Guru Besar BINUS University Tanggapi Penggunaan AI dalam Transformasi Pendidikan

Intinya sih...
Dewan Guru besar BINUS University berkomitmen mendorong pemanfaatan teknologi yang berpihak pada nilai kemanusiaan.
Prof. Dr. Ir. Widodo Budiharto, S.Si., M.Kom., IPM menekankan riset AI di Indonesia perlu diarahkan pada solusi nyata bagi masyarakat dan industri.
Strategi hadapi AI demi terwujudnya visi Indonesia Emas 2045, ada 5 pilar strategis yang dapat diterapkan mulai hari ini.
Jakarta, IDN Times - Pendidikan memiliki peran penting terhadap terwujudnya Indonesia Emas 2045. Akan tetapi, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan besar. Salah satunya, perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI). Implementasi AI dalam ranah pendidikan harus diarahkan secara lebih bijaksana, bukan mengambil alih profesi guru sebagai pendidik.
Guru Besar Binus University menjawab tantangan Indonesia Emas 2045 melalui pemaparan yang disampaikan pada Selasa (1/07/25) lalu dalam rangka Dies Natalis ke-44 BINUS University. Guru Besar dari bidang pendidikan, teknologi, hukum, hingga ekonomi menyampaikan pandangan strategis demi kemajuan Indonesia pada kesempatan tersebut.
1. AI diarahkan untuk membantu pendidik maksimalkan proses belajar-mengajar
Kehadiran AI dikhawatirkan dapat mengambil alih pekerjaan manusia. Akan tetapi, dengan mengarahkan peran pada peran yang tepat, AI justru akan bermanfaat dalam ranah pendidikan. Melalui pemaparan Guru Besar BINUS University, disebutkan bahwa AI dapat membantu pekerjaan administratif guru sehingga bisa lebih fokus untuk membimbing siswa.
AI mungkin dapat menyesuaikan materi dengan gaya belajar siswa, menganalisis progres belajar, serta memberi feedback. Tapi nilai, empati, dan imajinasi tetap guru yang mampu menumbuhkan. Dewan Guru besar BINUS University berkomitmen mendorong pemanfaatan teknologi yang berpihak pada nilai kemanusiaan.
Prof. Dr. Ir. Derwin Suhartono, S.Kom., MTI menyoroti pentingnya humanitarian AI berbasis etika dan keberpihakan sosial dalam proses pengambilan keputusan. Ia turut menegaskan pentingnya kemajuan teknologi untuk diarahkan pada nilai luhur dan kebijaksanaan.
"Akademisi memiliki peran penting bukan hanya untuk mendorong munculnya inovasi, tetapi juga menjaga agar inovasi tetap bermakna dan berpihak pada kemanusiaan," ujarnya.
2. Penggunaan AI harus sesuai dengan konteks sosial dan budaya
Guru Besar BINUS University sepakat bahwa tantangan pada aspek pendidikan menuju Indonesia Emas 2045 tak hanya menyoal adopsi teknologi, melainkan arah penggunaan harus sesuai dengan konteks sosial, budaya dan kebutuhan nasional. Oleh karenanya, Prof Benfano Soewito, M.Sc., Ph.D. menekankan perlunya peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
AI diyakini dapat membantu perwujudan prinsip "setiap anak belajar dengan cara yang paling cocok untuknya". Pasalnya, teknologi buatan tersebut dapat menjembatani kebutuhan seluruh anak Indonesia dari berbagai daerah, menjadikan proses belajar-mengajar lebih personal dan menjangkau seluruh anak hingga ke pelosok negeri.
"Riset AI di Indonesia perlu diarahkan pada solusi nyata bagi masyarakat dan industri," ujar Prof. Dr. Ir. Widodo Budiharto, S.Si., M.Kom., IPM.
3. Guru Besar BINUS University paparkan strategi hadapi AI di ranah pendidikan
Demi terwujudnya visi Indonesia Emas 2045, Guru Besar BINUS University merekomendasikan 5 pilar strategis yang dapat diterapkan dalam menghadapi AI di ranah pendidikan, yakni:
Kurikulum visioner, yakni literasi AI, etika digital, dan keterampilan abad ke-21 harus menjadi budaya belajar sejak dini, bukan sekadar mata pelajaran.
Guru sebagai Arsitek Pembelajaran AI: pelatihan guru harus membentuk mindset baru, bukan hanya keahlian teknis
Infrastruktur Cerdas dan Merata: konektivitas dan Cloud Learning harus menjadi hak dasar seluruh siswa Indonesia
Pembelajaran Ko-Kreatif Manusia-AI: model integrated learning antara kecerdasan manusia dan mesin menjadi fondasi utama
Kebijakan Etis dan Adaptif: regulasi pendidikan harus fleksibel, etis, dan berpihak pada perlindungan data serta nilai kemanusiaan
Demikian penjelasan terkait penggunaan kecerdasan buatan oleh guru besar dari berbagai sektor untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat. BINUS University berharap dapat menghadirkan solusi nyata dan adaptif melalui pemaparan tersebut.