Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi siswa SMP (IDN Times/Sukma Sakti)

Intinya sih...

  • Pengalaman baru di MPLS SMP

  • Momen gugup di hari pertama berubah menjadi hangat saat menyanyikan yel-yel sekolah. Pengenalan ekstrakurikuler membuka mata akan kegiatan menarik.

  • Cerita MPLS dan teman baru

  • Perkenalan dengan teman baru dan kegiatan kelompok membuka pintu pertemanan yang tidak pernah terduga. Membuat lebih percaya diri untuk bersosialisasi.

  • Mengenal dunia baru lewat MPLS SMP

  • SMP bukan hanya soal pelajaran, tapi juga tentang sistem pergantian kelas, tugas piket harian, dan ekstrakurikuler wajib. Membuka jendela baru menuju masa depan.

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan salah satu momen yang paling berkesan bagi para siswa baru di tingkat SMP. Selain menjadi ajang perkenalan dengan teman-teman dan guru, MPLS juga menghadirkan berbagai pengalaman seru yang layak untuk diceritakan kembali. Tak heran jika banyak tugas sekolah yang meminta siswa menuliskan pengalaman mereka selama mengikuti MPLS.

Untuk kamu yang sedang mencari inspirasi atau referensi, berikut ini lima contoh cerita tentang MPLS SMP yang bisa kamu jadikan bahan tugas. Cerita-cerita ini mengangkat beragam suasana, mulai dari rasa gugup di hari pertama, kegiatan seru bersama kakak OSIS, hingga momen lucu yang tak terlupakan. Cocok untuk membantumu menuangkan pengalaman dengan cara yang lebih menarik!

1. Pengalaman Baru di MPLS SMP

ilustrasi siswa SMP (unsplash.com/Ed Us)

Hari pertama MPLS adalah momen yang paling aku ingat sampai sekarang. Aku datang dengan seragam putih biru yang masih terasa asing di badan. Ransel berat di punggung dan wajah-wajah baru di sekitar membuatku sedikit gugup. Tapi semua berubah saat kami dikumpulkan di lapangan dan diajak menyanyikan yel-yel sekolah. Suasananya langsung hangat.

Aku merasa seperti pelan-pelan diterima di lingkungan baru ini. Yang paling berkesan adalah sesi pengenalan ekstrakurikuler. Ternyata ada begitu banyak kegiatan menarik yang belum pernah aku temui sebelumnya, seperti jurnalis sekolah dan klub bahasa Jepang. Dari situlah aku sadar, SMP bukan hanya soal belajar, tapi juga soal menemukan versi diri yang lebih luas.

2. Cerita MPLS dan Teman Baru

Ilustrasi siswa SMP (IDN Times/Riyanto)

Saat hari pertama MPLS dimulai, aku tak mengenal siapa pun. Semua tampak sibuk mencari tempat duduk, dan aku kebetulan duduk di sebelah seorang anak laki-laki bernama Dino. Awalnya kami hanya saling tersenyum kaku, tapi saat kakak OSIS memulai sesi perkenalan kelompok, kami dipasangkan dan diminta bekerja sama dalam sebuah permainan tebak gambar. Saat itulah percakapan mulai mengalir. Ternyata kami punya hobi yang sama, yaitu menggambar dan bermain game.

Hari kedua, aku dan Dino sengaja memilih duduk berdekatan lagi. Kami mulai lebih aktif dalam kegiatan kelompok, mulai dari membuat yel-yel hingga menyusun tugas mading. Di luar ekspektasi, aku bahkan mulai didekati oleh teman-teman lain di kelompok. Salah satunya, Mark, anak yang suka bercerita dan pandai menyanyi. Bersama mereka, hari-hari MPLS jadi jauh lebih seru.

MPLS yang awalnya kupikir akan membosankan, ternyata justru membuka pintu pertemanan yang tidak pernah kuduga. Aku jadi lebih percaya diri untuk bersosialisasi dan merasa lebih siap menghadapi hari-hari sekolah yang akan datang. Dari pengalaman itu, aku belajar bahwa teman bisa datang dari momen yang sederhana, asal kita berani membuka diri.

3. Mengenal Dunia Baru Lewat MPLS SMP

ilustrasi siswa SMP (pexels.com/Max Fischer)

Saat masih SD, aku pikir SMP hanya akan jadi kelanjutan sekolah biasa dengan pelajaran yang sedikit lebih sulit. Namun begitu MPLS dimulai, semua persepsi itu berubah. Kami diajak berkeliling sekolah, mengenal guru-guru baru, dan belajar tentang berbagai sistem yang belum pernah aku temui sebelumnya. Contohnya seperti sistem pergantian kelas, tugas piket harian, dan ekstrakurikuler wajib. Semua itu terasa seperti masuk ke dunia yang benar-benar berbeda.

