Biografi Soenario Sastrowardoyo dan Kontribusinya dalam Sumpah Pemuda

- Soenario Sastrowardoyo, tokoh pergerakan nasional dan pelopor kemerdekaan
- Lahir di Madiun pada 28 Agustus 1902, ia aktif dalam pendidikan dan organisasi kepemudaan
- Berkarier sebagai pengacara, politikus, guru besar, serta berperan dalam perumusan Sumpah Pemuda
Soenario Sastrowardoyo merupakan seorang tokoh yang aktif dalam organisasi kepemudaan dan pergerakan nasional. Ia dikenal juga sebagai pemikir serta pelopor yang menginspirasi generasi muda untuk bersatu dalam cita-cita kemerdekaan.
Melalui keterlibatannya dalam Sumpah Pemuda, ia berperan penting dalam meneguhkan komitmen persatuan dan kesatuan di antara pemuda Indonesia. Berikut adalah biografi Soenario Sastrowardoyo serta perannya dalam Sumpah Pemuda. Yuk, simak sampai habis!
1. Biografi Soenario Sastrowardoyo

Soenario Sastrowardoyo lahir di Madiun pada 28 Agustus 1902. Ia merupakan anak dari pasangan Sutejo Sastrowardoyo, seorang Wedana di Uteran Geger. Soenario menyelesaikan pendidikan TK di Frobelschool di Madiun pada 1908-1909, lalu melanjutkannya ke ELS (Europeesche Lagere School) di tahun 1909-1916, dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Madiun pada 1917. Ia juga mengenyam pendidikan di sekolah hukum setingkat SMK Rechschool selama 6 tahun.
Selain berfokus pada pendidikan di bidang prinsip hukum dan bahasa Prancis, Soenario juga ikut berpartisipasi dalam sebuah organisasi kepemudaan yang bernama Jong Java. Lewat organisasi tersebut, Soenario akhirnya punya kesempatan mengenyam pendidikan di Universitas Leiden belanda hingga kemudian melanjutkannya ke jenjang doktoral dan mendapat gelar Mr. atau Master in Rechten.
Selama berkuliah di Belanda, Soenario menjadi anggota Perhimpunan Indonesia. Lalu, pada 1924, Indische Veeerniging berganti nama menjadi Indonesisiche atau Perhimpoenan Indonesia. Di sana, Soenario bertemu dengan pelajar lain, seperti Ahmad Subardjo, Sutomo, Herman Karstowisatro, Iwa Koesoema Soemantri, serta Nadzir Pamuntjak.
2. Perjalanan karier

Perjalanan karier Soenario dimulai sejak tahun 1926, setelah berhasil menyelesaikan pendidikannya di Leiden. Ia kembali ke Indonesia dan aktif sebagai pengacara yang membantu rakyat. Soenario punya prinsip kuat tak ingin bekerja sama dengan pemerintah kolonial.
Kemudian di tahun 1927, ia bersama sahabat-sahabatnya membentuk partai politik yang diberi nama Partai Nasional Indonesia. Anggota-anggotanya antara lain; Sukarno, Cipto Mangunkusumo, raden Mas Sartono, dan Iskak Cokrodisuryo.
Tak hanya itu, Soenario juga berkontribusi dalam perumusan Manifesto Politik yang dirilis oleh Perhimpunan Indonesia dari Belanda. Manifesto Politik 1925 ini berisikan prinsip-prinsip perjuangan yang meliputi, unity (persatuan), equality (kesetaraan), serta liberty (kemerdekaan).
Selain itu, ia menjadi pemimpin Indonesische Nationale Padvindery Organisatio (INPO), organisasi kepanduan yang berpusat di Batavia atau Jakarta. Lalu di tahun 1953-1955, Soenario menjabat sebagai Menteri Luar Negeri bersamaan dengan jabatannya sebagai Ketua Delegasi RI dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955. Saat menjabat menjadi Menlu (Menteri Luar Negeri), Soenario menandatangani perjanjian tentang Dwi Kewarganegaraan Etnis Cina dengan Chou En Lai.
Kemudian, Soenario juga pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Inggris periode 1956-1961. Hingga di tahun 1960-1972, ia akhirnya diangkat menjadi guru besar politik dan hukum internasional, serta rektor Universitas Diponegero, IAIN Al-Jami'ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah.
3. Perannya dalam Sumpah Pemuda

Berkaca dari sepak terjangnya, Soenario merupakan gambaran dari sosok pemuda yang gigih dan pekerja keras dalam mengusahakan persatuan bangsa. Hal tersebut mencerminkan para pemimpin bangsa secara aktif bergerak dalam bidang politik.
Soenario ikut andil dalam perumusan Sumpah Pemuda. Ia adalah salah satu orang di balik terselenggaranya Kongres Pemuda 2. Kala itu, ia yang bertanggung jawab dalam meminta izin pemerintah Belanda agar diperbolehkan menyelenggarakan acara resmi berupa kerapatan besar pemuda.
Perannya dalam Sumpah Pemuda berkaitan dengan gagasan. Soenario menjabat sebagai penasihat panitia penyelenggara. Ia diberikan waktu khusus untuk berpidato dan menyampaikan gagasannya tentang persatuan, kesatuan, dan kemerdekaan yang sebelumnya telah terejawantahkan dalam Manifesto Politik 1925. Gagasan tersebut ia utarakan secara langsung lewat pidato yang berjudul "Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia".
Itu dia biografi Soenario Sastrowardoyo dan perannya dalam Sumpah Pemuda. Semoga bisa menambah wawasanmu, ya!