Lanjut Kuliah Itu Penting, Tapi 5 Hal Ini Mungkin Lebih Penting

Siapa sih, yang nggak ingin lanjut studi? Sayangnya, kadang saking inginnya kita melanjutkan studi, sampai-sampai kita nggak sadar apakah sebenarnya itu hal yang kita kejar atau kita hanya ingin memuaskan orang lain. Loh, kalau saya mau memuaskan orang tua saya gimana? Ya. Tapi perlu diingat bahwa kita membahas hal ini ketika konteksnya kamu dihadapkan pada permasalahan ekonomi.

Orang tua mana pun pasti nggak akan pernah menolak untuk membiayai anaknya lanjut studi. Tapi, sebelum kamu mengutarakan keinginan itu pada mama papamu, ada baiknya kita pikirkan lagi. Apakah memang untuk memuaskan orang tuamu atau memuaskan lingkungan sosialmu?

Salah satu jalan keluar ketika kamu sedang berada di persimpangan adalah tanyakan pada diri, apa yang saya butuhkan sebenarnya? Apakah nggak bisa ditunda? Apakah harus tahun ini juga? Nggak adakah kesempatan lain? Nyatanya, beberapa program studi di perkuliahan memang menuntut studi lanjutan agar bisa bekerja sesuai profesi keilmuannya, misalnya Apoteker, Psikologi, Kedokteran, bahkan hukum. Namun, ketika kamu masih memiliki pilihan lain untuk menunda kelanjutan studimu itu, kamu pasti akan menemukan jawaban lain soal hal yang sebenarnya lebih penting bagimu sekarang.

Hasrat yang nggak terbendung untuk melanjutkan studi kadang membuat kita buta dan terkadang kita membutuhkan orang lain untuk membukakan mata kita. Kenyataannya, banyak orang yang mengambil studi lanjutan sebelum tahu keilmuan khusus apa yang sebenarnya butuh mereka dalami. Salah satu cara untuk menggali hal itu adalah dengan menerjunkan diri ke bidang profesionalnya lebih dulu. Bekerja.

Dunia pekerjaan kerap kali menyuguhkan masalah-masalah nyata yang nggak kita temui saat kuliah dulu. Kita jadi tahu seluk-beluk hal yang kita ambil di dunia kerja nyata. Dari sanalah sebenarnya kita akan tahu bidang keilmuan khusus apa yang seharusnya kita perdalam. 

Nggak bisa dipungkiri bahwa semakin tinggi gelar seseorang, semakin mudah pula ia mengajukan lamaran ke perusahaan-perusahaan besar. Tapi kenyataan pahit lainnya bahwa nggak sedikit juga orang yang justru kesulitan cari kerja karena gelarnya yang ketinggian. Kita tetap harus memikirkan hal ini dulu. Buat perencanaan. Let say, kita akan mengambil studi selama dua tahun, setelahnya apa yang akan kita lakukan? Cari kerja? Perusahaan seperti apa yang sekiranya akan menerima kandidat dengan spesifikasi seperti kita? Hal lain bahwa nggak sedikit perusahaan yang tetap menilai lulusan strata apa pun sebagai fresh graduate, lho! Jadi, di dalam hal ini, pengalaman kerja tetap harus kita pikirkan.

Itulah sebabnya, opsi melanjutkan studi melalui beasiswa instansi kerap jadi pilihan baik. Beberapa beasiswa mengharuskan kandidatnya untuk membekali diri dengan pengalaman kerja dulu, lho! Biasanya 2 tahun pengalaman kerja. Hal ini untuk menghindari kekosongan setelah kita selesai mengambil studi. Atau, kita juga bisa memilih beasiswa yang memberikan ikatan kerja setelahnya.

Nggak semua hal di dunia ini bisa langsung kita lakukan detik ini juga. Beberapa di antaranya mau nggak mau harus kita tunda. Salah satunya mungkin kelanjutan studi kita. Terutama untuk bidang kuliah yang nggak harus menuntut kelanjutan studi dengan segera. Sebelum ngotot ribut sama orang tua untuk lanjut magister, ada baiknya kita pikirkan apakah rencana ini bisa ditunda sampai beberapa tahun ke depan?

Nyatanya, nggak ada istilahnya terlambat dalam menimba ilmu, lho! Saat kita bisa melakukan hal lain lebih dulu, misalnya bekerja, kita juga masih bisa lanjut studi bahkan ketika usia kita sudah nggak lagi kepala dua, kok!
 
Jadi, kamu mau lanjut studi atau menundanya, nih? Apa pun keputusanmu, yakinlah itu yang terbaik nggak hanya bagi kamu, juga bagi keluarga dan orang tuamu, ya! Selamat berjuang!

Yuk, tulis karya tulismu melalui IDNtimes Community! Cari tahu gimana cara submit artikelmu di sini.