Ia menyimak apa-apa yang dikatakan olehmu dan pasangan. Kemudian buku, yaitu saat kalian mulai melatihnya agar dapat membaca. Jangan langsung memberinya buku yang sepenuhnya berbahasa asing.
Meski kalimat-kalimatnya pendek dan ceritanya singkat, bahasa asing akan menempel kuat dalam memorinya. Utamakan buku yang sepenuhnya berbahasa Indonesia dulu. Baru nanti pelan-pelan naik ke buku bilingual.
5. Les bahasa Indonesia kalau anak terhambat dalam mapel BI

Biasanya orangtua paling bersemangat mengikutkan anak les matematika, bahasa asing, renang, musik, dan sebagainya. Sementara itu, les bahasa Indonesia dianggap gak penting. Tidak apa-apa anak tak mengikuti les bahasa Indonesia kalau kemampuannya berbahasa Indonesia sudah bagus.
Namun, jika dia malah mengalami kesulitan dalam pelajaran bahasa Indonesia segera ikutkan les. Kecuali, kamu atau pasangan mampu telaten mengajarinya. Belajar bahasa paling enak privat.
6. Atur gawainya agar berbahasa Indonesia

Kamu tidak membiarkan anak bermain gawai terlalu lama. Namun, keperluan sekolah terkadang membuat anak memakai gadget lebih lama dari batasan screen time di rumah. Tanpa sadar pengaturan bahasa di gawai ikut memengaruhi kemampuannya dalam berbahasa Indonesia.
Kalau gadgetnya disetel berbahasa asing, anak bisa gak tahu apa itu unduh dan salin tempel. Anak hanya mengerti download serta copy paste. Atur semua gawai yang digunakannya seperti HP dan laptop agar berbahasa Indonesia. Atau, satu perangkat berbahasa asing dan satu lagi berbahasa Indonesia.
7. Seru-seruan tebak kata menggunakan kamus

Bermain kata, idiom, atau peribahasa juga bisa menjadi cara belajar bahasa Indonesia yang mengasyikkan. Kamu dan anak masing-masing memegang kamus bahasa Indonesia. Lalu kalian bergantian menyebutkan kata serta meminta lawan mengartikannya.
Tidak apa-apa kalian sama-sama membuka kamus. Memang tujuannya agar anak mencari kata yang sulit baginya dan membaca maknanya. Permainan ini dapat divariasikan dengan sinonim serta antonim.
8. Jelaskan pentingnya merawat bahasa sendiri

Di samping usaha kerasmu untuk mengajarkan bahasa Indonesia pada anak, ia juga perlu tahu alasannya. Lantaran anak tumbuh di zaman ketika bahasa asing telah begitu populer, dia mungkin gak memahaminya. Buatnya dan teman-teman, berbahasa Inggris atau Korea terdengar lebih keren.
Jelaskan pada anak bahwa kelestarian bahasa amat ditentukan oleh masyarakat. Kalau jumlah orang yang menggunakan satu bahasa makin sedikit, lama-lama bahasa itu dapat hilang. Padahal, bahasa Indonesia adalah bagian dari identitas bangsa. Bila bukan warga negara Indonesia sendiri yang merawatnya, siapa lagi?
9. Daftarkan anak di sekolah dengan bahasa pengantar Indonesia

Setiap orangtua punya maksud dan tujuan masing-masing saat mendaftarkan anak ke sekolah. Kalau orangtua ingin anak lebih mendalami agama, sekolah berbasis keagamaan dapat dipilih. Jika orangtua ingin anak mampu bersaing di tingkat global, sekolah internasional kerap menjadi pilihan.
Di sekolah internasional sering kali bahasa asing khususnya Inggris menjadi bahasa pengantar. Risikonya, anak menjadi kurang lancar berbahasa Indonesia. Kalau kamu merasa kurang cocok dengan hal tersebut, daftarkan anak di sekolah biasa saja. Meski ada pelajaran bahasa asing, bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa pengantar.
Agar anak lancar berbahasa Indonesia meski belajar bahasa asing, orangtua sebaiknya gak hanya bangga apabila anak mampu berbahasa asing dengan lancar. Kamu dan pasangan juga harus menekankan pentingnya penguasaan bahasa Indonesia. Sekalipun kalian ingin kelak anak berkuliah atau bekerja di luar negeri, jangan lantas menomorduakan bahasa Indonesia.