ilustrasi valentine romantis (pexels.com/roman)
Mengutip laman Britannica, diperkirakan Hari Valentine berasal dari festival Romawi bernama Lupercalia, yang diadakan pada pertengahan Februari. Festival untuk merayakan datangnya musim semi ini meliputi upacara kesuburan dan penjodohan perempuan dan pria. Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius I melarang perayaan Lupercalia dan menggantinya dengan Hari St. Valentine.
Tetapi asal usul sebenarnya dari hari libur ini tidak jelas. Hari Valentine baru dirayakan sebagai hari romantis sekitar abad ke-14. Meskipun ada beberapa martir Kristen yang bernama Valentine, hari itu mungkin mengambil namanya dari seorang pendeta yang menjadi martir sekitar tahun 270 M oleh kaisar Claudius II Gothicus.
Menurut legenda, pendeta itu menandatangani surat "dari Valentine-mu" untuk putri sipir penjaranya, yang telah berteman dengannya, dan menurut beberapa catatan, disembuhkan dari kebutaannya. Catatan lain menyebutkan bahwa nama hari raya ini diambil dari nama St. Valentine dari Terni.
Ia seorang uskup, meskipun mungkin kedua orang suci itu sebenarnya adalah satu orang. Legenda umum lainnya menyatakan bahwa St. Valentine menentang perintah kaisar dan diam-diam menikahkan pasangan untuk menyelamatkan para suami dari perang. Karena alasan inilah hari rayanya dikaitkan dengan cinta.
Pesan resmi, atau Valentine, muncul pada tahun 1500-an, dan pada akhir tahun 1700-an ketika kartu cetak komersial mulai digunakan. Valentine komersial pertama di Amerika Serikat dicetak pada pertengahan tahun 1800-an. Valentine biasanya menggambarkan Cupid, dewa cinta Romawi bersama dengan hati, yang secara tradisional merupakan lambang emosi.
Karena musim kawin burung dianggap dimulai pada pertengahan Februari, burung juga menjadi simbol hari itu. Hadiah tradisional termasuk permen dan bunga, khususnya mawar merah, merupakan simbol keindahan dan cinta. Valentine pun menjadi populer di Amerika Serikat dan semakin lama meluas hingga ke negara-negara lainnya.