[MADING] Si Kecil untuk Solusi Besar

Tahukah kalian? Kalau limbah sisa makanan di sekolah sangatlah melimpah, bahkan terkadang menyebabkan bau tidak sedap yang bisa saja membuat konsentrasi ketika belajar akan terganggu. Limbah tersebut faktanya belum diolah dengan baik, padahal ketika kita bisa melakukan pemanfaatan maksimal terhadap limbah tersebut, bisa menjadi inovasi baru dan membantu lingkungan kembali bersih dan sehat. Sampah domestik di Indonesia didominasi oleh sisa makanan. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, jumlah timbulan sampah Tahun 2024 dari 320 kabupaten/kota seluruh Indonesia sebesar 34,630,115.78 juta ton/tahun. Dari jumlah timbulan sampah tersebut, sisa makanan merupakan porsi sampah yang terbesar yaitu sekitar 38,96%.
Pak Adwi punya jenggot,
Ke tukang cukur naik taksi
Kenalin, kami pemelihara maggot,
Tim Greenovators siap beraksi
Hello Eco Warriors! Kami dari kelompok Greenovators SMA Negeri 5 Semarang yang akan beritahu kalian, bagaimana caranya memberantas sisa makanan dengan cara yang anti-mainstream!
Tim redaksi:
Guru pembimbing: Gilang Sasongko
Ketua: Adliena Zatafini
Anggota: Hanum Nindya Prameswari, Naida Ayu Mecca Azzahra, Rafiza Helmia Zaian, Lu Livia Sonjani, Maria Josephine
Ilustrasi: Adliena Zatafini, Lu Livia Sonjani, Rafiza Helmia Zaian
Essay: Hanum Nindya Prameswari, Naida Ayu Mecca, Maria Josephine
Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Explore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Dari semua jenis sampah, sampah sisa makanan merupakan salah satu jenis sampah yang cenderung paling banyak dihasilkan di lingkungan sekolah. Dikutip dari tempo.com, ”Anggota Komisi bidang Pendidikan DPR Ledia Hanifa Amaliah melakukan peninjauan program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bandung dan Cimahi. Saat peninjauan tersebut, ditemukan beberapa sekolah yang terkendala pengelolaan sampah. Beliau mengatakan, kendala itu terjadi lantaran jumlah produksi sampah dari program MBG tak diikuti dengan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan cepat di sekolah.” (Dinda Shabrina, 2025). Bahkan kebijakan pemerintah sendiri pun jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan sampah sisa makanan yang tidak terkendali. Permasalahan serupa juga dapat terjadi pada lingkungan sekolah kami sendiri, yaitu SMA Negeri 5 Semarang, di mana setiap harinya terdapat sampah sisa makanan sebanyak 120 Liter atau setara dengan 1 tong perharinya. Ironinya, limbah organik yang memiliki nilai kandungan bermanfaat tinggi ini justru tidak dapat terkelola dengan tepat.
Namun, upaya untuk mengatasi timbunan sampah ini sering kali justru menimbulkan permasalahan baru yang tidak kalah serius. Alih-alih dikelola dengan tepat, fenomena tidak terkendalinya sampah organik ini pada akhirnya memicu tindakan penyelesaian yang keliru dan justru kontraproduktif, tak jarang sampah tersebut akhirnya dibakar begitu saja. Apakah kalian pernah melihat atau bahkan mencoba untuk membakar semua jenis sampah? membakar sampah termasuk pencemaran lingkungan terutama udara “Pembakaran sampah akan menghasilkan kabut asap yang sangat mengganggu jarak pandang pengguna jalan, serta secara perlahan membunuh mu akibat senyawa yang terkandung yaitu gas formaldehida yang dihasilkan dari pembakaran sampah, sampah dari bahan melamine ketika dibakar dengan oksigen besar mampu mengancam kesehatan manusia.” (Redaksi halosehat, 2025). Pembakaran sampah juga sering diakibatkan oleh lingkungan masyarakat tersebut sendiri “pencemaran udara juga dipengaruhi oleh pembakaran terbuka. Salah satunya, adanya pembakaran sampah yang dilakukan masyarakat hingga konstruksi proyek pembangunan. Kami melihat juga bahwa ini diakibatkan adanya pembakaran terbuka yang dilakukan oleh masyarakat, serta kegiatan konstruksi. Itu kan membuka lahan luas kemudian kalau mereka tidak mengelola, mengendalikan debu-debunya maka akan lepas kan," tutur Rasio.” (IDN Times, 2024)
Teman-teman, bayangkan jika kalian membakar semua jenis sampah secara bersamaan dan dalam jumlah yang tidak sedikit akan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih kompleks. Ditambah dengan adanya fakta bahwa asap pembakaran sampah juga menyebabkan penyakit paru-paru seperti bronkitis. ”Salah satu penyebab penyakit bronkitis adalah polusi udara. Di Indonesia terdapat 5,6% atau setara dengan 4,8 juta pasien dengan penyakit pernapasan.” (Alodokter.com dr. Robby Firmansyah, 2025). Untuk mencegah dampak-dampak dari penimbunan limbah makanan, kami memiliki solusi yang dapat kita realisasikan, yaitu membudidayakan maggot yang nantinya akan dimanfaatkan untuk mengelola limbah makanan, serta menghasilkan pupuk dan pakan ikan. Maggot adalah larva dari lalat, terutama dari jenis lalat hitam atau yang dikenal sebagai Black Soldier Fly (BSF). Lalat BSF ini termasuk dalam famili Stratiomyidae dan memiliki siklus hidup yang unik, berawal dari telur, yang menetas menjadi larva atau fase maggot, lalu dalam waktu sekitar 24 minggu, maggot akan berubah menjadi pupa atau kepompong, baru akan menjadi seekor lalat BSF. Pemilihan solusi tersebut sangat tepat, karena SMA Negeri 5 Semarang memiliki budidaya vertikultural, bahkan di kota besar seperti Makassar mendukung budidaya maggot besar-besaran untuk mengatasi limbah organik “Selain Eco Enzyme, Pemkot juga mendorong budidaya maggot sebagai cara memanfaatkan sampah organik. Munafri menyebut langkah ini akan diarahkan menjadi industri skala ekonomi yang lebih besar di masa depan.” (IDN Times, 2025). Maggot memerlukan waktu dari larva untuk menghasilkan kasgot, lalu maggot akan disaring atau diayak untuk mendapatkan kasgot. Kasgot merupakan pupuk organik padat yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan karena mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kasgot, maggot dapat digunakan untuk pakan ikan karena mengandung 30-45% sumber protein hewani tinggi. (Subaima, et al 2010).
Esai: Kesimpulan

