Inovasi Pendidikan Kemendikdasmen, Ada Pelajaran Coding untuk Anak SD

- Mendikdasmen Abdul Mu'ti memaparkan program prioritas pendidikan untuk mensukseskan Asta Cita Presiden Prabowo.
- Kemendikdasmen menerapkan deep learning, coding, dan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
- Program ini bertujuan mengentaskan masalah kemampuan literasi dan numerasi siswa serta menjawab tantangan perkembangan teknologi.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, memaparkan program prioritas pendidikan guna mensukseskan program Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Inovasi program pendidikan oleh Kemendikdasmen disampaikan saat Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2025 di PPSDM, Depok, Jawa Barat pada Selasa (29/4/25).
Program dan visi Kemendikdasmen, yakni Pendidikan Bermutu untuk Semua, dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Mu'ti memaparkan program-program prioritas di antaranya pendekatan pembelajaran mendalam atau deep learning serta pelajaran coding dan kecerdasan buatan.
1. Kemampuan literasi dan numerasi pelajar Indonesia masih di bawah standar, bisa baca tapi kesulitan memahami gagasan pokok

Kualitas hasil belajar siswa di Indonesia masih jadi masalah serius di lingkup pendidikan. Kemampuan literasi siswa Indonesia berada di bawah standar PISA (Program for International Student Assessment) level 2, artinya siswa hanya mampu memahami teks sederhana, akan tetapi kesulitan untuk mencari ide pokok teks panjang. Siswa mampu membaca, tapi tidak paham apa yang dibaca.
"Kalau kita coba kemudian melihat hasil belajar yang juga masih menjadi tantangan kita bersama-sama, terutama adalah yang berkaitan dengan kemampuan membaca di bawah standar, 75 persen anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan membaca di bawah standar PISA level 2 yang artinya mereka kesulitan memahami gagasan utama dan sebuah teks panjang," jelas Mu'ti.
Kemampuan numerasinya pun tidak jauh berbeda. Siswa juga mengalami kesulitan untuk memahami aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan utama yang dihadapi pendidikan memerlukan intervensi lebih untuk mengatasi ketertinggalan.
Mu'ti menjelaskan, "Delapan puluh dua persen anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan matematika di bawah standar, di bawah level 2 PISA. Artinya mereka kesulitan memahami aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari."
2. Pendekatan deep learning jadi salah satu solusi untuk mengentaskan kebiasaan mencontek

Kemendikdasmen berupaya mengentaskan problem pendidikan melalui sejumlah program prioritas. Sejumlah kebijakan dan inovasi telah diterapkan di instansi pendidikan terkait, sementara sejumlah program masih dalam proses pengkajian dan penyempurnaan untuk memastikan efektivitasnya dalam mendukung kualitas pendidikan
"Kementerian Disdakmen juga akan menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam atau deep learning, yaitu pembelajaran yang memuliakan agar tercipta suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan," kata Mu'ti.
Konsep belajar mendalam juga disampaikan oleh Mu'ti sebagai langkah untuk memperbaiki pendekatan pembelajaran guna mengurangi praktik kecurangan atau kebiasaan mencontek di kelas. Ia menyampaikan, ada banyak faktor yang menyebabkan pelajar mencontek. Salah satunya adalah ujian yang sifatnya hafalan.
"Dengan pembelajaran mendalam, soal-soal bukan berupa pertanyaan-pertanyaan kuantitatif yang mengandalkan root learning atau pembelajaran yang mengandalkan hafalan, tapi lebih kepada berpikir tingkat tinggi, analisis, yang itu semuanya gak mungkin mereka menyontek karena itu berasal dari pemikiran-pemikiran dan juga gagasan yang menjadi ukuran kemampuan mereka," tambahnya.
3. Pelajaran coding dan artificial intelligence akan masuk kurikulum dan menjadi pelajaran sekolah

Program lain yang diinisiasi oleh Kemendikdasmen adalah upaya untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi. Kemendikdasmen akan meningkatkan kemampuan literasi digital di sekolah melalui peajaran coding dan kecerdasan artificial intelligence.
"Untuk menyiapkan generasi yang melek teknologi, Kemendisdakmen akan mengenalkan pelajaran coding dan kecerdasan artificial intelligence dalam kurikulum. Tujuannya adalah untuk meningkatkan literasi digital, meningkatkan kemampuan berpikir komputasional, meningkatkan pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial secara produktif dan bertanggung jawab. Opsi pembelajarannya sebagai mata pelajaran pilihan kelas 5 dan 6 SD, SMP, dan SMK atau SMA," ujar Mu'ti seraya menegaskan program ini akan terintegrasi dengan pelajaran dan sebagai ekstrakulikuler.
Mu'ti juga menyampaikan, turut dihadirkan pelatihan untuk guru yang bekerja sama dengan lembaga yang bermitra, seperti Google, untuk mendukung program tersebut.