Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi orang sedang berpikir (pexels.com/George Milton)

Intinya sih...

  • Memberi waktu untuk mengenal diri dan menentukan arah

  • Peluang mengasah skill non-akademik

  • Menjadi waktu untuk istirahat dari tekanan akademik

Banyak siswa langsung melanjutkan ke perguruan tinggi setelah lulus SMA. Namun, tidak sedikit juga yang memilih untuk mengambil gap year, jeda waktu sekitar satu tahun atau lebih sebelum kuliah. Di satu sisi, gap year bisa menjadi langkah strategis. Di sisi lain, pilihan ini sering menimbulkan pertanyaan, apakah gap year langkah yang bijak atau justru pemborosan waktu?

Gap year bisa terasa seperti waktu yang terbuang jika tidak direncanakan dengan baik. Terdapat alasan mengapa gap year bisa menjadi keputusan yang bijak asal dilakukan dengan kesadaran dan perencanaan yang matang. Apa saja alasan tersebut? Yuk, simak melalui ulasan berikut ini.

1. Memberi waktu untuk mengenal diri dan menentukan arah

Ilustrasi menentukan arah (pixabay.com/geralt)

Setelah lulus, tidak semua lulusan SMA sudah yakin akan jurusan kuliah atau karier yang ingin ditempuh. Terkadang dengan jeda sejenak justru bisa memberi jawaban yang tidak ditemukan saat terus bergerak. Gap year bisa menjadi waktu paling tepat untuk eksplorasi, bahkan memberi waktu untuk lebih mengenal diri sendiri dan dalam menentukan arah.

Gap year memberi ruang untuk refleksi diri, mengeksplorasi minat, memberi kesempatan mengikuti tes minat bakat, konsultasi karier, atau mencoba berbagai kegiatan yang bisa membantu menentukan arah masa depan. Pilihan ini bisa menjadi hal yang jauh lebih baik daripada terburu-buru kuliah hanya karena ikut-ikutan.

2. Peluang mengasah skill non-akademik

Ilustrasi orang mengedit video (pexels.com/Ron Lach)

Gap year bisa menjadi pilihan bijak jika selama gap year, kalian bisa fokus mengembangkan kemampuan di luar pelajaran sekolah. Misalnya belajar desain grafis, digital marketing, bahasa asing, hingga skill komunikasi. Tentunya skill tersebut akan sangat berguna saat kuliah nanti. Bahkan bisa menjadi jalan untuk memulai karier lebih awal.

Kalian juga bisa mengisi waktu gap year dengan mengikuti pelatih, magang, atau kerja paruh waktu. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya memperkaya CV, tetapi juga menambah wawasan praktis yang biasanya jarang diajarkan di bangku sekolah.

3. Menjadi waktu untuk istirahat dari tekanan akademik

Ilustrasi sedang istirahat membaca buku (pixabay.com/bacnk90)

Tak sedikit siswa merasa burnout setelah belasan tahun belajar tanpa henti. Banyak siswa yang merasa lelah dan jenuh setelah 12 tahun belajar. Alasan tersebut bisa menjadikan gap year menjadi waktu untuk mengistirahatkan mental yang produktif. Jeda ini dapat membantu mengisi ulang energi sebelum masuk ke dunia perkuliahan yang juga menantang.

Seseorang yang menjalani gap year dengan baik cenderung lebih siap secara mental ketika akhirnya berkuliah. Mereka datang dengan tujuan yang lebih jelas, motivasi yang kuat, dan semangat belajar yang segar. Hasil dari masa gap year akan membuat proses kuliah bisa terasa lebih bermakna dan terarah.

4. Meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab

Ilustrasi orang bekerja di depan laptop (pexels.com/olia danilevich)

Waktu gap year akan menjadi pilihan bijak jika dijalani untuk meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab. Kalian bisa melatih kemandirian dengan mengelola waktu sendiri selama gap year, yang bisa didapatkan baik melalui kerja paruh waktu, menjadi relawan, atau mengurus proyek pribadi. Selama waktu tersebut, kalian bisa belajar mengatur jadwal, bertanggung jawab terhadap keputusan sendiri, dan nantinya membuat lebih siap menghadapi kehidupan kampus yang menuntut banyak inisiatif.

Dalam mengelola gap year, kalian membutuhkan disiplin karena kalian akan ditantang untuk membuat rencana, menetapkan target, dan mengevaluasi diri sendiri. Gap year adalah kesempatan untuk membangun karakter dan tanggung jawab, dua hal penting yang dibutuhkan dalam dunia kuliah dan kerja.

5. Bisa menjadi modal mempersiapkan finansial dan pengalaman

Ilustrasi orang sedang bekerja dengan tim (pexels.com/fauxels)

Bagi yang memerlukan tabungan sebelum kuliah, gap year bisa jadi solusi. Selain itu, pengalaman kerja atau magang juga akan memperkaya CV. Pengalaman tersebut bisa membuat kalian lebih percaya diri saat masuk dunia profesional nantinya. Selain itu, selama gap year kalian juga bisa mencari beasiswa dan tentunya bisa sambil tetap aktif berkegiatan.

Perlu diingat bahwa gap year bisa menjadi pemborosan waktu. Jika selama gap year, tidak punya rencana atau target yang jelas, terlalu nyaman bermalas-malasan daripada belajar atau mencoba hal baru, tidak mengevaluasi kemajuan diri selama gap year, atau sekadar kabur dari tekanan tanpa niat membangun diri. Kunci sukses gap year ada pada perencanaan dan tanggung jawab terhadap waktu sendiri.

Gap year setelah SMA, bukan tentang berhenti, tetapi tentang mengambil jeda yang penuh strategi. Jadi, apakah gap year adalah pilihan bijak atau pemborosan waktu? Semua kembali pada bagaimana kalian memanfaatkan dan menjalaninya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team