Dalam beberapa tahun terakhir, istilah cancel culture semakin sering terdengar di media sosial dan berita. Banyak orang yang kariernya hancur hanya karena satu kesalahan, bahkan jika mereka sudah meminta maaf. Tapi, ada juga kasus saat cancel culture berhasil menekan individu atau institusi untuk berubah menjadi lebih baik.
Fenomena ini sering terjadi di dunia hiburan, politik, dan media sosial saat seseorang atau suatu merek bisa diboikot dalam hitungan jam jika dianggap melakukan sesuatu yang salah. Namun, apakah cancel culture benar-benar solusi terbaik atau justru menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan sulit untuk berkembang? Mari kita bahas lebih dalam apa itu cancel culture.