5 Plus Minus Mengajarkan Anak Dua Bahasa 

Ajari mereka bahasa kedua di usia yang tepat

Dewasa ini, gak sedikit orang tua yang ingin mengajarkan dua bahasa kepada anak-anaknya. Mungkin karena background orang tua yang berasal dari dua negara berbeda, misalnya. Selain itu, dua bahasa jadi sarana untuk membantu meningkatkan kompetensi mereka.

Tidak ada salahnya mengajarkan anak dua bahasa. Sebab, anak bilingual tentunya memiliki kelebihan tersendiri. Meskipun demikian, setiap hal pasti juga ada plus minusnya, kan. Berikut ini lima plus minus mengajarkan dua bahasa kepada anak!

1. Membantu anak lebih open minded 

5 Plus Minus Mengajarkan Anak Dua Bahasa ilustrasi anak open minded (Pexels.com/ Zaid Isaac)

Sikap open minded atau berpikir secara terbuka tentunya sangat penting dimiliki setiap anak. Sebab, dengan berpikiran terbuka mereka akan mudah berempati dan terhindar dari konflik teman sebaya, serta orang-orang sekitar. Nah, ternyata, mengajarkan dua bahasa kepada anak bisa membantu mereka lebih open minded.

Dilansir Pinkvilla, anak-anak multilingual lebih adaptif dan berpikiran terbuka karena kamu telah mengekspos mereka pada berbagai toleransi. Selain itu, mereka lebih toleran dan memahami orang lain, yang menghasilkan belas kasih dan empati.

Sedangkan dilansir Parents, Oren Boxer, Ph.D., neuropsikolog dan penasihat di BumoBrain, sebuah platform yang mendukung orang tua yang mencari pilihan selain dari sekolah tradisional, menyebut anak-anak yang dibesarkan dengan setidaknya dua bahasa telah ditemukan memiliki pemahaman sosial yang lebih besar. Tentunya hal tersebut sangat bermanfaat, ya. Mengingat pemahaman sosial sejak dini akan berpengaruh hingga mereka dewasa.

 2. Meningkatkan fungsi otak

5 Plus Minus Mengajarkan Anak Dua Bahasa ilustrasi dua anak membaca ( Pexels.com/ Victoria Borodinova)

Setiap orang tua pastinya juga menginginkan agar buah hatinya tumbuh dengan sehat dan cerdas. Untuk menunjang hal tersebut banyak hal dilakukan, salah satunya yaitu dengan memberikan makanan bergizi kepada anak. Namun bukan hanya itu saja, mengajarkan dua bahasa juga dapat meningkatkan fungsi otak mereka.

Menurut Kristen Denzer, CEO dan pendiri Tierra Encantada program pendidikan bahasa Spanyol yang dilansir Parents, menjadi bilingual baik untuk perkembangan otak anak. Mereka lebih baik dalam perencanaan, pemecahan masalah, konsentrasi, dan multitasking.

Baca Juga: 5 Plus Minus Tinggal di Rumah Saudara saat Kerja Merantau

3. Lebih unggul secara akademis 

dm-player
5 Plus Minus Mengajarkan Anak Dua Bahasa ilustrasi anak sekolah (Pexels.com/ Katerina Holmes)

Selain empati, setiap orang tua tentu juga mengharapkan anaknya memiliki kemampuan akademik yang baik, kan. Sebab, dengan prestasi akademik tersebut, mereka juga bisa mengikuti proses pembelajaran lebih cepat. Nah, mengajarkan anak dua bahasa juga bisa membantu mereka lebih unggul secara akademis.

Dilansir Parents, Kristen Denzer, CEO dan pendiri Tierra Encantada program pendidikan bahasa Spanyol, menyebut anak-anak bilingual mungkin juga memiliki keunggulan di sekolah, termasuk dengan literasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika seorang anak belajar bahasa kedua, mereka menunjukkan kemajuan yang dipercepat ketika belajar membaca dibandingkan dengan rekan-rekan satu bahasa.

 4. Anak menjadi lambat belajar bahasa

5 Plus Minus Mengajarkan Anak Dua Bahasa ilustrasi anak murung (Pexels.com/ Kindel Media)

Meskipun anak bilingual memiliki banyak kelebihan, namun tetap saja ada kelemahannya. Salah satunya yaitu jadi lebih lambat belajar bahasa. Hal ini karena mereka membutuhkan waktu berbeda-beda untuk menguasai dua bahasa sekaligus, dibanding mereka yang hanya mempelajari satu bahasa saja.

Misalnya, jika anak yang mempelajari satu bahasa mampu menguasai 30 kosa kata baru bahasa Indonesia setiap bulan. Sedikit berbeda dengan anak bilingual, yang mungkin hanya bisa menguasai 15 kosa kata baru bahasa Indonesia dan 15 kosa kosa kata untuk bahasa lainnya. Maka dari itu, akan lebih baik mengajarkan bahasa kedua ketika mereka sudah lancar bahasa pertama, ya.

5. Bahasanya jadi tercampur

5 Plus Minus Mengajarkan Anak Dua Bahasa ilustrasi anak berbisik (Pexels.com/ Ron Lach)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, menguasai dua bahasa sekaligus membutuhkan proses yang lebih panjang. Hal ini juga menyebabkan kefasihan mereka akan kedua bahasa tersebut juga belum sempurna. Sehingga, bahasa yang mereka gunakan juga bisa tercampur-campur.

Memang, lama-kelamaan kemampuan mereka juga lebih baik. Namun, ketika bahasanya tercampur, ini bisa mempengaruhi cara berpikir mereka. Maksudnya, beban kognitif pada pusat bahasa mereka akan bertambah, sehingga bisa membebani atau bahkan bingung untuk berkomunikasi.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, sekali lagi mungkin orang tua bisa mengajarkan anak bahasa kedua ketika ia memang sudah fasih bahasa pertama. Misalnya, ketika anak sudah berusia lebih dari lima tahun atau lebih. Selain itu, bantu mereka untuk belajar dan mengoreksi setiap kata-kata yang diucapkan, ya.

Intinya, mengajarkan anak dua bahasa sangat baik dan memang penting. Sebab, ini bisa melatih kemampuan sosial hingga meningkatkan kemampuan otak. Meskipun begitu, pastikan mereka mendapatkan pembelajaran tersebut di usia yang tepat sesuai kemampuan anak dan tanpa tekanan, ya.

Baca Juga: 5 Plus Minus Jadi Penulis, Kerjanya Simpel tapi Butuh Komitmen!

Aprilia Nurul Aini Photo Verified Writer Aprilia Nurul Aini

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya