Kiat Membangun Kebiasaan dan Perilaku Hidup Sehat di Sekolah/Madrasah

Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, menjadi kewajiban seluruh pihak, termasuk peserta didik, pengajar, orangtua, dan masyrakat. Terciptanya lingkungan sehat dapat menunjang proses belajar-mengajar menjadi lebih kondusif dan produktif.
Hal tersebut sejalan degan pernyataan Anas Ma'ruf, Direktur Penyehatan Lingkungan dalam launching "Buku Panduan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Sekolah/Madrasah dengan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)" pada Kamis (13/9/22). Anas menjelaskan, "Upaya membuat sekolah yang sehat, lingkungan yang sehat, itu adalah kewajiban kita semua. Jadi, tujuannya adalah supaya lingkungan itu sehat sehingga bisa memberikan suasana, bisa mendukung bagi anak yang sekolah di situ dan seluruh civitas sekolah, gurunya. Semua yang bekerja di situ bisa melakukan aktivitasnya."
Beberapa sekolah maupun madrasah telah mengaplikasikan program STBM di lingkungan masing-masing. Berikut ini beberapa penerapannya di sekolah maupun madrasah dengan latar belakang yang beragam.
1. Penerapan STBM perlu dilakukan untuk memberikan akses air, sanitasi, dan kebutuhan dasar yang baik

Di Indonesia, masih banyak sekolah yang tidak memiliki akses terhadap air minum, sanitasi, dan kebutuhan dasar kebersihan yang baik. Ini sejalan dengan pernyataan Dini Widiastuti, Executive Director Yayasan Plan Indonesia, "Sekolah di Indonesia itu masih ada hampir 300 ribu sekolah yang tidak memiliki akses terhadap air minum, sanitasi, dan kebersihan dasar."
Oleh karenanya, pelaksanakan STBM dengan mengedepankan prinsip perubahan perilaku hidup bersih, jadi hal yang penting dilakukan. Pelibatan seluruh pihak, baik orangtua, siswa, pengajar maupun masyarakat umum secara aktif dapat menunjang upaya tersebut.
"Menurut penelitian Plan dan SMERU Research Institute di tahun 2018, tercatat 79 persen anak perempuan tidak pernah mengganti pembalut di sekolah karena tidak nyaman toiletnya dicampur dan ini menyebabkan gangguan kepada proses belajar mereka," ujar Dini.
2. Penerapan STBM di Kota Sumbawa melibatkan seluruh elemen masyarakat secara kolaboratif dan sistematik

Ada berbagai cara untuk mengupayakan penerapan STBM di sekolah atau madrasah di Indonesia. Penerapan ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah.
Perubahan tidak bisa berjalan sukses bila seluruh elemen masyarakat maupun pemerintah tidak melakukan kolaborasi. Hal tersebut seperti yang disampaikan Ikhsan Safitri, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, "Strategi yang kita terapkan adalah menerapkan strategi yang kolaboratif. Artinya, memanfaatkan jaring-jaring sekolah yang ada. Di sana, kita memanfaatkan apa yang kita sebut dengan K3S, Kelompok Kerja Kepala Sekolah. Jadi memanfaatkan semua jaring-jaring sekolah, mulai dari K3S ditingkat PAUD, di tingkat SD, maupun SMP."
Ikhsan kembali menuturkan bahwa keterlibatan seluruh elemen masyarakat dapat mendorong perubahan perilaku yang bersih dan sehat di lingkungan sekolah. “Mengubah perilaku higienis anak tidak bisa dilakukan langsung kepada anak, tapi harus juga dilakukan secara kolaboratif, sistemik dengan yang lain-lain. Hubungan dengan para orangtua, lingkungan, kepala desa, lurah, camat itu mutlak untuk mendukung perilaku yang higienis anak,” tutup Ikhsan.
3. Pelaksanaan ibadah dan ajaran agama menjadi dorongan bagi madrasah ibtidaiyah untuk ciptakan lingkungan yang bersih

