Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah (Pinterest: Badische Zeitung)

Ada satu fakta menarik tentang asal usul gelar Haji di Indonesia. Kalau diperhatikan, orang Indonesia yang sudah melaksakan ibadah haji akan otomatis menyandang gelar Haji (bagi laki-laki) atau Hajjah (bagi perempuan).

Sempat dikira sebagai hal umum, ternyata penyematan gelar itu hanya berlaku di Indonesia. Apakah orang Arab pakai gelar Haji? Sejauh ini penyematan gelar itu tidak berlaku, baik di Arab maupun di negara lain.

Lantas, kenapa gelar Haji hanya di Indonesia dan bagaimana awal mulanya? Nah, ada tiga pespektif untuk menjelaskan asal usul gelar Haji di Indonesia. 

Yuk, simak ulasan berikut ini!

1. Asal usul gelar Haji di Indonesia dari perspektif pertama

ilustrasi ibadah haji (pexels.com/Muhammad Khawar Nazir)

Untuk membedah sejarah penggunaan gelar Haji, gak bisa dilihat dari satu perspektif saja. Pasalnya, sejarah penggunaan gelar Haji di Indonesia dipengaruhi berbagai faktor.

Perspektif pertama menjelaskan gelar Haji sebagai warisan kolonial Belanda. Kok bisa? Pada masa penjajahan Belanda, orang Indonesia yang telah melakukan ibadah haji cenderung punya pemikiran yang progresif.

Rata-rata mereka menentang penjajahan dan melakukan gerakan pemberontakan. Akhirnya, pihak Belanda membatasi jamaah haji.

Melansir Kemenag, Belanda membuka Konsulat Jenderal pertama di Arab pada 1872 yang bertugas mencatat dan mengontrol pergerakan jamaah haji dari Hindia Belanda.

Mereka yang sudah berangkat haji harus memakai gelar Haji. Tak cuma itu, mereka harus memakai pakaian yang menunjukkan bahwa ia sudah melakukan ibadah itu.

2. Asal usul gelar Haji di Indonesia dari perspektif kedua

Editorial Team

Tonton lebih seru di