ilustrasi guru di depan kelas (pexels.com/nappy)
Perkenalkan, saya Mark, siswa SMA Bandung. Saya adalah anak laki-laki yang lahir dari seorang ibu yang bekerja sebagai guru. Melihat dedikasi yang selalu ibu saya berikan kepada muridnya, menjadikan saya sadar bahwa pendidikan adalah pilar utama dalam membuat bangsa yang lebih cerdas dan maju.
Bagi saya, guru adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang mampu membentuk masa depan melalui ilmu, kasih sayang, dan keteladanan. Cita-cita itu bukan sekadar keinginan masa kecil, tetapi tumbuh menjadi panggilan hati yang ingin saya perjuangkan.
Saya tumbuh di lingkungan yang cukup sederhana, di mana tidak semua anak bisa menikmati pendidikan yang layak. Beberapa teman saya harus putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Dari situ saya belajar bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk mengubah nasib seseorang. Itulah alasan saya terus berusaha meraih prestasi, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi agar suatu saat nanti saya bisa menjadi bagian dari solusi: menjadi guru yang mampu menginspirasi dan membuka peluang bagi anak-anak Indonesia.
Selama sekolah, saya aktif dalam kegiatan OSIS, menjadi tutor sebaya, dan beberapa kali meraih juara dalam lomba pidato serta karya tulis ilmiah. Saya juga menjadi relawan mengajar di komunitas belajar gratis untuk anak-anak di sekitar tempat tinggal saya. Pengalaman itu semakin menguatkan keinginan saya untuk menjadi seorang pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan memberi semangat bagi generasi muda.
Jika diberi kesempatan mendapatkan beasiswa ini, saya akan memilih Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Saya memilih jurusan ini karena percaya bahwa bahasa adalah jembatan ilmu dan alat utama komunikasi dalam proses belajar-mengajar. Saya ingin menjadi guru Bahasa Indonesia yang mampu membangkitkan kecintaan siswa terhadap bahasa, sastra, dan literasi—yang pada akhirnya membentuk mereka menjadi generasi berpikir kritis dan berbudaya.
Saya tahu jalan untuk menjadi pendidik yang baik tidak mudah. Tapi saya percaya, dengan semangat belajar yang tinggi, dedikasi, dan dukungan dari program beasiswa ini, saya bisa mempersiapkan diri menjadi guru yang bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga hangat secara emosional dan tangguh dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan.
Menjadi guru bukan hanya soal mengajar di kelas, tetapi juga tentang menanam harapan dan menyiraminya dengan kasih sayang, agar kelak tumbuh menjadi masa depan yang cerah bagi banyak orang. Dan saya siap untuk menjalani peran mulia itu.
Itu dia beberapa contoh esai beasiswa yang bisa kamu jadikan referensi. Semoga bisa menginspirasi!