Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mading GE2S_SMKN 11 Jakarta
IDN Times Xplore/GE2S_SMKN 11 Jakarta

Kami dari Tim GE2S dari SMKN 11 Jakarta dengan penuh semangat mempersembahkan karya mading yang membahas isu sangat penting bagi kehidupan kita, yaitu global warming. Dalam karya ini, kami mengulas bagaimana peran pendidikan di era Society 5.0 dapat membentuk generasi yang lebih sadar lingkungan, serta bagaimana media sosial menjadi sarana ampuh untuk menyebarkan kesadaran dan menggerakkan aksi nyata. Bersama-sama, mari kita mengambil langkah demi masa depan Bumi dan generasi mendatang.

Tim redaksi GE2S:

Guru pendamping: Rohmatulloh, S.S

Penulis: Kesumawardhani, Anggita Fitriani

Desainer visual: Khayla Devi Andini, Fadya Maulida Febriyanti, Anggita Fitriani, Kesumawardhani

Fotografer: Siti Fadilah, Kesumawardhani

Videografer: Siti Fadilah, Kesumawardhani, Anggita Fitriani, Fadya Maulida Febriyanti, Khayla Devi Andini

Editor: Kesumawardhani, Anggita Fitriani

Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/GE2S_SMKN 11 Jakarta

Dewasa ini, di tengah majunya globalisasi, dunia harus menghadapi global warming yang mengancam kehidupan di Bumi. Deforestasi masif terjadi di mana-mana, pertumbuhan masyarakat berkembang pesat, dan industrialisasi yang merajalela mempercepat kerusakan yang sudah terjadi.

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa manusia telah merusak sekitar 97 persen ekosistem permukaan Bumi, dan hanya tiga persen wilayah yang masih tetap secara ekologis utuh, dengan habitat yang belum tersentuh serta populasi flora dan fauna asli yang masih sehat.

Malapetaka ini tak akan berakhir begitu saja. Anak cucu kita di masa depan akan menjadi korban selanjutnya jika dibiarkan seperti ini. Di dunia yang sedang tidak baik-baik saja, menjaga Bumi bukanlah pilihan lagi, melainkan kewajiban. Maka dari itu, melalui esai kami yang berjudul “In the Embrace of Global Warming: What We Pass On to the Next Generation”, kami ingin membangun kesadaran terhadap masalah yang sedang kita hadapi, untuk bersama-sama menjadi Eco Warriors, membuat solusi demi masa depan yang lebih layak dan lebih hijau.

Dalam esai ini, kami juga akan membahas bagaimana peran Society 5.0, pendidikan, serta media sosial membantu menggerakkan kegiatan pemulihan Bumi.

Mereka bilang, generasi sekarang adalah generasi penerus bangsa. Namun, dengan kondisi kualitas lingkungan hidup yang semakin memburuk, bisakah para generasi baru melanjutkan kehidupan bangsa?

Menurut World Resources Institute, emisi gas rumah kaca (GRK) global meningkat sebesar 51 persen dari tahun 1990 hingga 2021. Emisi ini menyebabkan planet memanas pada tingkat yang mengkhawatirkan dan berkontribusi terhadap badai, banjir, kebakaran, dan gelombang panas yang semakin dahsyat, yang kini tengah dihadapi dunia.

Bersumber dari savethechildren.org, perubahan iklim akan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup anak-anak. Berikut penjabarannya:

  • 90% penyakit yang diakibatkan oleh krisis iklim kemungkinan besar menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.

  • Pada tahun 2050, diperkirakan 24 juta anak akan kekurangan gizi akibat krisis iklim.

  • Pada tahun 2040, diperkirakan satu dari empat anak akan tinggal di daerah dengan kekurangan air ekstrem.

  • Hampir 160 juta anak terkena dampak kekeringan yang semakin parah dan berkepanjangan.

  • Pendidikan sekitar 38 juta anak terganggu setiap tahun akibat krisis iklim.

  • Krisis iklim memaksa banyak keluarga untuk bermigrasi. Pada tahun 2050, diperkirakan akan ada 143 juta migran lagi akibat krisis iklim.

Diketahui pula bahwa setiap anak akan mewarisi planet dengan peristiwa cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi daripada sebelumnya. Berdasarkan pernyataan di atas, pantas bagi kita untuk merasa miris. Di dunia dengan masa depan yang begitu suram, bagaimana cara kita berharap para generasi penerus akan memajukan dunia ini jika, mereka harus bertahan akibat kerusakan yang kita perbuat sekarang?

Oleh karena itu, dengan adanya dukungan dari pendidikan serta edukasi tentang pentingnya lingkungan hidup, para generasi yang akan datang dapat melanjutkan kualitas hidup yang lebih baik serta layak. Pendidikan berperan penting dalam membangun kesadaran lingkungan dengan memberikan pengetahuan, membentuk sikap, dan mendorong perubahan perilaku yang berkelanjutan mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Saat ini, sudah banyak sekolah yang menerapkan gerakan eco green, seperti prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Program pemerintah seperti Gerakan Sekolah Sehat (GSS) sedikit banyak memberikan dampak positif yang membangun kesadaran siswa, di mana sekolah melarang murid menggunakan kemasan makanan dan minuman plastik sekali pakai serta mewajibkan mereka membawa alat makan dari rumah. Beberapa sekolah juga melakukan program membuat pupuk dari sisa sayur atau buah. Ada pula aktivitas membuat kerajinan dari sampah. Bahkan, kegiatan seperti menanam pohon bersama di sekolah, di mana setiap murid diharuskan membawa satu pohon untuk ditanam.

Kegiatan ini bukanlah kegiatan yang sia-sia atau membuang waktu, tetapi justru berguna untuk membangun kesadaran para generasi penerus bangsa akan peluang dari masalah yang sedang kita hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.

