Kenapa Imlek Identik Pakai Baju Merah? Ini Asal-usulnya

Bagi masyarakat Tionghoa, merah bukan warna sembarangan melainkan merupakan sebuah warna yang penuh makna. Dilansir Hindustan Times, mengenakan pakaian berwarna merah selama Tahun Baru Imlek dipandang melambangkan kemakmuran.

Itu mengapa orang-orang memilih mengenakan pakaian serba merah dari ujung kepala hingga ujung kaki saat tahun baru. Warna merah menyala, khususnya, dipercaya dapat meningkatkan pergerakan, vitalitas, semangat, dan cinta.

Tak hanya perihal makna, terdapat pula cerita rakyat yang berkaitan dengan warna merah di Tahun Baru Imlek. Penduduk asli percaya, bahwa warna merah juga memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat. 

Menurut legenda, ada seekor binatang buas yang berbahaya yang disebut 'Nian', yang juga berarti 'Tahun'. Nian akan mengunjungi desa-desa di malam tahun baru untuk membunuh orang-orang dan bahkan anak-anak.

Suatu waktu, masyarakat mencoba menggantungkan pakaian berwarna merah di depan salah satu rumah dan hasilnya Nian ketakutan. Sejak saat itu, warga Tionghoa percaya memakai pakaian dan meletakkan dekorasi berwarna merah akan mampu mengusir Nian, yang melambangkan kesialan dan bahaya. 

Cheongsam dan Changshan adalah tipe pakaian yang identik dikenakan oleh masyarakat Tionghoa saat momen Imlek. Cheongsam yang dikenal juga sebagai Qipao adalah baju khas Tionghoa yang jadi simbol kedudukan sosial kaum perempuan. Baju yang dibuat pada tahun 1920 ini merupakan pakaian yang sering dikenakan perempuan Tionghoa berkedudukan sosial tinggi.

Sedangkan, Changshan yang berasal dari kata "Piyin Changshan", diartikan sebagai baju panjang. Dulunya, baju ini jadi salah satu pakaian resmi yang banyak digunakan oleh kaum laki-laki untuk menghadiri beberapa acara.

Itulah tadi makna dan asal-usul yang ternyata ada di balik pemilihan warna merah sebagai warna pakaian wajib saat Imlek. Menarik sekali ya, selamat Tahun Baru Imlek!