Ilustrasi kerusuhan (pexels.com/Photo by setengah lima sore)
Kudeta tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang memungkinkan peristiwa tersebut terjadi. Ada sejumlah faktor utama yang sering menjadi penyebab atau memperbesar peluang terjadinya kudeta, di antaranya:
1. Ketidakstabilan politik
Ketegangan politik yang terus berlangsung, ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan, atau adanya konflik di kalangan elit penguasa dapat menciptakan situasi yang rawan. Ketika kestabilan politik melemah, peluang terjadinya kudeta pun meningkat.
2. Masalah sosial dan ekonomi
Ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, serta kondisi hidup masyarakat yang memburuk seringkali menjadi pemicu ketidakpuasan publik. Ketegangan yang muncul dari situasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan kudeta.
3. Lemahnya institusi negara
Ketika lembaga-lembaga negara tidak berfungsi dengan baik, minim pengawasan, atau terjerat korupsi, maka sistem pemerintahan menjadi rapuh. Kerapuhan ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin merebut kekuasaan secara paksa.
4. Keterlibatan militer
Militer yang memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan dapat menjadi aktor utama dalam kudeta. Jika mereka merasa memiliki legitimasi atau dukungan yang cukup, mereka bisa dengan mudah mengambil alih kekuasaan.
5. Campur tangan asing
Peran negara luar juga dapat memicu terjadinya kudeta. Bantuan berupa dukungan politik, dana, atau kekuatan militer dari negara lain bisa memperkuat kelompok yang ingin menjatuhkan pemerintahan yang sah.
Kudeta, meskipun terkadang muncul sebagai jawaban instan atas krisis politik, jarang menjadi solusi jangka panjang yang membawa kesejahteraan. Dampaknya terhadap demokrasi dan kestabilan negara bisa sangat besar, terutama jika kudeta mengakibatkan pemerintahan otoriter atau menimbulkan konflik berkepanjangan.