Pengertian Gaya Hidup Slow Living dan Panduan Menjalaninya

Hidup bebas dari tekanan yang memusingkan

Pembicaraan tentang apa itu gaya hidup slow living telah menjadi topik menarik yang ramai diperbincangkan di media sosial. Gaya hidup ini hadir dalam konsep yang berlawanan dengan hustle culture yang terkenal dengan pola hidup serba cepat dan penuh kesibukan. 

American Psychological Association (APA) melaporkan bahwa 79% orang mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi terhadap pekerjaannya. Mereka dihadapkan pada tekanan produktivitas dan ekspektasi untuk selalu bisa dihubungi, yang berkontribusi pada peningkatan stres dan ketidakseimbangan dalam rutinitas harian.

Dalam konteks ini, slow living muncul sebagai solusi yang menarik. Lalu, apa sebenarnya arti dari gaya hidup slow living? Bagaimana panduan dan cara menjalaninya? Mari kita telusuri lebih jauh untuk mendapatkan jawabannya!

1. Apa itu gaya hidup slow living?

Pengertian Gaya Hidup Slow Living dan Panduan Menjalaninyailustrasi seorang pria berdiri di tepi pantai (pexels.com/Griffin Wooldridge)

Dilansir The Good Trade, slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada pendekatan yang lebih lambat dan penuh perhatian terhadap semua aspek rutinitas harian. Dorongan untuk fokus pada perawatan diri, relaksasi, rasa syukur, serta kesadaran akan tindakan dan pemikiran adalah penekanan dalam memahami apa itu gaya hidup slow living

Gagasan slow living menawarkan upaya untuk mundur sejenak dari tuntutan hidup modern, menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan waktu, serta menahan diri dari konsumsi berlebihan yang dianggap “normal”.

Tidak ada formula khusus dalam menjalani gaya hidup slow living, karena setiap individu berhak membangun cara hidup yang menyenangkan bagi dirinya sendiri. Fokus dari gaya hidup slow living adalah untuk menciptakan rasa damai dan puas dalam diri, mengurangi stres, serta meningkatkan keseimbangan hidup secara keseluruhan.

2. Perbedaan slow living dan gaya hidup serba cepat

Pengertian Gaya Hidup Slow Living dan Panduan Menjalaninyailustrasi Hustle Culture (Unsplash/Charles Deluvio)

Dalam sejumlah aspek, gaya hidup slow living memiliki perbedaan dengan gaya hidup serba cepat. Dilansir laman Pretty Slow, berikut adalah beberapa perbedaan utamanya:

Laju kehidupan: Gaya hidup slow living mementingkan kecepatan hidup yang lebih lambat, seperti meluangkan waktu untuk menikmati momen dibanding terburu-buru dalam menyelesaikan suatu aktivitas. Sebaliknya, gaya hidup serba cepat ditandai dengan urgensi dan fokus pada peningkatan produktivitas.

Perhatian: Menjunjung kesadaran dengan memberi perhatian penuh terhadap pikiran, perasaan, dan lingkungan sekitar merupakan bagian dari apa itu gaya hidup slow living. Sementara itu, gaya hidup yang serba cepat cenderung meniadakan perhatian pada momen saat ini yang berpotensi menyebabkan rasa bosan dan keterasingan.

Koneksi: Konsep slow living menekankan pentingnya hubungan diri sendiri dan juga orang lain. Di sisi lain, gaya hidup serba cepat dapat menyebabkan diskoneksi dan rasa terisolasi dari lingkungan sekitar.

Pola konsumsi: Gaya hidup slow living mendorong pendekatan yang berfokus pada kualitas dibanding kuantitas. Pendekatan ini juga mengajak individu untuk menghargai segala hal yang telah dimiliki, dibanding terus menerus mengejar yang berlebih. Sebaliknya, gaya hidup serba cepat seringkali didorong oleh konsumerisme dengan dalih mengejar kebahagiaan dan kesuksesan.

3. Manfaat gaya hidup slow living

Pengertian Gaya Hidup Slow Living dan Panduan Menjalaninyailustrasi bercengkerama (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menurut US National Library of Medicine, stres kronis telah dikaitkan dengan sejumlah besar masalah kesehatan fisik dan juga mental, seperti depresi dan kecemasan. Dengan menerapkan gaya hidup yang berorientasi pada keseimbangan, kamu bisa mengurangi tingkat stres sekaligus memperbaiki berbagai aspek rutinitas, seperti pilihan makanan, aktivitas, hingga juga pola tidur.

Singkatnya, kesehatan dan kesejahteraan hidupmu akan lebih terkendali ketika terhubung dengan apa itu gaya hidup slow living. Manfaat lain yang akan kamu peroleh dari mengadopsi gaya hidup slow living adalah mendapatkan lebih banyak waktu untuk melakukan hal penting, serta menemukan lebih banyak makna dan kesenangan dalam rutinitas harian.

