11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugma

Tak sekadar menegaskan sebuah kalimat

Apakah kamu pernah mendengar majas repetisi? Majas tersebut ternyata merupakan satu dari sekian banyak majas penegasan di dalam bahasa Indonesia.

Lantas, apa arti dari majas penegasan? Majas ini merupakan gaya bahasa yang menegaskan sesuatu yang memberikan efek tertentu bagi pendengar maupun pembaca.

Macam dari majas penegasan pun banyak, lho! Jika kamu hendak menegaskan suatu kalimat, mungkin deretan jenis majas penegasan berikut bisa kamu terapkan dalam paragraf atau perbincanganmu.

1. Majas apofasis

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi orang berbisik (unsplash.com/saeed karimi)

Majas apofasis dikenal pula sebagai majas preterisio. Majas ini menegaskan suatu hal dengan cara seakan-akan menyangkalnya. Artinya, suatu peristiwa ataupun kejadian tidak ditegaskan secara langsung, melainkan dibuat sangkalan. Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung majas apofasis.

Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu tidak jujur.

Pada kalimat tersebut, terdapat sebuah penegasan yang ditandai oleh klausa 'anakmu tidak jujur'. Pernyataan tersebut ditegaskan dengan cara seolah-olah menyangkalnya. Bentuk sangkalan ditandai oleh kata-kata 'sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan'.

2. Majas pleonasme

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi gambar hati (unsplash.com/Tim Marshall)

Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Dapat pula diartikan sebagai majas yang memberikan keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas.

Dalam kebahasaan Indonesia, kita mengenal istilah bentuk kebahasaan yang mubazir atau lewah. Nah, dalam majas, kemubaziran itu ternyata merupakan bentuk gaya bahasa yang dapat memperindah kalimat. Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung majas pleonasme.

Sebagai bupati, Ibu Ana harus sering turun ke bawah untuk melihat penderitaan rakyat.

Pada kalimat tersebut, terdapat frase 'turun ke bawah'. Kita ketahui bahwa makna kata turun tentu merujuk pada ke bawah, tidak ada turun ke atas. Dalam konteks kalimat tersebut, frase 'turun ke bawah' sebenarnya mengacu pada makna ‘posisi yang lebih rendah’.

3. Majas repetisi

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi anak tersenyum (unsplash.com/Steven Libralon)

Majas repetisi adalah pengulangan kata, frasa, maupun klausa yang sama dalam satu kalimat. Pengulangan ini bisa berupa satu kata, satu frasa, ataupun satu klausa. Adanya pengulangan ini bertujuan untuk menunjukkan kuantitas, penegasan gagasan (intensitas), atau karena unsur keindahan. Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung majas repetisi.

Inilah pahlawan kita, pendekar kita, kebanggaan kita.

Pada kalimat tersebut, terdapat kata 'kita' yang mengalami pengulangan dan menunjukkan makna yang sama. Dalam konteks kalimat tersebut, pengulangan kata 'kita' bertujuan untuk penegasan.

4. Majas pararima

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi orang berlari (unsplash.com/Fitsum Admasu)

Majas pararima adalah pengulangan pada bagian konsonan awal dan akhir dalam sebuah kata atau bagian kata yang berlainan. Dalam bahasa Indonesia, kita barangkali sudah kerap menemukan jenis majas ini, tetapi kita tidak menyadari bahwa kata tersebut merupakan majas pararima. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak contoh kalimat berikut.

Ia lari kocar-kacir setelah ketahuan mencuri.

Pada kalimat tersebut, terdapat kata 'kocar-kacir' yang termasuk pada majas pararima. Contoh lain majas ini ialah kata 'bolak-balik', 'tunggang-langgang', 'ulang-aling', dan 'mondar-mandir'.

5. Majas tautologi

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi bola (unsplash.com/Emilio Garcia)

Majas tautologi merupakan pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih dan tidak diperlukan. Majas ini hampir sama dengan pleonasme karena sama-sama menambahkan kata ataupun keterangan yang tidak dibutuhkan.

Namun, keduanya tetap memiliki perbedaan. Pada pleonasme, kata yang ditambahkan maknanya sudah terkandung pada kata yang diperikannya (misalnya, turun ke bawah). Sedangkan pada tautologi, kata yang ditambahkan merupakan kata lain dari kata yang dijelaskannya. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak contoh kalimat berikut.

Tendangan pemain sepak bola itu sangat hebat, dahsyat, dan luar biasa.

Pada kalimat tersebut terdapat gagasan 'sangat hebat', 'dahsyat', dan 'luar biasa'. Meskipun  kata 'hebat', 'dahsyat', dan 'luar biasa' pada hakikatnya merujuk pada entitas yang sama karena bersinonim, tetapi ketiganya memiliki komponen yang berbeda. Inilah yang disebut sebagai majas tautologi.