Kegiatan favoritku adalah saat kami masuk ke laboratorium IPA. Di sana, guru menjelaskan tentang praktik sains yang akan kami lakukan, termasuk mengamati reaksi kimia dan melihat hasil eksperimen sendiri. Saat itu aku merasa sangat antusias, dan sudah membayangkan betapa menariknya pelajaran ke depan. Belum lagi ketika kami masuk ke ruang musik dan disambut dengan alunan piano dari kakak kelas. Rasanya seperti sedang ada di film.

Selain mengenalkan fasilitas, para kakak OSIS juga sering memberi motivasi tentang pentingnya menjaga semangat belajar dan membangun relasi yang sehat. Mereka banyak bercerita tentang pengalaman pribadi yang membuat kami merasa lebih siap. Melalui MPLS ini, aku merasa seperti dibukakan jendela baru menuju masa depan, yang lebih luas, lebih berwarna, dan penuh kesempatan.

4. Pengalaman Menyenangkan Sekaligus Menegangkan saat MPLS SMP

Ilustrasi siswa SMP (pexels.com/Kobe -)

Sebelum MPLS dimulai, aku sudah banyak dengar cerita dari kakakku. Katanya, MPLS itu menegangkan. Ada yang bilang kakak OSIS-nya galak, ada juga yang cerita tentang tugas-tugas aneh yang harus dibawa. Jadi, saat datang ke sekolah hari pertama, aku penuh rasa khawatir. Namun semua kekhawatiran itu pelan-pelan sirna setelah acara pembukaan dimulai. Ternyata, kakak OSIS-nya justru ramah dan sangat membantu.

Salah satu kegiatan yang paling mendebarkan adalah 'misi rahasia' antar kelompok. Kami harus menyelesaikan beberapa tantangan seperti membuat puisi, menebak nama-nama guru dari foto, dan memainkan permainan logika. Suasana kompetitifnya seru, tapi tetap menyenangkan. Kami jadi cepat akrab satu sama lain. Ada satu momen lucu saat kelompokku salah menyebut nama kepala sekolah, semua langsung tertawa, termasuk guru-gurunya!

Di sela kegiatan, kami juga punya sesi sharing dengan alumni yang memberikan semangat dan tips menjalani masa SMP. Mereka bilang, SMP itu bukan cuma soal pelajaran, tapi juga soal menemukan jati diri. Aku merasa sangat tercerahkan. MPLS yang awalnya kupikir hanya akan jadi rutinitas membosankan, justru menjadi pengalaman yang tidak akan aku lupakan.

5. MPLS itu Capek, tapi Seru dan Penuh Kenangan!

Ilustrasi Siswa SMP. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Hari pertama MPLS di SMP baruku rasanya campur aduk. Aku datang lebih pagi dari biasanya, dengan seragam baru yang masih kaku dan sepatu yang belum sepenuhnya nyaman. Halaman sekolah sudah dipenuhi wajah-wajah asing, dan jujur saja, aku deg-degan. Kami dikumpulkan di lapangan, berbaris rapi, dan mulai mengikuti serangkaian kegiatan dari para kakak OSIS yang penuh semangat. Rasanya capek banget, panas, berdiri lama, ditambah harus menjawab berbagai pertanyaan dan hafalan yel-yel. Tapi anehnya, aku juga merasa excited.

Di sela-sela kegiatan, aku mulai kenalan dengan teman sebangku, namanya Irene. Awalnya cuma saling senyum canggung, tapi lama-lama ngobrol terus, apalagi saat istirahat kami sama-sama ke kantin dan ngobrolin betapa lucunya salah satu kakak OSIS yang terlalu heboh saat demo ekskul. Hari kedua, kami sudah lebih akrab. Aku mulai merasa nyaman, lebih rileks ikut kegiatannya. Bahkan, mulai menikmati sesi pengenalan guru dan kelas, apalagi saat diajak keliling sekolah dan tahu lokasi perpustakaan serta kantin, dua tempat yang langsung masuk daftar favoritku.

Hari terakhir MPLS jadi penutup yang bikin haru. Di akhir acara, kami diminta membuat surat untuk diri sendiri yang akan dibuka saat lulus nanti. Saat menulis, aku teringat momen-momen kecil selama tiga hari ini, dari rasa gugup, capek, sampai tertawa bareng teman baru. Ternyata, walau lelah dan sempat ingin cepat pulang, MPLS justru membuka banyak pintu untuk mengenal orang baru dan sekolah ini lebih dalam.

Sekarang, tiap lihat fotoku pas MPLS, aku senyum-senyum sendiri. Capek sih, tapi benar-benar jadi pengalaman awal yang penuh kenangan. Dan kalau ditanya, mau ngulang lagi gak? Jawabannya: mungkin iya, tapi jangan suruh berdiri lama-lama lagi ya!

Itu dia beberapa contoh cerita MPLS SMP yang bisa kamu jadikan referensi sebagai tugas. Semoga bisa membantumu, ya!

Editorial Team