Dengan berkurangnya stres dan kesediaan waktu yang lebih banyak, kamu dapat membuat lebih banyak komitmen dengan orang terdekat, menekuni hobi, dan terhubung dengan alam yang asri.

dm-player

Baca Juga: 5 Hal Baik yang Dapat Dicapai jika Menerapkan Prinsip Slow Living 

4. Miskonsepsi tentang gaya hidup slow living

Pengertian Gaya Hidup Slow Living dan Panduan Menjalaninyailustrasi pedesaan(pexels.com/andreapiacquadio)

Di balik ketenarannya, ada pula miskonsepsi yang dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami apa itu gaya hidup slow living. Menurut laman Pretty Slow, beberapa kesalahpahaman tentang slow living adalah sebagai berikut:

  • Slow living berarti menjalani hidup secara tidak produktif

Slow living bukanlah tentang bermalas-malasan, tetapi lebih mengarah pada kesadaran dan kehati-hatian dalam memanfaatkan waktu. Dengan mengutamakan aspek perawatan diri, koneksi, dan pekerjaan yang berarti, kamu bisa sama produktifnya dengan mereka yang memiliki gaya hidup serba cepat.

  • Slow living hanya cocok untuk yang tinggal di daerah

Meskipun slow living tampak lebih mudah jika dipraktikkan di daerah pedesaan ataupun kota kecil, hal ini tidak kemudian menjadikan penerapannya terbatas pada lingkungan tersebut. Gaya hidup ini bisa kamu praktikkan di segala latar, baik di kota, pinggiran kota, hingga pedalaman sekalipun.

  • Slow living berarti lepas dari penggunaan teknologi

Benar bahwa slow living menekankan pada kehati-hatian dalam penggunaan teknologi, hal itu bukan berarti kamu harus meninggalkan teknologi sepenuhnya. Slow living mendorong individu untuk menggunakan teknologi dalam cara yang dapat mendukung keseimbangan hidup, dibanding membiarkannya mengendalikan kehidupan.

  • Slow living hanya berlaku untuk orang kaya

Slow living dapat dipraktikkan oleh siapa saja, terlepas dari tingkat pendapatan dan status sosialnya. Meskipun ada sejumlah aspek dalam slow living, (seperti makanan organik atau gaya busana berkelanjutan) yang bisa jadi lebih menguras biaya, slow living pada dasarnya memprioritaskan pada kebutuhan yang paling penting bagimu. Dengan begitu, kamu bisa menjalani kehidupan sederhana yang memuaskan.

5. Cara simpel menerapkan slow living

Pengertian Gaya Hidup Slow Living dan Panduan MenjalaninyaIlustrasi slow living (Unsplash/Shashi Chaturvedula

Seorang psikolog di Amerika Serikat bernama Daniel Wysocki, mengatakan kepada The Healthy, sesungguhnya penerapan gaya hidup slow living dimulai dengan memahami bahwa waktu adalah sumber daya terbatas yang paling berharga bagi seseorang.

Satu taktik mudah untuk memulai slow living adalah dengan mengurangi kecepatan dalam aktivitas harian. Cara ini bisa kamu terapkan dengan secara sengaja memperlambat pergerakan, termasuk caramu bernapas, dan berfokus pada momen itu selama 30 detik lamanya. 

Setelah kamu belajar menyediakan lebih banyak waktu untuk diri sendiri sepanjang hari, gabungkanlah sejumlah kebiasaan sederhana ini agar kamu semakin terbiasa dengan apa itu gaya hidup slow living.

  • Bernapaslah dengan penuh konsentrasi untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan relaksasi.
  • Kurangi waktu penggunaan teknologi agar lebih banyak terhubung dengan momen saat ini.
  • Makanlah dengan perlahan agar kamu bisa meresapi setiap gigitan dan menikmati rasanya.
  • Habiskan waktu lebih banyak di alam terbuka, yang terbukti dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
  • Memprioritaskan rutinitas pemeliharaan diri yang membuatmu nyaman, seperti berolahraga, memasak, melakukan peregangan, membaca, atau membuat jurnal.

Lambat, sadar, berkembang, dan menerima ketidaksempuarnaan adalah kata kunci tentang apa itu gaya hidup slow living. Gaya hidup ini akan mengajarkan kamu cara menemukan keseimbangan yang sesuai untuk diri dan tentunya mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Sudah siap untuk mengurangi laju dan mencoba gaya hidup slow living?

Baca Juga: 5 Tanda Sudah Berhasil Menerapkan Gaya Hidup Slow Living

Topik:

  • Yunisda D
  • Stella Azasya
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya