Apa Itu BRICS? Ini Sejarah, Tujuan, dan Daftar Negaranya

- Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh kesepuluh BRICS setelah mendapat persetujuan dari para pemimpin negara anggota pada Agustus 2023.
- BRICS adalah singkatan dari lima negara besar yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Blok ini bertujuan untuk menantang dominasi politik dan ekonomi negara-negara kaya di Amerika Utara dan Eropa Barat.
- Tujuan utama BRICS adalah memperkuat kerjasama ekonomi antara negara-negara anggotanya dengan fokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi bersama dan pembangunan berkelanjutan.
BRICS, yang merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa), adalah kelompok negara-negara ekonomi berkembang yang memiliki pengaruh besar di dunia. Baru-baru ini, Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh kesepuluh BRICS setelah mendapat persetujuan dari para pemimpin negara anggota pada Agustus 2023.
Bergabungnya Indonesia dengan BRICS menunjukkan peran aktif negara ini dalam isu-isu global dan komitmennya untuk memperkuat kerjasama multilateral. Lantas, apa itu BRICS sebenarnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
1. Apa itu BRICS?

BRICS adalah singkatan dari lima negara besar yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Blok negara ini pertama kali terbentuk pada tahun 2001 ketika ekonom Goldman Sachs, Jim O'Neill, memperkenalkan istilah BRIC (tanpa Afrika Selatan pada saat itu). O'Neill percaya bahwa pada 2050, empat negara BRIC akan mendominasi perekonomian global.
BRICS awalnya dibentuk pada 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan China dengan nama "BRIC". Pada tahun 2010, Afrika Selatan resmi bergabung dan menjadikannya "BRICS". Blok ini dibentuk untuk menyatukan negara-negara berkembang terbesar di dunia yang bertujuan untuk menantang dominasi politik dan ekonomi negara-negara kaya di Amerika Utara dan Eropa Barat.
Pada 2025, Indonesia secara resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS, menjadikannya negara kesepuluh dalam blok tersebut. Keputusan ini disambut baik oleh Brasil, yang saat itu memegang kepresidenan rotasi BRICS.
2. Sejarah pembentukan BRICS

BRICS pertama kali terbentuk pada 2001 sebagai asosiasi ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China. Ide pembentukannya datang dari Jim O'Neill, seorang ekonom asal Inggris, yang melihat potensi besar keempat negara ini dalam menggerakkan perekonomian global.
Setelah asosiasi ini terbentuk, keempat negara tersebut mengalami lonjakan signifikan dalam pasar ekuitas mereka. Keempat negara ini memiliki populasi yang sangat besar, mencakup sekitar 40 persen dari jumlah penduduk dunia serta wilayah yang luas yang melingkupi seperempat dari total luas bumi. Perekonomian mereka tumbuh pesat dan berada di atas rata-rata negara-negara lain di dunia.
Pada 2006, Rusia memprakarsai pertemuan pertama antara negara-negara BRIC di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, yang semakin menguatkan kerjasama antar negara berkembang. Pada 2009, diadakan KTT BRIC pertama di Yekaterinburg, Rusia yang menandai langkah penting dalam memperkuat kemitraan ini.
Kemudian, pada 2011, Afrika Selatan bergabung dengan BRIC dan terbentuklah BRICS. Sejak itu, pengaruh BRICS di kancah global semakin meningkat untuk memperjuangkan reformasi lembaga internasional agar lebih mewakili kepentingan negara berkembang serta fokus pada kerjasama ekonomi, politik, dan sosial antar anggotanya.
3. Tujuan BRICS

Tujuan utama BRICS adalah memperkuat kerjasama ekonomi antara negara-negara anggotanya, dengan fokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi bersama dan pembangunan berkelanjutan. Negara-negara BRICS berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada dominasi negara-negara Barat, terutama dalam lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF yang sering dianggap lebih menguntungkan negara maju.
Salah satu langkah penting dalam upaya ini adalah menciptakan institusi keuangan baru, seperti Bank Pembangunan BRICS (New Development Bank). Tujuannya adalah memberikan pendanaan untuk proyek pembangunan di negara-negara berkembang.
Selain itu, BRICS juga berusaha mengurangi ketergantungan global terhadap dolar AS dalam perdagangan internasional. Dengan menggunakan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan antarnegara anggota, BRICS ingin mengurangi pengaruh dolar dalam ekonomi global serta meningkatkan stabilitas finansial di kawasan mereka.
Melalui langkah-langkah ini, BRICS berusaha memperkuat posisi ekonomi dan diplomatik mereka di dunia, menciptakan alternatif yang lebih adil bagi negara-negara berkembang, dan memperjuangkan reformasi sistem internasional yang lebih mencerminkan kepentingan negara-negara dengan ekonomi berkembang.
4. Negara-negara anggota BRICS

BRICS adalah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara dengan perekonomian besar, yang berfokus pada kerja sama ekonomi, politik, dan sosial. Awalnya, BRICS hanya terdiri dari empat negara, yaitu Brasil, Rusia, India, dan China. Keempat negara ini mulai bekerja sama pada tahun 2006 dengan diadakannya pertemuan pertama mereka. Pada tahun 2010, Afrika Selatan secara resmi bergabung dengan BRICS, menambah jumlah anggotanya menjadi lima negara.
Pada tahun 2024, organisasi ini kembali memperluas keanggotaannya. Dalam KTT BRICS ke-16, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab resmi menjadi anggota baru. Langkah ini menunjukkan komitmen BRICS untuk terus memperluas pengaruhnya di dunia internasional.
Selanjutnya, pada Januari 2025, Indonesia juga secara resmi bergabung sebagai anggota BRICS. Dengan bergabungnya Indonesia, jumlah negara anggota BRICS bertambah jadi sepuluh.
Selain itu, beberapa negara lain, termasuk Arab Saudi, telah menerima undangan untuk jadi anggota pada KTT BRICS ke-15. Namun, hingga kini, Arab Saudi belum secara formal menyetujui keanggotaannya. Dengan keanggotaan yang semakin berkembang, BRICS terus memperluas pengaruhnya di berbagai sektor global, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun sosial.
Dengan potensi besar yang dimiliki, BRICS terus memainkan peran penting dalam perekonomian dan politik global serta menciptakan keseimbangan baru di dunia. Semoga penjelasan ini membantumu memahami fenomena dunia terkini, ya!