Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita sulit fokus ketika baca buku
ilustrasi wanita sulit fokus ketika baca buku (pexels.com/George Milton)

Intinya sih...

  • Otak jadi lebih lambat merespons sesuatu, membuat waktu reaksi lebih lambat dan tingkat konsentrasi rendah

  • Jarang baca buku, otak jarang berolahraga dan terapi mental, membaca buku dapat mencegah stres

  • Faktanya, jarang baca buku sulit untuk berkomunikasi, kosakata yang digunakan terbatas dan monoton

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahukah kamu, jika jarang baca buku bukan hanya soal malas membaca saja. Namun, di balik kebiasaan ini ada efek nyata pada cara otak bekerja. Terutama dalam hal fokus dan daya pikir. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa membaca buku secara rutin membantu menjaga fungsi kognitif tetap tajam.

Lalu, bagaimana dengan seseorang yang jarang membaca buku? Terlebih lagi di era teknologi seperti sekarang, banyak yang lebih aktif pada gadget ketimbang membaca buku. Berikut beberapa fakta menarik yang menjelaskan kenapa orang yang jarang membaca buku cenderung lebih sulit fokus, sebagai berikut.

1. Otak jadi lebih lambat merespons sesuatu

ilustrasi lambat merespon sesuatu (pexels.com/George Milton)

Ketika jarang membaca buku, otak akan jauh lebih lambat dalam merespon sesuatu. Bahkan sebuah penelitian mengenai Investigation of the effect of book reading activity on attention level and reaction time in student athletes (2023) menyampaikan, membaca buku secara rutin dapat meningkatkan level konsentrasi dan mempercepat waktu respons terhadap suatu hal.

Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa, mahasiswa atlet yang jarang atau tidak membaca buku lebih lambat dalam merespon. Hal ini manandakan bahwa, seseorang yang jarang membaca buku cenderung memiliki waktu reaksi yang lebih lambat dan tingkat konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang rutin membaca.

2. Jarang baca buku, otak jarang berolahraga dan terapi mental

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Ada sebuah fakta menarik, ketika membaca buku otak kita sedang berolahraga. Sebab, otak kita dipaksa untuk fokus pada setiap kata, kalimat, dan paragraf. Tentu, hal ini memerlukan fokus yang tinggi. Jadi, ketika kamu jarang baca buku maka otak kamu kurang dilatih untuk fokus.

Tidak hanya melatih otak biar fokus, membaca buku juga dapat menjadi terapi mental. Dilansir laman WebMD, menyampaikan bahwa membaca buku dapat mencegah stres. Jadi selain olahraga otak, rajin membaca buku dapat bermanfaat bagi kesehatan mental. Untuk itu, mulai sekarang jangan malas untuk sering-sering baca buku.

3. Faktanya, jarang baca buku sulit untuk berkomunikasi

ilustrasi mengobrol dengan teman (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Fakta menarik berikutnya adalah jarang baca buku membuat sulit berkomunikasi dengan orang lain. Sebab ketika membaca buku, otak menyerap berbagai kata, gaya kalimat, dan cara penyampaian ide yang berbeda-beda. Hal Ini bisa memperluas bahasa dan membentuk kemampuan menyusun kalimat yang memudahkan berkomunikasi dengan orang lain.

Sebuah artikel mengenai The Importance of Reading in Developing Speaking Skills (2024) menyampaikan, terdapat hubungan kuat antara membaca dengan kemampuan berbicara, yaitu dapat meningkatkan kosakata bahasa yang membantu dalam berkomunikasi.

Jika seseorang jarang membaca, bisa dipastikan kosakata yang digunakan terbatas dan monoton. Akibatnya, ketika berbicara dengan orang lain akan kesulitan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan ide dengan tepat.

4. Seringnya menggunakan gadget menambah sulit untuk fokus

ilustrasi bermain gadget (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kebiasaan menggunakan gadget bisa menambah kamu sulit fokus. Konten-konten dengan durasi singkat di media sosial bikin otak terbiasa dengan informasi cepat dan instan. Akibatnya, kemampuan fokus pada satu hal dalam waktu lama pun menurun.

Menurut riset dari Harvard University, otak manusia kini lebih sering terdistraksi karena terbiasa menerima ledakan dopamin cepat dari notifikasi dan konten singkat. Jadi, bukan hanya jarang baca buku saja, tapi juga karena otak kita kini terlalu sering berpindah perhatian ke gadget ketimbang membaca buku.

Ternyata, jarang membaca buku punya dampak lebih besar dari yang kita kira. Otak yang jarang dilatih lewat membaca jadi mudah terdistraksi dan sulit fokus dalam waktu lama. Yuk, mulai sekarang biasakan membaca buku meski 10 halaman setiap harinya. Lewat kebiasaan kecil ini, kemampuan fokus dan daya pikir bisa kembali tajam!

Referensi:

  • Ismailli, Turkan. “The Importance of Reading in Developing Speaking Skills.” 4 (2024): 9–13.

  • Harvard Health Publishing. “Dopamine: The Pathway to Pleasure.” Diakses 27 Oktober 2025.

  • Satılmış, N., Avci, P., Kılınçarslan, G., Bayraktar, I., dan Bayrakdar, A. “Investigation of the Effect of Book Reading Activity on Attention Level and Reaction Time in Student Athletes.” Journal of ROL Sport Sciences 4, no. 1 (2023): 48–65.

  • WebMD. “Health Benefits of Reading Books.” Diakses 27 Oktober 2025.

  • Yan, T., Su, C., Xue, W., Hu, Y., dan Zhou, H. “Mobile Phone Short Video Use Negatively Impacts Attention Functions: An EEG Study.” Frontiers in Human Neuroscience 18 (2024): 1383913.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team