novel If I Had Your Face (instagram.com/franceschawrites)
Mereka semua punya masalah dan keresahan masing-masing. Wonna, misalnya, sudah beberapa kali keguguran dan hampir yakin kehamilannya kali ini akan berakhir sama. Sementara itu, Kyuri hampir setiap hari harus bertemu orang-orang misogini yang merendahkan profesinya.
Begitu pula Miho yang merasa kecil ketika ia tanpa sengaja masuk dalam circle orang-orang Asia kaya di kampusnya. Sujin di sisi lain tidak percaya diri dengan tampilan fisiknya dan nekat berhutang demi melakukan prosedur operasi plastik. Ara di balik sikap tenang dan pendiamnya ternyata menyimpan rahasia dan amarah besar.
Dengan lugas, tetapi tak terkesan menggurui, Frances Cha berusaha menjegal standar kecantikan tak realistis ala Korea lewat pergolakan batin Kyuri. Sedangkan, lewat Miho, ia membahas isu yang agak berbeda, tetapi masih berkaitan, yakni konsumerisme dan ketimpangan ekonomi. Saat membahas Wonna, isu konsumerisme pun meluas ke isu kapitalisme.
Itu ditampilkannya lewat hubungan Wonna dan atasannya. Ia kebetulan dapat atasan yang gila kerja dan cenderung tak bisa menoleransi alasannya untuk dapat keringanan dan privilese karena hamil. Sosok Ara bagai jembatan untuk semua sudut pandang yang berbeda tadi. Ia digambarkan sebagai karakter yang netral dan melihat rekan-rekannya dengan cara yang cukup objektif tanpa melupakan keresahannya sendiri sebagai difabel dan anak orang kelas menengah bawah.