Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Grit? Ini Arti, Manfaat, dan Cara Mengembangkannya

Ilustrasi orang dengan grit (pexel.com/olia danilevich)
Ilustrasi orang dengan grit (pexel.com/olia danilevich)
Intinya sih...
  • Istilah baru yang sedang populer adalah "grit" yang mengukur ketekunan dan semangat seseorang dalam mencapai tujuan jangka panjang.
  • Grit diakui sebagai faktor penting di dunia profesional dan makin sering dipakai dalam proses rekrutmen kerja.
  • Grit membantu kita bertahan, beradaptasi, dan memiliki mindset positif untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Istilah baru terus bermunculan dan makin sering jadi bahan obrolan sehari-hari. Salah satu yang sedang naik daun adalah "grit." Istilah ini gak cuma sekadar kata, tapi sering dipakai buat mengukur apakah seseorang cocok dengan pekerjaan, bahkan dengan pasangan.

Gak melulu soal bakat atau keberuntungan, grit bicara soal ketekunan, semangat, dan kegigihan menghadapi tantangan sampai tujuan tercapai. Gak heran, kalau istilah ini mulai nge-tren di kalangan profesional, pelajar, dan para motivator, jadi bahan diskusi menarik tentang apa sih yang sebenarnya dibutuhkan untuk sukses. Yuk, simak arti dan tipe-tipe nya di sini! 

1. Arti "grit" dan asal-usulnya

ilustrasi orang yang tekun mengerjakan apa saja (pexels.com/Karolina Kaboompics)
ilustrasi orang yang tekun mengerjakan apa saja (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Menurut kamus American Psychological Association, grit didefinisikan sebagai sifat kepribadian yang mencakup ketekunan dan semangat untuk mengejar tujuan jangka panjang. Sederhananya, grit menggambarkan seberapa gigih seseorang dalam menghadapi tantangan dan tetap maju hingga mencapai target.

Belakangan ini, istilah grit makin sering dipakai untuk menilai seberapa besar usaha seseorang, terutama dalam proses rekrutmen kerja. Dulu, IQ dianggap sebagai tolok ukur utama kecerdasan, tapi sekarang, ketabahan atau grit juga diakui sebagai faktor penting di dunia profesional.

“Grit adalah passion dan ketekunan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Grit berarti memiliki ketahanan mental. Grit itu bertahan untuk masa depanmu, hari demi hari, bukan cuma seminggu, bukan cuma sebulan, tapi bertahun-tahun, dan bekerja keras untuk mewujudkan masa depan itu. Grit itu menjalani hidup seperti sebuah maraton, bukan sprint," ungkap Angela Duckworth dalam sesi Ted Talk berjudul "Grit: The power of passion and perseverance" dilansir Ted

Bukunya yang berjudul "Grit: Why Passion and Resillience Are the Secrets to Success"  mengungkap bahwa grit bisa menjadi penanda seberapa kuat kualitas diri seseorang, seperti dikutip dari The South African College of Applied Psychology.

Meskipun begitu, Duckworth sendiri mengakui bahwa esensi dari grit sulit untuk didefinisikan secara gamblang. Namun, ia berhasil merumuskan lima karakteristik utama dari grit yang bisa membantu kita memahami konsep ini lebih dalam.

2. Manfaat grit dalam dunia kerja

Ilustrasi Kerja Keras (Freepik)
Ilustrasi Kerja Keras (Freepik)

Grit atau ketangguhan adalah kualitas penting yang bisa membantu kita bertahan dan terus maju, terutama di dunia kerja yang penuh tantangan. Memiliki grit berarti kita punya semangat juang yang tinggi, tidak mudah menyerah, dan tetap fokus pada tujuan meskipun ada hambatan.

Dikutip Psychology Today, manfaat grit dalam dunia kerja sangat besar, terutama untuk menghadapi situasi sulit atau proyek yang panjang. Berikut manfaat yang kamu dapatkan jika kamu berhasil mengembangkan grit:

  • Lebih gak gampang menyerah, meskipun keadaanmu sulit;
  • Lebih mudah beradaptasi dengan hal baru dan rintangan;
  • Berani melawan ketakutan dan hal-hal baru;
  • Berusaha bikin kamu lebih yakin sama kemampuan diri sendiri;
  • Punya mindset positif yang tumbuh dan berkembang;
  • Fokus dengan tujuan dan goal jangka panjang. 

3. Cara mengembangkan grit

ilustrasi kerja keras (pexels.com/Andrew Neel)
ilustrasi kerja keras (pexels.com/Andrew Neel)

Dalam sesi Ted Talk-nya, Duckworth menyatakan bahwa grit dapat dibentuk melalui pola pikir untuk terus berkembang. Dengan pemikiran yang terus berubah dan berkembang untuk merespons berbagai tantangan, setiap orang akan lebih mungkin untuk bertahan saat menghadapi kegagalan, karena mereka tidak menganggap bahwa kegagalan bersifat permanen. 

"Sampai sekarang, ide terbaik yang saya dengar tentang membangun grit pada anak-anak adalah konsep yang disebut "growth mindset" atau pola pikir berkembang. Ini adalah ide yang dikembangkan di Universitas Stanford oleh Carol Dweck, yang meyakini bahwa kemampuan untuk belajar itu tidak tetap, melainkan bisa berkembang seiring dengan usaha yang dilakukan," tuturnya. 