Sampah sisa makanan yang tidak diolah dengan baik dan tepat sudah menjadi topik masalah dari generasi ke generasi, dengan solusi yang terus berubah dan berevolusi menyesuaikan zaman. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama di lingkup sekolah. Sebagai salah satu penghasil sampah sisa makanan, warga sekolah harus memiliki solusi untuk mengatasi persoalan sisa-sisa makanan, kami memiliki solusi inovatif yang relevan dengan keresahan ini, yaitu, membudidayakan maggot yang memiliki banyak manfaat
“Ada tiga keuntungan yang bisa dirasakan jika kita memelihara maggot. Pertama maggot bisa mengurai sampah organik dalam waktu 24 jam, kedua maggot untuk pengganti pakan baik unggas, ikan, dan lain sebagainya. Ketiga, maggot menghasilkan kasgot (bekas maggot) yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk,” (Koordinator Unit Pengolahan Sampah (UPS), Kota Depok, 2024). Dengan judul “PERKAKAS: Si Kecil Untuk Solusi Besar”
PER: Persiapan maggot
KA: Hasil pakan
KAS: Kasgot
Dengan 3 prinsip tersebut, kami dapat membudidayakan maggot di lingkungan sekolah untuk pemanfaatan limbah sisa makanan menjadi pupuk organik, yaitu kasgot, dan pakan ikan yang merupakan maggot segar.
Infografik