6. Majas retoris

dm-player
11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi dadu (unsplash.com/Kenny Eliason)

Barangkita kita sudah tidak asing lagi dengan kata retoris. Majas ini adalah majas berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab, karena jawaban ataupun maksud dari penanya sudah terdapat dalam pertanyaan tersebut. Nah, untuk lebih jelasnya, yuk, simak contoh kalimat yang mengandung majas retoris berikut.

Siapa di antara kita yang tidak ingin pandai?

Pertanyaan tersebut sebenarnya tidak membutuhkan jawaban dan penanya hanya bermaksud untuk menegaskan. Sebab kita mengetahui bahwa manusia pada umumnya menginginkan untuk pandai, tidak ada manusia yang ingin menjadi bebal.

7. Majas koreksio

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi tulisan 'poetry'

Mendengar atau membaca nama majas ini, teringat kata koreksi ya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V, koreksi berarti pembetulan atau pemeriksaan. Nah, majas koreksio merupakan ungkapan dengan menyebutkan hal yang dianggap keliru, kemudian menyatakan hal atau maksud sesungguhnya. Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung majas koreksio.

Silakan Rani, maju untuk membacakan puisi karyamu. Maaf, maksud saya Rina.

Pada kalimat tersebut, terdapat kekeliruan yang kemudian diluruskan. Dalam konteks kalimat tersebut, penulis atau pembicara menginginkan Rina untuk maju agar dapat membacakan puisi karyanya, tetapi justru yang disebutkan sebelumnya adalah nama Rani.

Baca Juga: Perbedaan Majas Satire dan Sarkasme, Sering Disalahartikan!

8. Majas eksklamasio

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi pengantin (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Majas eksklamasio adalah majas yang menggunakan kata-kata seru. Oleh karena itu, majas ini umumnya ditandai dengan adanya tanda seru di akhir kalimat. Nah, untuk lebih jelasnya, yuk, simak contoh kalimat yang mengandung majas eksklamasio berikut.

(1) Amboi, alangkah indahnya gaun pengantinmu.
(2) Wah, hebat sekali kamu!

Pada kalimat (1) terdapat kata 'amboi' yang merupakan kata seru untuk menyatakan rasa heran, kasihan, atau kagum. Kemudian pada kalimat (2) terdapat kata 'wah' yang merupakan kata seru untuk menyatakan kagum, heran, terkejut, atau kecewa.

9. Majas alonim

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi orang bercerita (unsplash.com/Harli Marten)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V, kata alonim bermakna varian dalam nama. Sama seperti namanya, majas alonim adalah majas yang menggunakan variasi nama tertentu. Majas ini bertujuan untuk memberi penegasan. Berikut adalah contoh kalimat yang mengandun majas alonim.

Kamu ada masalah apa, Wan? Ceritakan saja.

Pada rangkaian kalimat tersebut, terdapat kata 'Wan'. 'Wan' barangkali merupakan variasi dari nama Hermawan, Awan, ataupun Iwan.

10. Majas inversi

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Benjamin Manley)

Majas inversi disebut pula sebagai majas anastrof. Majas ini merupakan gaya bahasa yang membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi kalimat. Dalam majas inversi, biasanya predikat suatu kalimat disebutkan terlebih dahulu sebelumnya subjeknya. Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung majas inversi.

Bercerita dia kepada ibunya tentang mimpi semalam.

Pada kalimat tersebut, terdapat kata 'bercerita' yang berkedudukan sebagai predikat. Setelah kata 'bercerita', terdapat kata 'dia' yang berkedudukan sebagai subjek.

11. Majas zeugma

11 Macam Majas Penegasan, Apofasis hingga Zeugmailustrasi radio (unsplash.com/Dave Weatherall)

Majas zeugma adalah majas yang menggunakan kata tidak logis dan tidak gramatis dalam susunan kalimat. Majas ini mengakibatkan kalimat menjadi tidak teratur atau rancu. Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung majas zeugma.

Saya sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar.

Kalimat tersebut memang benar secara tata kalimat, tetapi mengandung ketidaklogisan makna. Jika kita membaginya menjadi dua gagasan, maka kita mendapat gagasan bahwa 'saya sudah mendengar berita itu dari radio' dan 'saya sudah mendengar berita itu dari surat kabar'. Gagasan pertama sudah logis, tetapi gagasan kedua tidak logis karena tidak mungkin surat kabar bisa didengar.

Dari sebelas macam majas penegasan tersebut, kamu sering menggunakan majas apa, nih, dalam karya tulismu? Ternyata majas penegasan pun memiliki banyak macamnya, ya. Jangan lupa coba terapkan beberapa majas penegasan agar karyamu lebih variatif.

Baca Juga: Macam-Macam Majas Menyindir, Ada Apa Saja?

Riani Shr Photo Verified Writer Riani Shr

Menulis adalah salah satu upaya menyembuhkan yang ampuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya