Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Buku Feminis Tulisan Chimamanda Ngozi Adichie

Half of a Yellow Sun (instagram.com/4thestatebooks)

Sedang berburu buku soal isu perempuan dan feminisme? Chimamanda Ngozi Adichie bisa jadi penulis rujukanmu. Ia sudah menelurkan enam buku, baik fiksi dan nonfiksi yang bertema feminisme.

Tak cuma itu, keunikannya terletak pada kesetiannya menyuarakan sudut pandang Afrika yang selama ini kurang terekspos. Ini sesuai dengan latar belakang Adichie yang berkebangsaan Nigeria. 

Belum pernah mengenal sang penulis? Bingung harus baca judul mana dulu? Ini sedikit garis besarnya untuk membantumu memutuskan baca tulisan Chimamanda Ngozi Adichie soal isu perempuan dan feminisme.

1. Purple Hibiscus

Purple Hibiscus (instagram.com/4thestatebooks)

Berlatarkan Nigeria, Purple Hibiscus ditulis Adichie lewat sudut pandang seorang remaja perempuan bernama Kambili yang besar di tengah keluarga kelas menengah. Saat kudeta mengoyak negaranya, Kambili bersama kakak laki-lakinya mengungsi ke rumah kerabat mereka. 

Di sana, Kambili dan Jaja, sang kakak harus beradaptasi dengan kehidupan baru mereka yang jauh dari kemewahan dan kenyamanan. Ada sosok-sosok baru dalam hidup mereka yang tidak bisa sepenuhnya bisa dipercaya. Ini novel beranjak dewasa dengan muatan feminisme dan isu sosial yang menarik diselami. 

2. Half of a Yellow Sun

Half of a Yellow Sun (instagram.com/4thestatebooks)

Half of a Yellow Sun adalah buku fiksi kedua Adichie yang berlatarkan perang sipil Nigeria pada 1960-an. Ada beberapa karakter yang jadi fokus utama Adichie. Semuanya datang dari berbagai gender dan kelas sosial yang berbeda, sehingga membuat novel ini kaya konteks dan bikin pembaca ketagihan membalik halaman tiap halamannya. Meski tebalnya 400 halaman, gaya bercerita mengalir tak akan terasa berat. 

3. Americanah

Americanah (instagram.com/4thestatebooks)

Americanah masih berkutat pada instabilitas keamanan di Nigeria yang memaksa banyak orang mengungsi ke negara lain. Dua sejoli, Ifemelu dan Obinze, jadi tokoh sentral di dalamnya. Namun, mereka harus terpisah karena paksaan keadaan.

Ifemelu berhasil membangun hidup baru di Amerika Serikat. Sementaraitu , Obinze terhalang visa dan terpaksa tinggal ilegal di Inggris. 

Keduanya akhirnya bertemu belasan tahun kemudian saat Nigeria mulai stabil dan aman. Apakah mereka masih menyimpan perasaan yang sama? 

4. We Should All be Feminists

We Should All be Feminists (instagram.com/4thstatebooks)

We Should All be Feminists bisa jadi buku pertama Adichie yang kamu baca. Jumlah halamannya masih di angka puluhan. Sesuai judulnya, isinya adalah pikiran dan argumen Adichie tentang pentingnya kesetaraan gender dan emansipasi perempuan. Dikemas dengan narasi mengalir dan nyaman dibaca, buku ini bisa kamu selesaikan kurang dari 1 jam.  

5. Dear Ijeawele

Dear Ijeawele (instagram.com/4thestatebooks)

Dear Ijeawele adalah buku nonfiksi kedua Adichie yang fokus bicarakan soal feminisme. Buku 15 bab ini sebenarnya jawaban untuk pertanyaaan sahabatnya yang ingin tahu caranya membesarkan anak dengan paham feminis. Lugas, tetapi masih berhias diksi-diksi indah, ini buku cocok dibaca siapa saja. Bukan hanya calon orangtua. 

Chimamanda Ngozi Adichie bukan sembarang penulis. Dijamin setelah baca satu bukunya, kamu akan penasaran dengan judul-judul lain yang pernah ia telurkan. Sekeren dan seindah itu argumen dan diksi pilihannya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us