APA ITU MAGGOT
Maggot adalah larva dari lalat, yang berjenis lalat hitam atau Black Soldier Fly (BSF). Bentuk terciptanya maggot pun tidak seperti larva biasa atau belatung yang berasal dari tempat kotor. Nah, karena asalnya sendiri yang berbeda dengan larva lainnya lalat maggot BSF tidak menyebarkan kuman yang membahayakan lingkungan serta masyarakat. Lalat maggot BSF juga memiliki banyak manfaat lain seperti menghasilkan pupuk kasgot (bekas maggot), pakan ternak serta yang utama adalah pengurai sisa sampah organik. Siklus hidup maggot sendiri hanya 48 hari dari awal menjadi telur, larva, kepompong atay pupa selama 14 hari, 3-7 hari bermetamorfosis menjadi lalat BSF dan yang terakhir adalah pembuahan pada lalat BSF betina, kemudian lalat BSF pejantan mati dan akan di susul lalat BSF betina.
Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

Infografis "Sedikit Sampah Lingkungan Indah" menjelaskan peran Pertamina dalam lingkungan yang ada di Indonesia. Dengan pernyataan bahwa pada tahun 2024 timbulan sampah di Indonesia sekitar lebih dari 35 juta ton. Kontribusi Pertamina dalam menjaga ligkungan yang ada di Indonesia dengan cara menggunakan kembali limbah non-B3, yaitu limbah yang berbahaya dan beracun. Melakukan daur ulang seragam atau limbah yang dikalkulasi sebagai penghematan emisi karbon dan mendaur ulang sampah anorganiik dan sampah orgnaik melalui program "Rindu Resik" kontribusi Pertamina yang terakhir yaitu mengubah sampah dan air sampah menjadi energi gas metana yang dapat dimanfaatkan.
Foto Bercerita

Dibalik karya yang telah tersusun rapi, tentu ada proses dan langkah kecil yang bertahap dibaliknya. Foto-foto ini bukan sekedar gambar, namun menjadi saksi perjalanan kami sehingga dapat menyampaikan pesan lewat momen visual. Dari mengumpulkan sisa sampah makanan, memberikannya kepada maggot dan membersihkan kandang maggot secara berkala hingga melihat maggot tumbuh menjadi pupa. Kami memotret proses nyata bagaimana sampah yang sering dianggap kotor ternyata bisa berubah jadi sesuatu yang berguna.
Foto Bercerita

Lewat foto bercerita, kami ingin menegaskan bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari langkah sederhana, dan sampah bukan akhir, melainkan awal dari siklus baru yang bermanfaat.
Kesimpulan
Sebagai generasi penerus, kita tidak hanya mewarisi bumi, tetapi juga mewarisi tanggung jawab untuk menjaganya. Lingkungan yang lestari bukanlah hadiah, melainkan hasil dari kepedulian bersama. Sayangnya, masih banyak yang belum sadar bahwa masalah besar bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti sampah di piring kita sendiri. Di sinilah peran maggot menjadi solusi cerdas, sederhana, mudah diterapkan, dan bisa dilakukan siapa pun tanpa repot. Gerakan Tim Greenovators hadir untuk membuktikan bahwa menjaga bumi tidak selalu butuh cara rumit cukup mulai dari rumah, dari dapur, bahkan dari sisa makanan kita sehari-hari. Karena pada akhirnya, menjaga lingkungan bukan hanya tugas hari ini, tapi warisan yang akan menentukan wajah masa depan.
Special Section: Teka-Teki Silang

Greenovators mengajak teman-teman semua untuk mengerjakan mini game dari kami, nih! Mulai dari pertanyaan paling dasar hingga kompleks yang dapat teman-teman temukan jawabannya dalam esai kami. Setelah mendapat informasi dan edukasi terkait maggot, ayo lengkapi Teka-Teki Silang Maggot Edition dan raih keseruan dan manfaat dari teman kecil kita ini!