5 Alasan Jangan Memaksa Diri Kuliah di Jurusan yang Tidak Disukai

Cegah depresi dengan memperjuangkan keinginan

Jurusan yang ada di SMA dengan kuliah amat berbeda. Di jenjang pendidikan tinggi, ada banyak sekali jurusan yang bisa dipilih. Sekalipun kelihatannya ini perkara sepele dan kamu tidak boleh terlalu kaku dengan keinginan sendiri, jangan pula memaksakan diri buat berkuliah di jurusan yang tak disukai.

Sejak masuk kelas 2 SMA, kamu perlu punya gambaran tentang bidang yang diminati ketika berkuliah nanti atau justru paling dihindari. Dua kutub itu berguna buat mengarahkanmu ke pilihan yang terbaik untuk dijalani. Namun, kebingunganmu mungkin dipicu oleh soal prospek masing-masing jurusan.

Orang-orang di sekitarmu boleh jadi akan mendorongmu buat mengambil jurusan yang sebenarnya tidak kamu sukai, tetapi prospeknya ketika bekerja dinilai paling bagus. Kami sarankan agar kamu gak mengikutinya saja yang berarti memaksakan diri. Berikut alasan mengapa kamu sebaiknya tetap berani memperjuangkan jurusan yang diimpikan ketimbang menuruti pilihan orang lain.

1. Rasa gak enjoy lama-lama bisa sangat menekan mental

5 Alasan Jangan Memaksa Diri Kuliah di Jurusan yang Tidak Disukaiilustrasi praktikum (pexels.com/cottonbro studio)

Masa kuliah terbilang cukup lama, yaitu rata-rata antara 3 sampai 4 tahun bahkan bisa lebih tergantung jurusannya. Setiap hari dirimu bakal bergelut dengan berbagai materi dan tugas. Bayangkan apabila sejak awal hingga berbulan-bulan bahkan lebih dari setahun kemudian kamu tetap tidak bisa menikmatinya.

Ketika orang lain sudah bisa beradaptasi dengan jalannya perkuliahan, dirimu justru kian tertekan. Bila semula kamu cuma merasa berada di tempat yang salah karena perbedaan minat dengan sebagian besar temanmu, lama-lama dirimu menjadi begitu gugup setiap tiba waktunya berkuliah. Padahal di luar jam kuliah pun, kamu masih perlu belajar di rumah atau kos-kosan.

Artinya, kamu hampir gak punya kesempatan untuk membebaskan diri dari tekanan mental tersebut. Beban yang tak sempat dilepaskan sedikit demi sedikit akan membuatnya makin berat dan kamu menjadi depresi. Kalau sampai itu terjadi, dirimu harus segera mendapatkan pertolongan dari psikolog buat mencegahmu melakukan hal-hal yang tidak diharapkan seperti bunuh diri.

2. Daripada akhirnya berhenti di tengah jalan

5 Alasan Jangan Memaksa Diri Kuliah di Jurusan yang Tidak Disukaiilustrasi suasana kuliah (pexels.com/cottonbro studio)

Memutuskan berhenti di tengah jalan ketika kamu merasa gak sanggup meneruskan kuliah tentu keputusan yang tepat daripada kamu memaksakan diri sampai depresi berat. Akan tetapi, bila hal ini masih dapat dicegah bakal lebih baik lagi. Kamu tidak kehilangan waktu beberapa semester dan memulai lagi dari nol di jurusan yang baru.

Dari segi biaya, orangtua juga terselamatkan karena tidak ada uang yang berujung sia-sia. Tambah sulit proses pendidikan dan tingginya biaya di suatu jurusan, kamu serta keluarga harus mempertimbangkannya masak-masak. Baik dari segi biaya maupun dirimu kudu sama-sama siap supaya pendidikan berjalan baik hingga kelak tuntas.

Jika biaya tersedia tetapi kamu sendiri benar-benar tak menyukainya, mending tidak usah. Proses adaptasi gak selalu berhasil, apalagi bila rasa tak sukamu pada jurusan itu sudah begitu besar. Sekalipun dirimu sebetulnya mampu dan dibuktikan dengan meraih IPK tinggi, capaian itu belum tentu bisa mengubahmu menjadi lebih menikmati perkuliahan dan bertahan.

Baca Juga: 6 Cara Memilih Jurusan Kuliah yang Tepat, Jangan Salah Langkah!

