Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kalimat yang Bisa Bikin Orang Menjauh Tanpa Kamu Sadari, Hati-hati!

ilustrasi orang sedang berbincang (unsplash.com/Vitaly Gariev)
ilustrasi orang sedang berbincang (unsplash.com/Vitaly Gariev)

Kamu mungkin pernah mengatakan sesuatu yang terdengar biasa saja, tapi tiba-tiba suasana menjadi berubah. Ada kalimat-kalimat yang terdengar positif, padahal diam-diam menyimpan racun.

Memang perkataan ini sering digunakan sehari-hari sehingga terdengar normal dan aman. Akan tetapi, sebenarnya bisa bikin orang lain merasa nggak dianggap. Tanpa kamu sadari, kalimat ini bisa mengakibatkan hubungan renggang. Nah, berikut empat kalimat mengejutkan yang tanpa sadar bisa merusak hubungan sosial.

1. "Aku kan cuma bercanda"

ilustrasi hubungan persahabatan (unsplash.com/Surface)
ilustrasi hubungan persahabatan (unsplash.com/Surface)

Kalimat ini sering menjadi tameng setelah kita melontarkan komentar tajam atau sindiran yang menusuk. Sekilas memang terdengar seperti usaha melunakkan suasana, tapi justru bisa membuat orang lain merasa direndahkan. Humor yang disisipi sindiran ini biasanya tidak benar-benar lucu, melainkan menyimpan ketidaknyamanan yang tersamarkan.

Kalau kebiasaan ini terus berulang, orang-orang di sekitar bisa kehilangan rasa percaya. Mereka menjadi waspada, bertanya-tanya apakah perkataanmu serius atau hanya sarkas. Lebih berbahaya lagi jika akhirnya mereka diam-diam menjauh.

Hubungan yang sehat membutuhkan keterbukaan dan rasa aman. Lebih baik menyampaikan perasaan atau kritik secara jujur tapi tetap dengan bahasa yang hangat, daripada menutupinya dengan candaan yang menyakitkan.

2. "Aku selektif memilih teman"

ilustrasi hubungan persahabatan (unsplash.com/NONRESIDENT)
ilustrasi hubungan persahabatan (unsplash.com/NONRESIDENT)

Sekilas ucapan ini terdengar bijak. Seolah-olah kamu mempunyai standar tinggi dalam pertemanan. Akan tetapi, tanpa sadar kalimat ini berpotensi membuat orang lain merasa sedang diuji apakah layak menjadi temanmu.

Alih-alih nyaman, perasaan yang muncul justru was-was. Orang lain bisa saja takut jika mereka tidak akan pernah cukup baik untuk ‘lolos standar’. Jadi, yang tadinya bermaksud hati-hati dalam memilih teman malah terkesan seperti sikap elitis. Kadang, bukan soal seberapa ketat kita memilih teman, tapi seberapa tulus kita bisa membangun hubungan yang apa adanya.

3. "Aku memang begini orangnya"

ilustrasi orang sedang berbincang (unsplash.com/Vitaly Gariev)
ilustrasi orang sedang berbincang (unsplash.com/Vitaly Gariev)

Sekilas terdengar seperti bentuk penerimaan diri, tapi seringnya justru dijadikan alasan untuk tidak mau berubah. Kalimat ini seakan menyiratkan meminta orang lain untuk menerima dirimu apa adanya tanpa memikirkan efeknya bagi mereka. Padahal hidup tidak bisa dijalani dengan keegoisan karena sejatinya kita selalu berdampingan dengan orang lain.

Jika kebiasaan ini tidak segera diubah, lama-lama orang sekitar bisa merasa tidak nyaman. Mereka sulit terkoneksi karena bertemu sosok yang kaku dan enggan menyesuaikan diri. Hubungan yang sehat membutuhkan rasa saling peduli, kompromi dan kesediaan untuk berkembang bersama.

4. "Aku lagi fokus sama diriku sendiri"

ilustrasi orang sedang berbincang (unsplash.com/Vitaly Gariev)
ilustrasi orang sedang berbincang (unsplash.com/Vitaly Gariev)

Tidak sepenuhnya salah saat kamu ingin fokus pada diri sendiri karena memprioritaskan diri sendiri itu memang penting. Namun jika terlalu sering diucapkan akan terkesan seperti membuat tembok tinggi agar orang lain tidak bisa masuk. Kadang kalimat ini bisa membuat orang lain merasa dijauhkan. Mereka bisa berpikir tidak ada tempat di hidup kita, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun. Jadi, tetap bisa fokus sama diri sendiri, tapi jangan sampai membuat orang-orang terdekat merasa tak dianggap.

Hubungan yang sehat dibangun dari kejujuran, empati dan kesediaan untuk saling mendengarkan. Tidak masalah jika kita pernah salah ucap karena itu manusiawi. Yang terpenting adalah berani merefleksikan diri dan belajar memilih kata-kata yang lebih hangat. Dengan begitu, orang lain merasa aman bersama kita dan hubungan pun bisa tumbuh lebih sehat serta penuh kepercayaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Merawat Peralatan Dapur Bahan Kayu agar Awet, Jangan Asal Cuci!

07 Sep 2025, 11:32 WIBLife