Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Perbedaan Biksu, Bhante, dan Bhikku?

Biksu (unsplash.com/Shivam Dewan)
Biksu (unsplash.com/Shivam Dewan)
Intinya sih...
  • Sebutan untuk pemuka agama Buddha bisa berbeda, seperti biksu, bhante, dan bhikku.
  • Biksu digunakan oleh penganut aliran Buddha Mahayana, sedangkan bhikku digunakan oleh penganut aliran theravada.
  • Ritual Thudong para biksu melatih kesabaran dan memiliki nilai moral yang tinggi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hampir setiap orang menyebut biksu jika merujuk pada pemuka agama Buddha. Eits, ternyata masih ada beberapa sebutan untuk pemuka agama Buddha lainnya. Antara lain, Bhante dan Bhikku.

Lantas, apa perbedaan antara biksu, bhante dan bhikku? Untuk, lebih jelasnya ada pada artikel ini. Keep reading, guys!

1. Walau beda istilahnya, maknanya tetap sama

Biksu Buddha (buddhazine.com)
Biksu Buddha (buddhazine.com)

Biksu, Bhante dan bhikku hanya beda istilah kata saja. Maknanya, tetap sama kok yaitu, sama-sama pemuka agama Buddha laki-laki. Hanya tergantung aliran dan kebiasaan yang dianut saja. Tapi, panggilan Bhante bisa digunakan agar lebih akrab.

Di beberapa negara ada menggunakan beberapa panggilan yang berbeda. Antara lain, biksu digunakan bagi para penganut aliran Buddha Mahayana (aliran Shidarta Gautama) kebanyakan di Tiongkok, Jepang, Korea, Vietnam dan India.

Sedangkan, bhikku digunakan para penganut aliran theravada (aliran para bhikku di Sri Lanka yakni, Mahāvihāra, Abhayagiri Vihāra, dan Jetavana Vihāra). Lagipula, dalam dunia internasional sekalipun tidak ada aturan khusus mengenai panggilan untuk para pemuka agama Buddha.

2. Cerita dibalik ritual jalan kaki para Biksu

Candi Borobudur (unsplash.com/Eugenia Clara)
Candi Borobudur (unsplash.com/Eugenia Clara)

Setiap tahun, pasti ada kabar para Biksu berjalan kaki berpuluh hingga ratusan kilometer menuju lokasi utama untuk merayakan hari besar Waisak. Salah satunya para biksu dari negara seperti, Thailand berjalan kaki menuju Candi Borobudur, Indonesia.

Ternyata, hal ini merupakan bagian dari perjalanan spiritual para pemuka agama Buddha. Ketua Yayasan Pancaran Tridharma Ronny Hermawan mengatakan, bahwa ini merupakan thudong yakni, berjalan kaki berpuluh ribu kilometer. Selama, perjalanan para biksu akan tidur di wihara terdekat yang mereka singgahi. Tradisi ini sudah ada sejak Sang Buddha karena pada saat itu belum tersedia wihara dan alat transportasi.

Meski begitu untuk perjalanan antar negara tetap menggunakan pesawat. Cuma, hanya sampai bandara saja, setelah itu mereka tetap berjalan kaki.

3. Ritual Thudong melatih kesabaran para biksu

Biksu (kemenag.go.id)
Biksu (kemenag.go.id)

Ritual Thudong yang dijalankan oleh para pemuka agama Buddha ini juga memiliki nilai moral, terutama, melatih kesabaran. Para biksu dituntut untuk selalu sabar di tengah lelahnya menempuh perjalanan yang sangat jauh. Bahkan, para biksu hanya makan satu kali sehari dan minum sekadarnya.

Tak hanya itu saja, kesabaran para biksu ini juga diuji terkait dengan reaksi dan pandangan negatif terhadap apa yang mereka jalankan. Salah satunya, ada yang usil mengatakan dengan sebutan "botak". Hal ini sempat membuat para netizen marah, termasuk, para biksu yang menyadari hal tersebut.

Gimana, jadi nambah pengetahuan seputar agama Buddha kan? 

Penulis: Amanda Rayta Putri

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sierra Citra
Pinka Wima Wima
3+
Sierra Citra
EditorSierra Citra
Follow Us