Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Kudeta? Ini Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi

pexels-setengah-lima-sore-1061582751-31914898.jpg
Ilustrasi kerusuhan (pexels.com/Photo by setengah lima sore)

Kudeta merupakan salah satu peristiwa politik yang mengejutkan dan seringkali mengguncang stabilitas suatu negara. Kudeta terjadi ketika sekelompok pihak, biasanya militer atau elit politik, mengambil alih kekuasaan secara paksa dari pemerintah yang sah.

Tindakan ini sering dilakukan secara tiba-tiba, tanpa persetujuan rakyat, dan sering kali disertai kekerasan atau tekanan militer. Lalu apa itu kudeta? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Apa itu kudeta?

ilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)
ilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kudeta adalah perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa. Istilah kudeta sendiri berasal dari bahasa Prancis, yakni "coup d’état" yang berarti pukulan terhadap negara.

Istilah ini pertama kali digunakan di Prancis pada abad ke-17. Arti kata kudeta dijelaskan sebagai pencabutan, perpindahan, atau pemindahan otoritas eksekutif dari pemerintah secara tiba-tiba, ilegal, dan dengan paksa.

2. Jenis-jenis kudeta

ilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)
ilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Mengutip buku Political Order in Changing Societis oleh Samuel P. Huntington, (1968), secara umum kudeta bisa dibagi menjadi tiga jenis. Untuk lebih jelasnya kamu bisa menyimak di bawah ini.

1. Kudeta militer

Dilakukan oleh kelompok bersenjata yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan yang sedang berkuasa. Mereka kemudian menghentikan atau menggulingkan pemerintahan sipil yang sah.

2. Kudeta sipil

Kudeta sipil terjadi ketika kelompok atau individu yang bukan bagian dari militer atau aparat keamanan tidak pusa dengan kinerja pemerintah dan mengambil alih pemerintahan. Hal ini bisa melibatkan partai politik, kelompok ekstrem, atau individu yang memiliki kekuatan politik atau dukungan yang signifikan.

3. Kudeta dalam lingkup regional

Kudeta regional terjadi ketika kelompok atau individu tertentu mencoba mengambil alih kendali dalam suatu wilayah atau kota tertentu.

3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kudeta

pexels-setengah-lima-sore-1061582751-31914898.jpg
Ilustrasi kerusuhan (pexels.com/Photo by setengah lima sore)

Kudeta tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang memungkinkan peristiwa tersebut terjadi. Ada sejumlah faktor utama yang sering menjadi penyebab atau memperbesar peluang terjadinya kudeta, di antaranya:

1. Ketidakstabilan politik

Ketegangan politik yang terus berlangsung, ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan, atau adanya konflik di kalangan elit penguasa dapat menciptakan situasi yang rawan. Ketika kestabilan politik melemah, peluang terjadinya kudeta pun meningkat.

2. Masalah sosial dan ekonomi

Ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, serta kondisi hidup masyarakat yang memburuk seringkali menjadi pemicu ketidakpuasan publik. Ketegangan yang muncul dari situasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan kudeta.

3. Lemahnya institusi negara

Ketika lembaga-lembaga negara tidak berfungsi dengan baik, minim pengawasan, atau terjerat korupsi, maka sistem pemerintahan menjadi rapuh. Kerapuhan ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin merebut kekuasaan secara paksa.

4. Keterlibatan militer

Militer yang memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan dapat menjadi aktor utama dalam kudeta. Jika mereka merasa memiliki legitimasi atau dukungan yang cukup, mereka bisa dengan mudah mengambil alih kekuasaan.

5. Campur tangan asing

Peran negara luar juga dapat memicu terjadinya kudeta. Bantuan berupa dukungan politik, dana, atau kekuatan militer dari negara lain bisa memperkuat kelompok yang ingin menjatuhkan pemerintahan yang sah.

Kudeta, meskipun terkadang muncul sebagai jawaban instan atas krisis politik, jarang menjadi solusi jangka panjang yang membawa kesejahteraan. Dampaknya terhadap demokrasi dan kestabilan negara bisa sangat besar, terutama jika kudeta mengakibatkan pemerintahan otoriter atau menimbulkan konflik berkepanjangan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us