Apa Itu Deep Learning dan Penerapannya dalam Pendidikan, Efektifkah?

- Istilah deep learning diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan RI sebagai pendekatan pembelajaran baru.
- Deep learning berkaitan dengan pengembangan pemahaman konsep, kemampuan analisis, dan refleksi pembelajaran.
- Penerapan deep learning akan mendorong siswa untuk berpikir kritis, berkomunikasi dengan baik, dan bekerja efektif dalam seluruh subjek studi.
Istilah deep learning sebagai pendekatan belajar diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu'ti. Bukan sebagai pengganti Kurikulum Merdeka, Abdul Mu'ti menyebutkan deep learning akan jadi pendekatan pembelajaran.
Model pembelajaran deep learning sejatinya telah dicetuskan sejak 1970-an di Swedia oleh Ference Marton dan tim melalui riset di Swedish University, dilansir publikasi "Deep Learning as Constructed in Mathematics Teachers’ Written Discourses". Untuk mengetahui lebih dalam terkait hal tersebut, berikut pemaparan IDN Times!
1. Mengenal deep learning

Pengertian deep learning disebutkan dalam publikasi yang ditulis oleh Janne Fauskanger dan Raymond Bjuland dari Department of Education and Sports Science, University of Stavanger, Norwegia. Deep learning berkaitan dengan pengembangan pemahaman terhadap konsep, metode, dan hubungan dalam suatu bidang studi.
Pendekatan pembelajaran ini mengerahkan kemampuan siswa untuk menganalisis, memecahkan masalah, dan merefleksi pembelajaran guna membangun pemahaman secara menyeluruh. Deep learning akan mendorong pelajar untuk berpikir kritis, berkomunikasi dengan baik, dan bekerja secara efektif dalam seluruh subjek studi.
Dengan mengadaptasi pendekatan belajar ini, para siswa akan memiliki 'academic mindsets' dan menjadi long life learner. Sebab, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk terbiasa mengimplementasikan ilmu pengetahuan pada daily life dan situasi kehidupan yang berbeda.
Implementasi deep learning dalam pendidikan memungkinkan pelajar untuk mengkaji fakta dan ide secara kritis sehingga mampu menunjang pemahaman yang lebih menyeluruh. Pendekatan ini akan membuat pelajar mampu mengaitkan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah dengan konteks yang berbeda-beda.
2. Karakteristik deep learning

Deep learning memiliki sejumlah karakter yang berguna bagi pelajar. Penerapan deep learning akan mendorong individu untuk berfokus pada argumen atau konsep yang dalam menyelesaikan masalah.
Pendekatan belajar ini juga mengajak siswa untuk aktif dalam proses belajar-mengajar dengan menumbuhkan kemampuan analisis untuk membedakan argumen dan bukti. Interaksi secara aktif dalam proses pendidikan, akan membuat siswa mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan kehidupan nyata.
Jika merujuk pada laman resmi New Pedagogies for Deep Learning, setidaknya pembelajaran secara mendalam akan membuahkan kompetensi atau keterampilan yang esensial. Seperti critical thinking, communication, collaboration hingga problem solving.
Berdasarkan publikasi berjudul "A pedagogical study on promoting students' deep learning through design-based learning", pendekatan belajar ini juga menunjukan performa yang baik di kalangan pelajar. Dalam riset tersebut, pelajar mengalami peningkatan motivasi dan memiliki inisiatif besar ketika mengikut proses belajar-mengajar.
3. Deep learning vs. surface learning

Pendekatan belajar deep learning kerap dikaitkan dengan metode serupa yang disebut surface learning. Surface learning sendiri merupakan pembelajaran statis dengan merujuk pada sebuah referensi. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, sebagaimana dipaparkan dalam publikasi "Deep Learning as Constructed in Mathematics Teachers’ Written Discourses".
Model pembelajaran deep learning fokus untuk menggabungkan pengetahuan ke sistem konseptual yang saling terkait. Sementara surface learning menuntut siswa untuk mempelajari materi pendidikan yang baru sebagai sesuatu yang terpisah dari pengalaman para pelajar.
Penerapan surface learning, memungkinkan pelajar untuk menghafal suatu materi tanpa memahami proses pengetahuan tersebut diciptakan. Selain itu, hafalan yang dilakukan oleh siswa tidak merefleksikan tujuan yang hendak dicapai.
Permasalahannya, siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami suatu konsep yang berbeda dengan apa yang mereka dapatkan dari buku pelajaran. Sebab, mereka melihat ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang statis dan diturunkan oleh pihak yang memiliki otoritas. Maka, akan terjadi kebingungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan pemahaman konseptual dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dengan deep learning yang mendorong pelajar untuk memahami pola dan prinsip-prinsip secara mendasar. Pendekatan pembelajaran deep learning akan memberi ruang evaluasi terhadap ide untuk menarik sebuah kesimpulan dengan mengaitkannya pada pengalaman yang dimiliki atau realitas yang dihadapi.
Belajar secara mendalam juga melibatkan dialog mengenai proses bagaimana pengetahuan tercipta, serta menguji logika suatu argumen secara kritis. Sebab, melalui proses belajar ini, murid akan merefleksikan pemahaman dan proses belajar secara personal.