Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menulis (pexels.com/Sam Lion)

Intinya sih...

  • Mendapatkan beasiswa merupakan impian banyak pelajar dan mahasiswa karena meringankan biaya pendidikan serta pengakuan atas prestasi dan potensi.
  • Menulis esai beasiswa bukan sekadar rangkaian kata, melainkan cerminan dari kepribadian, cita-cita, serta komitmen pelamar terhadap pendidikan dan masa depan.
  • Langkah pertama dalam membuat esai beasiswa adalah menentukan tema, membuat kerangka atau outline yang berisi poin-poin penting dalam esai, kemudian menulis intro, isi esai, dan kesimpulan.

Mendapatkan beasiswa adalah salah satu impian banyak pelajar dan mahasiswa karena gak hanya bisa meringankan beban biaya pendidikan, tetapi juga menjadi bentuk pengakuan atas prestasi dan potensi seseorang. Namun, salah satu tantangan utama dalam proses pendaftaran beasiswa adalah menulis esai yang kuat dan meyakinkan. 

Esai beasiswa bukan sekadar rangkaian kata, melainkan cerminan dari kepribadian, cita-cita, serta komitmen pelamar terhadap pendidikan dan masa depan. Langkah pertama dalam membuat esai beasiswa adalah menentukan tema.

Pada bagian ini, kamu bisa menuliskan kepribadian serta masalah yang pernah dihadapi dalam hidup yang kemudian menjadi titik balik di mana kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Pilih salah satu permasalahan yang ingin disorot untuk dijadikan tema dalam esai.

Selanjutnya, buat kerangka atau outline yang berisi poin-poin penting dalam esai. Kemudian, buat intro atau pembukaan yang berisi tentang jurusan yang dipilih jika lolos pada program beasiswa tersebut. Lanjutkan dengan menulis isi esai dan kesimpulan dari hal-hal yang sudah dipaparkan dalam esai.

Berikut ada beberapa contoh esai yang bisa kamu jadikan referensi. Yuk, simak sampai habis!

1. Contoh esai beasiswa I: Menjadi Cahaya dalam Kegelapan Melalui Pendidikan

ilustrasi pelajar sedang merakit (pexels.com/cottonbro studio)

Nama saya Kim Jungwoo. Sejak kecil saya percaya bahwa pendidikan adalah jalan terbaik untuk mengubah nasib dan menciptakan masa depan yang lebih baik, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Lahir dan tumbuh di keluarga sederhana, saya menyaksikan bagaimana kedua orangtua saya bekerja keras demi memastikan saya bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Semangat merekalah yang memotivasi saya untuk selalu berusaha maksimal demi menjadi yang terbaik.

Selama duduk di bangku SMA, saya aktif mengikuti berbagai kompetisi akademik, seperti Olimpiade Sains Nasional bidang Fisika dan berhasil meraih medali perak di tingkat provinsi. Selain itu, saya juga terlibat sebagai ketua tim debat sekolah dan memenangkan beberapa kejuaraan tingkat kota. Prestasi ini bukan semata-mata hasil kerja keras pribadi, tetapi juga berkat dukungan guru-guru dan teman-teman yang selalu memberikan semangat.

Jika saya diberikan kesempatan untuk lolos dalam program beasiswa ini, saya berencana memilih Jurusan Teknik Elektro di Universitas Indonesia. Ketertarikan saya terhadap dunia kelistrikan dan teknologi sudah tumbuh sejak saya membuat alat penyiram tanaman otomatis sebagai proyek sains di sekolah. Saya yakin, dengan pendidikan di bidang Teknik Elektro, saya dapat berkontribusi dalam menciptakan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah pelosok yang masih mengalami keterbatasan akses listrik dan teknologi.

Saya menyadari bahwa perjalanan menuju impian tidak selalu mudah. Namun, saya percaya dengan semangat, kerja keras, dan kesempatan yang tepat, saya bisa mewujudkan cita-cita tersebut. Beasiswa ini akan menjadi pintu gerbang bagi saya untuk melanjutkan pendidikan tinggi tanpa membebani orang tua, sekaligus menjadi wujud nyata dari perjuangan saya selama ini.

Saya berharap, melalui program beasiswa ini, saya tidak hanya bisa tumbuh menjadi pribadi yang unggul secara akademik, tetapi juga bisa menjadi bagian dari generasi muda yang membawa perubahan positif bagi Indonesia.

2. Contoh esai beasiswa II: Menjadi Suara Bagi Mereka yang Tak Terdengar

ilustrasi jurnalis (pexels.com/cottonbro studio)

Nama Saya Joshua, lahir dan besar di sebuah desa di kabupaten Cianjur. Sejak kecil orangtua saya selalu bercerita mengenai kisah-kisah menarik seputar sejarah yang membuat saya memiliki ketertarikan tinggi terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan tempat tinggal saya, mengamati dunia melalui surat kabar yang selalu dibaca oleh orangtua saya setiap pagi.

