Contoh Jurnal Modul 3 PPG 2025 Tentang Pendidikan Inklusif Lengkap

Setelah menyelesaikan post test dan refleksi, peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 akan diminta menyusun jurnal Modul 3. Agar tidak keliru, penting untuk memahami struktur dan isi jurnal yang benar.
Contoh jurnal Modul 3 PPG 2025 dapat menjadi referensi efektif bagi peserta dalam menyelesaikan tugas dengan tepat. Simak contoh jurnal berikut ini agar proses penulisan kamu lebih mudah dan terarah.
1. Contoh jurnal modul 3 PPG 2025
Judul Jurnal: Jurnal pembelajaran pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus
Judul aksi nyata: Pelaksanaan pendidikan inklusif
1. Pengertian pendidikan inklusif
UNESCO
Suatu pendekatan pendidikan yang diarahkan untuk memastikan bahwa semua anak termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Menerima pendidikan yang relevan, bermakna dan bermutu di Sekolah setempat. Ini mencakup pendekatan ramah anak, lingkungan belajar yang inklusif serta perubahan dalam kebijakan praktik pendidikan.
2. Pernyataan salmanca
Menentukan bahwa setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermakna dan bahwa sistem pendidikan harus mampu mengakomodasi keberagaman anak anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus.
3. Permendikbud
Inklusi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda beda, meliputi kondisi fisik, karakteristik, kepribadian, status, suku, budaya dan lain sebagainya.
Tujuan pendidikan inklusif
Memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada semua murid tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama, golongan, status sosial ekonomi, kondisi kelainan fisik, emosional, mental dan intelektual serta bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanya.
Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.
Prinsip pendidikan inklusif
Hak untuk belajar.
Keragaman sebagai kekuatan.
Keterbukaan dan akses.
Pendekatan individual.
Partisipasi dan kolaborasi.
Penghapusan diskriminasi.
Pemahaman dan ketelibatan masyarakat.
Evaluasi dan peningkatan berkelanjutan.
2. Sistem dukungan pendidikan inklusif pada contoh jurnal modul 3 PPG 2025
Sistem dukungan pendidikan inklusif di sekolah.
Peran masyarakat.
Peran pemerintah.
Peran orang tua.
Peran satuan pendidikan.
Kepala satuan pendidikan.
Guru pembimbing khusus dan umum.
Teman sebaya.
1. Miskonsepsi 1: mengenai PDBK di sekolah
Peserta didik berkebutuhan khusus mengikuti pembelajaran seperti teman temanya. Dengan layanan inklusif membuka kesempatan peserta didik belajar secara efektif dan merasa dihargai sebagai individu yang unik bagi PDBK yang bersekolah di umum akan memberikan kesempatan belajar yang sama dengan memberikan layanan yang sama dengan memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhannya.
2. Miskonsepsi 2: guru harus menyembuhkan penyandang disabilitas.
Anak disabilitas bukan seperti anak yang mengidap penyakit, di mana suatu saat akan sembuh. Sesuai dengan UU NO.8 Tahun 2016, bahwa penyandang disabilitas adalah setiap orag yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik dalam jangka waktu yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainya berdasarkan kesamaan hak. Jadi peran guru adalah mengupayakan layanan pendidikan sesuai dengan kebtuhan peserta didik.
3. Miskonsepsi 3: semua anak peserta didik berkebutuhan khusus memiliki hambatan intelektual.
Anak yang berkebutuhan khusus ada yang mengalami hambatan dari faktor eksternal dan internal. Contoh faktor eksternal seperti perubahan domisili trauma atau tekanan dalam rumah tangga. Sedangkan faktor internal yaitu kondisi medis atau biologis yang mempengaruhi kemampuan belajar dan perkembangan anak.
Beberapa jenis PDBK yang banyak ditemui disatuan pendidikan:
Disabilitas penglihatan
Disabilitas pendengaran
Disabilitas intelektual
Disabilitas fisik
Disabilitas sosial
3. Peserta didik berkebutuhan khusus serta lampiran jurnal modul 3 PPG 2025
Peserta didik yang berkebutuhan khusus di sekolah:
Hiperaktif, mudah emosi dan tidak mau di atur (semaunya sendiri): secara umum tidak mengalami hambatan intelektual sehingga dimungkinkan dapat mengikuti kurikulum standar meski pun harus dengan penyesuaian.
Peserta didik yang lamban belajar (hambatan intelektual): anak ini memiliki intelektual yang sedikit dibawah rata rata untuk anak sebayanya dan termasuk kategori peserta didik yang punya hambatan intelektual.
Lampiran
Dokumentasi kegiatan
Umpan balik dari murid
Umpan balik dari rekan
Umpan balik kepala sekolah
Contoh jurnal Modul 3 PPG 2025 dapat membantu peserta dalam menyusun tugas secara sistematis dan sesuai ketentuan. Pastikan kamu memahami struktur penulisan jurnal dengan benar agar hasilnya maksimal.
Penulis: Angel Rinella