Dikutip Psychology Positive, berikut beberapa pola pikir yang bisa membantumu mengembangkan grit:

  • Kalau kamu bukan tipe yang terlalu sosial, cobalah untuk mulai membuat koneksi dengan orang lain. Hal ini bisa membantu kamu untuk lebih terbuka dan belajar mengatasi masalah dengan cara yang lebih positif.
  • Belajar mengontrol bagaimana kamu merespon peristiwa buruk dalam hidup itu penting. Jangan biarkan keadaan mengendalikan emosi kamu.
  • Mulai dengan langkah kecil yang bisa mendukung tujuan jangka panjang.
  • Saat dihadapkan pada situasi sulit, buatlah keputusan dengan tegas. Jangan ragu-ragu.
  • Hentikan pikiran negatif tentang diri sendiri. Percayalah, kamu lebih mengenal diri kamu daripada orang lain, dan kamu punya kecerdasan serta kekuatan untuk membuat keputusan yang tepat. Kamu pasti bisa menyelesaikan masalah yang datang.
  • Coba lihat hal atau pengalaman buruk dari perspektif hidup yang lebih panjang.
  • Berlatih berpikir optimis. Ini bukan berarti mengabaikan hal buruk, tapi lebih kepada mengakui hal-hal baik dan apa yang mungkin terjadi dalam hidup.

4. Hal-hal yang harus kamu hindari kalau ingin mengembangkan grit

Ilustrasi seseorang yang tekun dalam bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)
Ilustrasi seseorang yang tekun dalam bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Bukan cuma belajar untuk mengembangkan diri, kamu juga perlu tahu apa saja yang harus dihindari agar proses tersebut lebih efektif. Dikutip BetterUp, berikut hal-hal dan pola pikir yang harus dihindari kalau kamu ingin mengembangkan grit di dalam hidup:

1. Jangan hanya fokus untuk menang

"Menang" dalam arti ini bisa merujuk ke berbagai hal. Baik itu dapat posisi jabatan yang diinginkan atau juara satu dalam lomba, semua yang didapat dengan kerja keras pasti hasilnya manis. Tapi, kamu juga perlu ingat kalau ketahanan dan semangat jangka panjang juga perlu dikembangkan, jika hasil yang didapatkan gak sesuai dengan keinginan. 

2. Hindari fixed mindset 

Fixed mindset adalah kebalikan dari growth mindset, yang artinya kamu menganggap kalau kemampuanmu sudah hebat dan gak bisa berkembang. Biasanya, mindset ini hinggap di orang-orang berbakat yang sudah berpikir bahwa mereka bisa melewati rintangan tanpa usaha. 

3. Jangan terlalu mengandalkan imbalan

Penelitian menunjukkan, meskipun hadiah bisa efektif di awal, lama-lama itu gak terlalu berpengaruh. Coba deh, alih-alih kamu terlalu banyak memberikan imbalan ke diri sendiri, ada baiknya kamu mencoba untuk menghubungkan pencapaian skill dengan sesuatu yang lebih bermakna, yaitu tanggung jawab baru atau privilege. 

5. Jenis-jenis grit dan penjelasan singkat

ilustrasi seseorang yang tekun (pexels.com/Filipe Sabino)
ilustrasi seseorang yang tekun (pexels.com/Filipe Sabino)

Menurut Steven Kotler dalam bukunya "The Art of Impossible: A Peak Performance Primer", ia menemukan bahwa grit bisa dibagi menjadi enam jenis yang berbeda, yang masing-masing perlu dilatih secara terpisah dan dikuasai dengan baik.

Berikut ini ke-enam jenis grit, beserta penjelasan praktis yang bisa kamu lakukan untuk mengembangkannya sendiri.

  1. The Grit to Persevere (Grit untuk bertahan)
    Grit ini adalah kemampuan untuk terus berjuang mengejar tujuan besar meskipun menghadapi kesulitan yang melibatkan kemauan, pola pikir positif, dan hasrat yang kuat.
  2. The Grit to Control Your Thoughts (Grit untuk mengendalikan pikiran)
    Grit ini berarti bisa mengendalikan pikiran negatif agar kita bisa tetap fokus dan tidak mudah menyerah.
  3. The Grit to Control Your Thoughts (Grit untuk menguasai rasa takut)
    Grit ini membantu ketika kamu merasa takut menghadapi atau mencoba hal-hal baru. Semua orang merasa takut, tapi yang membedakan adalah bagaimana kita menghadapinya. 
  4. The Grit to Be Your Best When You’re at Your Worst (Grit untuk menjadi yang terbaik di kondisi buruk)
    Saat kondisi buruk, kamu tetap harus bisa tampil maksimal. Latihan di bawah tekanan membantu kamu mengembangkan jenis ini dan tetap tenang dan percaya diri saat menghadapi kesulitan.
  5. The Grit to Train Your Weaknesses (Grit untuk melatih kelemahan)
    Grit ini muncul saat kamu bisa fokus pada kekuatan, penting untuk juga melatih kelemahan agar bisa berkembang lebih maksimal.
  6. The Grit to Recover (Grit untuk pulih)
    Meskipun kita cenderung merasa cemas saat istirahat, pemulihan adalah bagian dari proses yang membantu kita kembali lebih kuat. Kemampuan ini juga termasuk ke dalam grit, lho!

Itu dia penjelasan mengenai istilah grit dan komponen di dalamnya. Semoga informasi di atas bisa membantumu untuk terus mengembangkan diri, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Hani Safanja
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us