Sejak saya mulai memahami dunia lewat tulisan, saya sadar bahwa informasi memiliki kekuatan luar biasa. Satu berita bisa membuka mata, menggugah hati, bahkan menggerakkan perubahan. Dari situlah tumbuh cita-cita saya: menjadi seorang jurnalis yang tidak hanya melaporkan fakta, tetapi juga memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan suara mereka yang kerap tak terdengar.

Saya adalah siswa aktif yang gemar menulis dan mengikuti berbagai kegiatan jurnalistik di sekolah. Sejak kelas X, saya menjadi anggota ekstrakurikuler majalah dinding dan kemudian dipercaya sebagai pemimpin redaksi di tahun terakhir. Saya juga pernah menjadi finalis lomba karya tulis jurnalistik tingkat provinsi dan aktif menulis opini di media lokal. Dunia jurnalistik bagi saya bukan sekadar profesi, melainkan panggilan untuk menyuarakan realita sosial secara jujur dan berimbang.

Apabila saya mendapatkan kesempatan untuk lolos dalam program beasiswa ini, saya berkomitmen untuk mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi Jurnalistik di Universitas Padjadjaran. Saya memilih jurusan ini karena ingin memperdalam pemahaman tentang teknik reportase, etika media, dan dinamika komunikasi massa secara profesional. Dengan bekal ilmu tersebut, saya berharap bisa menjadi jurnalis yang kritis, berintegritas, dan mampu menyampaikan informasi yang mencerahkan publik.

Saya menyadari bahwa menjadi jurnalis bukanlah jalan yang mudah. Dalam setiap langkahnya penuh tantangan, tekanan, bahkan risiko. Namun, saya siap menjalaninya karena saya percaya bahwa peran jurnalis sangat vital dalam menjaga demokrasi dan membentuk opini publik yang sehat. Melalui beasiswa ini, saya ingin melangkah lebih jauh, tidak hanya sebagai pelajar, tapi sebagai calon jurnalis yang siap memberi kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.

Saya tidak ingin sekadar menjadi penonton dalam arus informasi yang begitu deras. Saya ingin terlibat, menulis, menyuarakan, dan menjadi bagian dari perubahan. Saya yakin, beasiswa ini adalah langkah awal yang penting untuk mewujudkan mimpi itu.

3. Contoh esai beasiswa III: Mendidik untuk Mengubah Dunia

ilustrasi guru di depan kelas (pexels.com/nappy)

Perkenalkan, saya Mark, siswa SMA Bandung. Saya adalah anak laki-laki yang lahir dari seorang ibu yang bekerja sebagai guru. Melihat dedikasi yang selalu ibu saya berikan kepada muridnya, menjadikan saya sadar bahwa pendidikan adalah pilar utama dalam membuat bangsa yang lebih cerdas dan maju.

Bagi saya, guru adalah sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang mampu membentuk masa depan melalui ilmu, kasih sayang, dan keteladanan. Cita-cita itu bukan sekadar keinginan masa kecil, tetapi tumbuh menjadi panggilan hati yang ingin saya perjuangkan.

Saya tumbuh di lingkungan yang cukup sederhana, di mana tidak semua anak bisa menikmati pendidikan yang layak. Beberapa teman saya harus putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Dari situ saya belajar bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk mengubah nasib seseorang. Itulah alasan saya terus berusaha meraih prestasi, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi agar suatu saat nanti saya bisa menjadi bagian dari solusi: menjadi guru yang mampu menginspirasi dan membuka peluang bagi anak-anak Indonesia.

Selama sekolah, saya aktif dalam kegiatan OSIS, menjadi tutor sebaya, dan beberapa kali meraih juara dalam lomba pidato serta karya tulis ilmiah. Saya juga menjadi relawan mengajar di komunitas belajar gratis untuk anak-anak di sekitar tempat tinggal saya. Pengalaman itu semakin menguatkan keinginan saya untuk menjadi seorang pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan memberi semangat bagi generasi muda.

Jika diberi kesempatan mendapatkan beasiswa ini, saya akan memilih Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Saya memilih jurusan ini karena percaya bahwa bahasa adalah jembatan ilmu dan alat utama komunikasi dalam proses belajar-mengajar. Saya ingin menjadi guru Bahasa Indonesia yang mampu membangkitkan kecintaan siswa terhadap bahasa, sastra, dan literasi—yang pada akhirnya membentuk mereka menjadi generasi berpikir kritis dan berbudaya.

Saya tahu jalan untuk menjadi pendidik yang baik tidak mudah. Tapi saya percaya, dengan semangat belajar yang tinggi, dedikasi, dan dukungan dari program beasiswa ini, saya bisa mempersiapkan diri menjadi guru yang bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga hangat secara emosional dan tangguh dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan.

Menjadi guru bukan hanya soal mengajar di kelas, tetapi juga tentang menanam harapan dan menyiraminya dengan kasih sayang, agar kelak tumbuh menjadi masa depan yang cerah bagi banyak orang. Dan saya siap untuk menjalani peran mulia itu.

Itu dia beberapa contoh esai beasiswa yang bisa kamu jadikan referensi. Semoga bisa menginspirasi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team