3. Jika dikomunikasikan dengan orangtua, mereka akan belajar mengerti

dm-player
5 Alasan Jangan Memaksa Diri Kuliah di Jurusan yang Tidak Disukaiilustrasi suasana kuliah (pexels.com/Yan Krukau)

Boleh jadi jurusan itu adalah pilihan dari orangtua. Mereka sangat ingin kamu kelak berkarier di bidang tertentu sehingga memaksamu masuk ke jurusan tersebut. Namun, jika orangtua harus memilih antara ambisinya atau kesehatan mentalmu, tentu mereka akan tetap memprioritaskan keselamatanmu.

Mengubah keinginan mereka mungkin memang bukan hal mudah. Kamu tidak cukup hanya dengan sekali menyatakan jurusan pilihanmu lalu orangtua mau mengikuti. Teruslah menjalin komunikasi dengan keduanya sambil memberikan alasan-alasan yang kuat di balik keinginanmu berkuliah di jurusan yang berbeda.

Jika pun sekarang kamu telanjur masuk ke jurusan yang dipilih orangtua, belum terlambat untukmu mengubah arah dengan terus menyampaikan kemauanmu. Di satu titik, mereka pasti mau mengalah apalagi melihatmu benar-benar tidak bahagia dengan jalan yang mereka pilih. Setelah orangtua melunak, buktikan kesungguhanmu di jurusan yang diimpikan supaya mereka yakin bahwa kamu berganti haluan sebab tahu apa yang terbaik bagi diri.

4. Rasa suka meningkatkan ketangguhan saat hadapi masalah

5 Alasan Jangan Memaksa Diri Kuliah di Jurusan yang Tidak Disukaiilustrasi suasana kuliah (pexels.com/RDNE Stock project)

Berkuliah di jurusan yang disenangi memang bukan jaminan untukmu memperoleh IPK yang lebih tinggi. Di setiap jurusan tetap ada kesulitan masing-masing. Bedanya, adanya rasa suka yang besar di jurusan itu membuatmu gak mudah menyerah atau down saat terjadi hal-hal yang tak sesuai dengan harapan.

Kamu lebih termotivasi buat bertahan, tetap menikmati prosesnya, bahkan mengatasi kesulitan itu dengan baik. IPK pun tak lagi menjadi satu-satunya sumber kebahagiaanmu. Kamu paling bahagia dengan materi-materi yang dipelajari, terlepas apa pun hasilnya ketika ujian.

Apabila dirimu tidak menyukai jurusannya, sedikit persoalan yang muncul dalam perkuliahan atau interaksi dengan teman dan pengajar bakal bikin kamu putus asa. Rasanya begitu buruk, seakan-akan telah terjadi sesuatu yang amat serius dan mengancam dirimu. Alih-alih lincah bergerak guna mencari jalan keluar, kamu justru terjebak dalam kesukaran tersebut.

5. Kesuksesan tidak ditentukan dari jurusan kuliah

5 Alasan Jangan Memaksa Diri Kuliah di Jurusan yang Tidak Disukaiilustrasi suasana kuliah (pexels.com/Andy Barbour)

Beberapa jurusan kuliah kerap dikaitkan dengan kesuksesan ketika bekerja. Ukuran keberhasilan itu biasanya hanya diukur dari status atau pendapatan. Padahal, kesuksesan tidak sesempit itu dan bergantung pada pemaknaanmu sendiri.

Kamu boleh mengartikan keberhasilan sebagai kemampuan berbagi ilmu seluas-luasnya tanpa peduli pandangan orang lain dan berapa banyak uang yang dapat dikumpulkan tiap bulannya. Atau, kesuksesanmu adalah saat kamu bisa membuat pertunjukan yang menghibur orang-orang yang sedang bersedih. Banyaknya definisi kesuksesan membuatnya dapat diraih dari berbagai latar belakang pendidikan.

Kamu gak perlu terlampau khawatir kalau-kalau memberanikan diri mengambil jurusan sesuai keinginan justru berakibat masa depanmu suram. Sifat pantang menyerah, kemampuan bekerja sama, serta kreativitas lebih memengaruhi berhasil atau tidaknya seseorang dibandingkan jurusan kuliahnya.

Meski banyak orang bilang masa terindah adalah saat SMA, masa kuliah pun semestinya gak bikin kamu sengsara. Hindari merasa tidak punya pilihan lain dalam hidup ini, apalagi terkait jurusan kuliah. Bebaskan dirimu dalam memilih jurusan selama kamu bertanggung jawab terhadap pilihan itu.

Baca Juga: 25 Kampus Jurusan Arsitektur Terbaik, Negeri dan Swasta!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya