- Esai Komitmen: Pendaftar wajib menjelaskan alasan memilih program studi, rencana kontribusi setelah lulus, dan komitmen kembali ke Indonesia. Jurusan yang dipilih sebaiknya mendukung sektor strategis nasional.
- Surat Persetujuan Promotor: Untuk program doktor, pendaftar bisa melampirkan surat promotor (jika ada co-promotor dari dalam negeri) atau surat dari pimpinan instansi.
- Pembaruan Daftar Kampus Tujuan: Mulai tahap 2 tahun 2025, daftar kampus tujuan diperbarui. Ada kampus yang ditambah, ada juga yang dihapus. Pendaftar boleh mengusulkan kampus/prodi di luar daftar, tapi peluang diterima lebih besar kalau memilih dari list resmi.
- Memilih Kampus di Luar Daftar: Sekarang berlaku juga untuk kampus dalam negeri, dengan syarat punya akreditasi A/Unggul dari BAN-PT, sesuai jenjang LPDP, dan bukan kelas non-reguler/profesi.
- Tambahan Kampus Dalam Negeri (Beasiswa Afirmasi): LPDP menambah pilihan kampus agar akses makin merata, di antaranya; IAIN Ternate, IAIN Ambon, IAIN Sorong, IAKN Ambon, Universitas Cenderawasih, Universitas Nusa Cendana, Universitas Papua, dan Universitas Pattimura.
- Tambahan Kampus Luar Negeri: Untuk mendukung sektor strategis, kampus baru ditambahkan, seperti ENAC (Perancis) di bidang transportasi, RUAS (Belanda) jurusan Marine Engineering & Transport, serta Hiroshima University (Jepang) yang terbuka untuk semua bidang.
LPDP 2026 Akan Berubah, Masih Bebas Pilih Kampus dan Jurusan?

- Pilihan kampus dan jurusan akan lebih terbatas
- Beasiswa didorong untuk sektor strategis nasional
- Aturan tahun 2025 masih berlaku
Mulai 2026, Beasiswa LPDP bakal mengalami perubahan besar. Kalau selama ini penerima bisa bebas menentukan jurusan dan kampus, aturan baru akan lebih terarah. Pemerintah berencana membuat daftar prioritas untuk jurusan dan kampus tertentu yang dianggap mendukung kebutuhan pembangunan nasional.
Rencana ini sudah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya, arah kebijakan LPDP akan difokuskan pada bidang studi prioritas, terutama sains, teknologi, dan inovasi (STEM). Meski begitu, jurusan non-STEM masih tetap punya peluang, hanya saja porsinya lebih terbatas dibanding sebelumnya.
1. Pilihan kampus dan jurusan akan lebih terbatas

Kalau dulu peserta bisa dengan leluasa memilih kampus mana pun di dalam maupun luar negeri, tahun 2026 daftar tujuan akan lebih spesifik. Pemerintah melalui kementerian terkait akan menentukan jurusan-jurusan yang masuk kategori prioritas agar sesuai dengan kebutuhan strategis bangsa.
Bidang yang difokuskan, antara lain; energi, pangan, pertahanan, transportasi, teknologi informasi, material maju, hingga teknologi nano. Jadi, buat calon pendaftar penting untuk mulai mempertimbangkan jurusan yang selaras dengan arah baru kebijakan ini.
2. Beasiswa didorong untuk sektor strategis nasional

Sri Mulyani menyebutkan, bahwa dana beasiswa harus sejalan dengan kepentingan negara, bukan sekadar pilihan individu. Hal ini ditegaskan juga oleh Menko PMK Pratikno yang menyatakan bahwa LPDP harus mendukung lahirnya talenta nasional di sektor-sektor strategis.
Ia menambahkan, LPDP ke depan harus menjadi “mesin akselerasi” SDM unggul yang bisa menopang industri masa depan. Dengan begitu, beasiswa ini bukan hanya soal kesempatan studi, tapi juga investasi jangka panjang untuk memperkuat posisi Indonesia di tingkat global.
3. Aturan tahun 2025 masih berlaku

Buat kamu yang mendaftar tahun 2025, aturan lama masih bisa dinikmati. Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi LPDP, Mohamad Lukmanul Hakim, memastikan seleksi tahun ini tetap menggunakan sistem yang berjalan sekarang. Jadi, perubahan baru akan diterapkan tahun depan.
Nah, berikut beberapa aturan penting yang berlaku di tahun 2025:
Seleksi LPDP 2025 masih berjalan seperti biasa, tapi siap-siap ya, karena mulai 2026 arah kebijakan akan lebih ketat. Kampus dan jurusan akan diarahkan ke bidang prioritas agar benar-benar mendukung kebutuhan pembangunan Indonesia. Jadi, buat calon pendaftar penting banget dari sekarang memetakan jurusan yang sesuai dengan minat sekaligus relevan dengan arah strategis nasional.