Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mahasiswa baru memilih SKS (freepik.com/pressfoto)

Apa itu SKS? Buat kamu yang baru memasuki dunia perkuliahan alias mahasiswa baru, pasti masih bingung jika mendengar istilah tersebut. Padahal, SKS merupakan salah satu komponen perkuliahan yang harus benar-benar kamu pahami, karena hal tersebut berkaitan tentang rencana studimu selama berkuliah.

Tapi gak usah panik. Karena kali ini IDN Times mau membahas tentang SKS, mulai dari pengertian, jumlah, fungsi, hingga durasi SKS. Nah, buat kamu yang masih bingung mengenai istilah SKS, wajib banget simak ulasan di bawah ini.

Apa itu SKS?

Ilustasi orang bingung (freepik.com/wayhomestudio)

Pada tahun 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, No. 3 tahun 2020 mendefinisikan Satuan Kredit Semester yang selanjutnya disebut SKS sebagai takaran waktu kegiatan belajar yang di bebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu Program Studi.

Berdasarkan Permendikbud di atas, dapat disimpulkan bahwa SKS atau yang juga dikenal dengan Satuan Kredit Semester adalah jumlah beban studi atau satuan waktu yang sudah ditentukan oleh pihak universitas untuk diambil oleh setiap mahasiswa dalam satu semester. Rata-rata universitas di Indonesia mengharuskan setiap mahasiswanya untuk mengambil minimal 2 SKS dan maksimal 24 SKS di setiap semester.

Selain menentukan jumlah SKS yang harus diambil di setiap semesternya, pihak universitas juga menentukan SKS di setiap mata kuliah yang mana jumlahnya tidak selalu sama. Misalnya mata kuliah yang di dalamnya tidak ada kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) atau kegiatan-kegiatan praktik lainnya, biasanya akan dikenai 2 SKS. Sedangkan, untuk mata kuliah inti atau mata kuliah yang memiliki kegiatan praktik di dalamnya, biasanya akan dikenai 3, 4, bahkan 6 SKS.

Kita ambil contoh dari mata kuliah di seputar jurusan bahasa dan sastra. Di jurusan tersebut, kelas-kelas teori yang tidak ada kegiatan praktik di dalamnya seperti agama Islam, bahasa Belanda, bahasa Indonesia, Lingustik, dan sebagainya akan dikenai jumlah minimal, yaitu hanya 2 SKS.

Berbeda dengan kelas-kelas dimana mahasiswa harus menerapkan teori yang mereka dapatkan di saat yang bersamaan, seperti mata kuliah writing, reading, listening, dan masih banyak lainnya, mata kuliah tersebut akan dikenai beban SKS sebesar 3 sampai 6 SKS. Bahkan, di jurusan Bahasa dan Sastra Jepang, terdapat satu mata kuliah yang dikenai beban sebesar 6 SKS, karena di mata kuliah tersebut mengharuskan mahasiswanya untuk praktik menulis huruf Jepang, mendengarkan topik-topik pilihan dalam bahasa Jepang, dan berbicara dalam bahasa Jepang.

Masih bingung? Tenang, mari kita simak ilustrasi singkat berikut ini.

Ani merupakan mahasiswa baru Bahasa dan Sastra Indonesia yang diharuskan untuk mengambil minimal 20 SKS di semester pertamanya. Berarti, di semester pertama Ani harus mengambil beberapa mata kuliah yang sudah disediakan hingga jumlahnya memenuhi minimal beban studinya, yaitu 20 SKS. Jika di semester tersebut Ani ingin mengambil mata kuliah teori yang jumlahnya hanya 2 SKS, maka di semester pertama Ani harus mengambil 10 mata kuliah agar memenuhi jumlah minimal SKS-nya.

Tujuan Penerapan SKS

Editorial Team

Tonton lebih seru di