IDN Times Xplore/FortyXplore_SMAN 48 Jakarta
Apakah kalian sadar kemana perginya sampah yang selama ini telah kalian gunakan dan kalian buang? Apakah kalian pernah memikirkan apakah hal tersebut akan berdampak buruk kepada lingkungan? Bayangkan jika suatu hari kita hidup ditengah tumpukan sampah yang telah kita ciptakan sendiri, tentu akan terasa sangat sulit bukan? Situasi ini bisa saja terjadi jika sampah yang telah kita gunakan tidak dikelola dengan baik. Terlebih lagi berdasarkan banyaknya sumber dan juga fakta yang telah terlihat secara langsung, kurangnya pengelolaan limbah sampah di masyarakat ternyata masih menjadi polemik dalam kehidupan kita saat ini. Salah satu faktor utamanya adalah minimnya pengetahuan tentang cara mengelola sampah. Hal ini didukung dengan data yang dikutip dari Sistem Pengelolaan Sampah Nasional(SPSN), bahwa masih terdapat 61.22% sampah yang tidak terkelola dari total 56,63 juta ton sampah per tahunnya. Dan menurut data KLH/BPLH hanya 39,01% (22,09 juta ton) yang berhasil dikelola dengan baik. Sebanyak 21,85% (12,37 juta ton) sampah masih ditimbun di TPA dengan metode open dumping, sementara 39,14% (22,17 juta ton) lainnya terbuang ke lingkungan melalui pembakaran, illegal dumping, atau dibuang ke badan air. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia masih menghadapi tantangan besar.
Tak bisa dipungkiri bahwa sampah plastik masih menjadi nomor satu sampah non-organik penyumbang masalah terbesar bagi lingkungan setiap tahunnya. Selain itu, menurut Info Singkat, 202, limbah rumah tangga juga masih menduduki peringkat pertama sebagai penyumbang limbah minyak goreng terbanyak di Indonesia. Total konsumsi minyak goreng bekas skala rumah tangga mencapai 13 juta ton tiap ton per tahun. Sayangnya, hanya 3 juta ton yang berhasil terkumpul dan terkelola. Limbah minyak jelantah juga kerap menjadi masalah serius yang berdampak pada pencemaran air. Bukan hanya air, berbagai elemen lingkungan lainnya juga ikut terdampak, seperti, pencemaran nutrisi tanah, penyumbatan serta membahayakan ekosistem laut. juga kerap menjadi masalah serius yang berdampak pada pencemaran air. Padahal jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, limbah minyak jelantah dan plastik memiliki potensi lain yang bermanfaat dengan cara yang sederhana dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui perkembangan teknologi yang semakin pesat di era modern ini, dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi permasalahan lingkungan yang masih terjadi. Selain itu, generasi muda juga memiliki potensi besar sebagai peranan dalam menghadirkan perubahan, solusi dan juga inovasi bagi permasalahan lingkungan. Ini merupakan kesempatan kita sebagai generasi muda untuk turut ikut serta dalam menjaga, memelihara, dan mencetuskan solusi untuk bumi di masa depan. Selaku penerus bangsa kami mencoba untuk menghadirkan terobosan baru dalam bidang teknologi dan edukasi untuk membangun kesadaran, dan juga kreativitas di semua kalangan. Sebagai langkah kongkret untuk menjaga bumi kami memperkenalkan Klik Hijau sebuah platform berbasis web yang mengedukasi, dan juga memberikan inspirasi untuk mengolah sampah dengan slogan "Dimulai dari satu sentuhan. Tetapi mampu menghadirkan dunia menjadi lebih hijau"
Melalui platform ini, masyarakat dari berbagai kalangan, baik usia maupun latar belakang diberikan akses untuk belajar tentang pengelolaan sampah yang tepat dan ramah lingkungan. Dengan menyediakan informasi, panduan, dan ide kreatif. “Klik” mendorong tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari memilah sampah, mendaur ulang, hingga memanfaatkan limbah menjadi produk bermanfaat. Pendekatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesadaran individu, tetapi juga membangun budaya peduli lingkungan secara kolektif. Dengan demikian, langkah kecil yang konsisten dari setiap individu dapat berkontribusi pada pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan hijau.