Ilustrasi Siswa SMP. (IDN Times/Siti Umaiyah)
Hari pertama MPLS di SMP baruku rasanya campur aduk. Aku datang lebih pagi dari biasanya, dengan seragam baru yang masih kaku dan sepatu yang belum sepenuhnya nyaman. Halaman sekolah sudah dipenuhi wajah-wajah asing, dan jujur saja, aku deg-degan. Kami dikumpulkan di lapangan, berbaris rapi, dan mulai mengikuti serangkaian kegiatan dari para kakak OSIS yang penuh semangat. Rasanya capek banget, panas, berdiri lama, ditambah harus menjawab berbagai pertanyaan dan hafalan yel-yel. Tapi anehnya, aku juga merasa excited.
Di sela-sela kegiatan, aku mulai kenalan dengan teman sebangku, namanya Irene. Awalnya cuma saling senyum canggung, tapi lama-lama ngobrol terus, apalagi saat istirahat kami sama-sama ke kantin dan ngobrolin betapa lucunya salah satu kakak OSIS yang terlalu heboh saat demo ekskul. Hari kedua, kami sudah lebih akrab. Aku mulai merasa nyaman, lebih rileks ikut kegiatannya. Bahkan, mulai menikmati sesi pengenalan guru dan kelas, apalagi saat diajak keliling sekolah dan tahu lokasi perpustakaan serta kantin, dua tempat yang langsung masuk daftar favoritku.
Hari terakhir MPLS jadi penutup yang bikin haru. Di akhir acara, kami diminta membuat surat untuk diri sendiri yang akan dibuka saat lulus nanti. Saat menulis, aku teringat momen-momen kecil selama tiga hari ini, dari rasa gugup, capek, sampai tertawa bareng teman baru. Ternyata, walau lelah dan sempat ingin cepat pulang, MPLS justru membuka banyak pintu untuk mengenal orang baru dan sekolah ini lebih dalam.
Sekarang, tiap lihat fotoku pas MPLS, aku senyum-senyum sendiri. Capek sih, tapi benar-benar jadi pengalaman awal yang penuh kenangan. Dan kalau ditanya, mau ngulang lagi gak? Jawabannya: mungkin iya, tapi jangan suruh berdiri lama-lama lagi ya!
Itu dia beberapa contoh cerita MPLS SMP yang bisa kamu jadikan referensi sebagai tugas. Semoga bisa membantumu, ya!