Tidak hanya peran pendidikan, konsep dari Society 5.0 juga dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan, di mana konsep ini menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dan berusaha untuk mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Dikutip dari undiknas.ac.id, Society 5.0 juga menekankan pada konsep “smart city”. Kota-kota cerdas ini menggunakan teknologi untuk mengelola sumber daya dengan lebih efisien, mengurangi emisi karbon, dan memberikan layanan publik yang lebih baik.

Secara lebih mendalam, Society 5.0 adalah tentang mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan kita dengan cara yang lebih cerdas, manusiawi, dan berkelanjutan.

Peran dari media sosial juga memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat luas. Apapun yang terjadi di media sosial sering kali diikuti oleh banyak orang. Oleh karena itu, memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyebaran informasi tentang pentingnya menjaga lingkungan serta kebiasaan-kebiasaan yang sehat dan berkelanjutan sangatlah berpotensi.

Namun, potensi ini juga bisa berdampak negatif, di mana gerakan ini dapat memicu greenwashing dan sifat konsumtif. Contohnya, kegiatan membeli tumbler berlebihan di luar kebutuhan, dan klaim-klaim oknum praktik pemasaran yang mempromosikan bisnis ramah lingkungan yang sebenarnya tidak.

Menghijaukan Bumi tidak hanya tentang menanam pohon atau membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga tentang membangun kesadaran dan rasa cinta terhadap Bumi. Edukasi tentang lingkungan bukanlah sesuatu yang membosankan atau hanya membuang waktu. Edukasi adalah upaya untuk mengubah pola pikir, membentuk karakter, dan mengetuk pintu hati. Karena perubahan yang paling besar berasal dari hati. Bumi adalah rumah, dan rumah adalah Bumi. Bahkan ketika kita sudah tidak memiliki apa-apa, kaki kita akan tetap berpijak di atas permukaannya.


Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/GE2S_SMKN 11 Jakarta

Permasalahan pemanasan global bukan lagi isu yang bisa diabaikan. Deforestasi, industrialisasi yang masif, dan aktivitas manusia lainnya telah memperburuk kondisi iklim yang kini mengancam masa depan generasi mendatang. Para generasi muda kita diprediksi akan tumbuh di dunia yang penuh dengan bencana alam, kekurangan air dan pangan, gangguan kesehatan, serta perpindahan penduduk akibat kerusakan lingkungan yang kita ciptakan hari ini.

Namun, setiap masalah pasti akan selalu ada harapan. Melalui pendidikan, dukungan teknologi berbasis Society 5.0, serta pemanfaatan media sosial secara bijak, kita memiliki peluang besar untuk mengubah arah masa depan menjadi lebih baik dan berkelanjutan. Gerakan kecil di sekolah, seperti menerapkan prinsip 3R atau menanam pohon bersama, adalah awal dari perubahan besar.

Menghijaukan Bumi bukan sekadar tanggung jawab, tetapi panggilan hati. Kita bukan hanya pewaris planet ini, tetapi juga penjaga dan penyelamatnya bagi generasi setelah kita. Maka, mari bersama-sama menjadi bagian dari solusi, bukan penyebab kehancuran. Karena Bumi ini adalah satu-satunya rumah yang kita miliki dan apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi warisan bagi mereka yang akan datang.

Bersama kita Hijaukan Bumi, Hidupkan Generasi! Eco Warriors Mode On!

Infografik

IDN Times Xplore/GE2S_SMKN 11 Jakarta

Perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi masa depan bangsa. Dari krisis pangan, naiknya permukaan laut, hingga bencana alam yang makin sering terjadi, semua berdampak langsung pada kesehatan, ekonomi, dan keberlangsungan hidup generasi muda.

Dengan aksi nyata, kita bisa mencegah semua masalah di masa depan. Mari jaga Bumidemi dunia yang tangguh, sejahtera, dan berdaya untuk generasi mendatang.

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/GE2S_SMKN 11 Jakarta

Di tengah kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja, Pertamina mengambil langkah strategis melalui berbagai inisiatif berkelanjutan.

Melalui infografik ini, kami menyampaikan kepada pembaca beragam strategi yang dilakukan Pertamina, mulai dari pengembangan energi hijau hingga mendorong kebiasaan hidup yang lebih ramah lingkungan.

Infografik ini juga mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam aksi keberlanjutan, demi masa depan Bumi yang lebih sehat dan lebih baik.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/GE2S_SMKN 11 Jakarta

“Di Balik Karya” merupakan dokumentasi kegiatan yang dilakukan oleh GE2S selama proses pembuatan mading. Kami membuat mading ini dengan harapan dapat menginspirasi para pembaca. Meskipun tidak semua kegiatan dapat terdokumentasi, pengalaman yang kami peroleh selama proses jauh lebih berharga dibandingkan hadiah yang ditawarkan.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/GE2S_SMKN 11 Jakarta

GE2S berusaha mengembangkan gagasan dari pojok kelas hingga menjangkau masyarakat luas melalui karya yang telah kami hasilkan. Menanggulangi global warming bukanlah tugas satu pihak semata, melainkan tanggung jawab bersama yang harus dijalankan. Pendidikan di era Society 5.0 memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, sekaligus membentuk karakter generasi muda yang peduli lingkungan. Sementara itu, media sosial menjadi ruang strategis untuk menyebarkan kesadaran, menggerakkan aksi nyata, dan memperluas jangkauan gerakan hijau.

Dengan memadukan ilmu, teknologi, dan kepedulian, kita memiliki kesempatan besar untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Langkah kecil yang kita lakukan hari ini akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang dan untuk Bumi yang kita cintai. Mari bersama wujudkan aksi nyata melawan global warming. Eco-Warrior Mode: ON!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team