Dalam dunia akademik di Indonesia, istilah Jurnal SINTA sering muncul sebagai salah satu acuan penting dalam penilaian karya ilmiah. Banyak mahasiswa, dosen, dan peneliti yang berlomba-lomba mempublikasikan penelitian mereka di jurnal yang terindeks SINTA karena dianggap lebih kredibel.
Namun tidak semua orang memahami apa itu jurnal SINTA dan bagaimana sistem penilaian ini bekerja dalam dunia publikasi ilmiah. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya di bawah ini.
Sebelum membahas apa itu jurnal SINTA, ada baiknya kamu tahu tentang SINTA itu sendiri. Mengutip laman Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti, SINTA merupakan singkatan dari Science and Technology Indeks, yakni untuk menilai kinerja jurnal berdasarkan standar akreditasi dan sitasi, dengan mengindeks seluruh jurnal nasional yang sudah diakreditasi oleh Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA).
Dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah, dijelaskan bahwa Jurnal Nasional dikatakan terakreditasi apabila proses akreditasi jurnal ilmiah dilakukan secara elektronik melalui jejaring teknologi informasi dan komunikasi. Dengan kata lain, semua jurnal yang diterbitkan harus tersedia dalam bentuk daring atau memiliki E-ISSN (ISSN daring) agar artikel dapat ditelusuri secara transparan, dan bisa diperiksa terutama terkait dengan plagiarisme agar tidak terjadi tumpang tindih pengembangan keilmuan, dan meningkatkan daya baca.
Masih mengacu Dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah, setiap jurnal nasional dinyatakan sebagai hasil akreditasi jurnal ilmiah yang memiliki tingkatannya. Berikut ini level atau tingkatan jurnal SINTA yang perlu kamu tahu.
Peringkat 1 (satu) dengan nilai (n), 85 (delapan puluh lima ≤ n ≤ 100 (seratus). Peringkat 1 dikenali juga sebagai Sinta-1 (S1), sebelumnya disebut terakreditasi A.
Peringkat 2 (dua) dengan nilai (n), 70 (tujuh puluh) ≤ n < 85 (delapan puluh lima). Peringkat 2 dikenali juga sebagai Sinta-2 (S2), sebelumnya disebut terakreditasi B.
Peringkat 3 (tiga) dengan nilai (n), 60 (enam puluh) ≤ n < 70 (tujuh puluh). Peringkat 3 dikenali juga sebagai Sinta-3 (S3).
Peringkat 4 (tiga) dengan nilai (n), 50 (lima puluh) ≤ n < 60 (enam puluh). Peringkat 4 dikenali juga sebagai Sinta-4 (S4).
Peringkat 5 (lima) dengan nilai (n), 40 (empat puluh) ≤ n < 50 (lima puluh). Peringkat 5 dikenali juga sebagai Sinta-5 (S5).
Peringkat 6 (enam) dengan nilai (n), 30 (tiga puluh) ≤ n < 40 (empat puluh). Peringkat 6 dikenali juga sebagai Sinta-6 (S6).
Melansir laman Ubhara Jaya Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, SINTA atau Science and Technology Index adalah sistem berbasis digital yang dikelola oleh Kemendikbud Ristek untuk menghimpun jurnal ilmiah nasional yang telah terakreditasi. Platform ini menyediakan informasi mengenai kualitas dan status akreditasi jurnal, sehingga memudahkan peneliti dalam menemukan publikasi yang resmi dan terpercaya.
Selain sebagai sumber referensi akademik, SINTA juga berfungsi menampilkan perkembangan reputasi jurnal di Indonesia. Sistem ini terhubung dengan database besar seperti Scopus dan Google Scholar, sehingga membantu pengguna melihat bagaimana posisi suatu jurnal dalam lingkup nasional hingga internasional.
Dengan memahami apa itu Jurnal SINTA, peneliti dapat menentukan target publikasi yang tepat sesuai dengan kualitas dan kebutuhan akademik mereka. Peringkat jurnal yang lebih baik tentu memberikan nilai tambah bagi pengembangan karier akademik, seperti kenaikan jabatan dan peningkatan angka kredit.