Kebersihan menjadi hal yang utama untuk seluruh warga sekolah, termasuk di madrasah ibtidaiyah. Kelangsungan ibadah dan ajaran agama menjadi dasar yang kuat untuk menerapkan kebiasaan hidup bersih di lingkungan sekolah.
"Terkait dengan upaya yang dilakukan, kami menerapkan STBM MKM di madrasah, di antaranya, pertama, mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi sarana pendukung dari pelaksanakan STBM di sekolah. Di antaranya, tersedianya toilet inklusi. Di dalam toilet itu juga tersedia adanya kotak MKM, pembalut, celana dalam pengganti, dan sebagainya," tutur Masnun Riasi, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Lape Sumbawa.
Dalam rangka menerapkan kebiasaan hidup bersih, diperlukan usaha keras mengajak seluruh warga sekolah untuk mewujudkan hal tersebut. Mensosialisasikan STBM dengan permainan yang menyenangkan dan seru, menjadi strategi untuk menarik minat anak di Madrasah Ibtidaiyah Lape Sumbawa.
Masnun menceritakan, "Dan juga untuk menarik minat peserta didik dalam penerapan STBM itu kami juga menyediakan sebentuk permainan sebagai daya tarik anak-anak, melalui ular tangga misalnya. Karena usia bermain, anak-anak akan tertarik untuk menerima sosialisasi daripada STBM MKM di sekolah yang dilakukan guru pendamping dan juga peserta didik sebaya."
4. Membangun kebiasaan hidup sehat di lingkungan sekolah luar biasa dengan strategi khusus yang menyenangkan

Setiap sekolah memiliki kiat yang berbeda untuk membangun kebiasaan hidup sehat. Misalnya, di Sekolah Luar Biasa (SLB), penerapan kebiasaan hidup sehat memperhatikan kebutuhan dan kondisi tertentu dari siswanya.
Dessi Silaen, Kepala Sekolah Luar Biasa A Karya Murni Ruteng turut membagikan kisahnya mengajak anak-anak didik menjaga kebersihan, "Yang pertama, mengarahkan siswa untuk ke kamar mandi setiap kali BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air Kecil) dan membersihkannya setiap selesai menggunakan."
Tak hanya itu, Dessi mendorong dan mengarahkan siswa untuk membersihkan kamar mandi, ruang kelas, dan lingkungan sekitar sekolah setiap hari. "Yang kedua, mewajibkan siswa untuk mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir, pada sarana yang sudah tersedia di depan sekolah masing-masing dan kamar mandi juga. Yang ketiga, terfasilitasi kamar mandi yang layak dan inklusif untuk semua orang. Yang keempat terfasilitasi tempat sampah setiap ruangan, baik di kelas, kamar mandi, maupun di ruangan lainnya sehingga mudah diakses untuk siswa-siswi. Yang kelima, secara rutin membersihkan saluran air secara keseluruhan di lingkungan sekolah. Yang keenam, tersedia kotak MKM yang didalamnya tersedia pembalut, kapas pengganti, kapas, alkohol, dan plaster," jelas Dessi.
5. Penyehatan lingkungan juga didorong dengan berbagai upaya dan langkah konkret dari pemerintah

Seluruh upaya dari berbagai sekolah maupun madrasah tak lengkap tanpa dorongan dan dukungan dari pemerintah. Anas menjelaskan berbagai upaya penyehatan lingkungan, "Kalau upaya penyehatan lingkungan secara umum itu, ada tiga kegiatan besar. Yang pertama, ada STBM. STBM ini, hampir semua upaya penyehatan dasar di lingkungan dasar itu ada di situ. Mulai dari airnya, pangannya, limbahnya, kemudian juga perilaku-perilaku yang lain. Artinya, kalau STBM bisa dilakukan di semua tatanan, itu sesungguhnya sebagian besar upaya penyehatan lingkungan bisa terjadi di situ. Karena di situ ada pemenuhan sarana dan prasarana, kemudian yang kedua unsur perubahan perilaku atau behaviour changes. Jadi, kalau STBM ini bisa diterapkan di mana-mana, baik di komunitas, di sekolah, di perkantoran, di industri, dan semua tatanan yang lain, itu semua bisa selesai. Karena itu sesungguhnya upaya penyehatan lingkungan secara dasar, itu sudah ada di STBM."
Tak hanya STBM, program penyehatan lingkungan lainnya adalah penyediaan air dan sanitasi serta konsep kabupaten kota sehat. Tiga upaya tersebut diharapkan dapat mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat secara menyeluruh.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui dari penerpana STBM di lingkungan sekolah maupun madrasah. Yuk, terapkan beberapa kiat di atas untuk ciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik!