Lapisan dasar: Biasanya sampah organik berwarna cokelat seperti dedaunan kering, serutan kayu dari pensil, ranting pohon, hingga kardus. Bagian ini harus diisi dengan bahan-bahan kering.
Lapisan kedua: Biasanya sampah organik berwarna hijau atau basah. Misalnya sisa sayuran, ampas kopi dan teh, sisa nasi yang belum tercampur dengan makanan berbau menyengat, bahkan kulit telur.
Ulangi prosesnya: Setelah mengisi lapisan kedua, ulangi prosesnya dengan memasukkan bahan kering. Perbandingan sampah kering dan sampah basah adalah 2:1. Jadi, lapisan kering lebih tebal dibanding lapisan basah. Terus ulangi prosesnya sampai wadah penuh. Kemudian tutup dengan rapat.
5 Tips Mudah Membuat Pupuk Kompos untuk Anak Kos, Bebas Bau Menyengat

Membuat kompos bagi anak kos bukanlah hal yang mustahil. Terutama bagi kamu anak kos yang hobi berkebun dan membuat pupuk organik. Di lahan kos yang sempit kamu tetap bisa memproduksi sayuran dan tanaman organik.
Kamu bisa memanfaatkan sampah-sampah organik dari barang-barang yang kamu gunakan sehari-hari. Cara ini juga bisa mengurangi sampah dan limbah dan bikin tanaman tanaman makin subur. Berikut cara mudah membuat pupuk kompos ala anak kos.
1. Gunakan wadah sesuai kebutuhan

Pertama, siapkan wadah yang tak terpakai. Wadahnya bisa berupa ember atau kotak plastik besar yang memiliki tutup. Jika kamu menggunakan ukuran sedang atau kecil, pastikan kamu membuat dua atau tiga wadah. Supaya kamu mendapatkan hasil kompos yang bisa memenuhi kebutuhan kebunmu.
Buat beberapa lubang kecil pada bawah ember. Agar air bisa keluar dari bagian bawah. Kamu juga bisa memanfaatkan pot bekas yang berukuran agak besar. Biasanya bagian bawah pot sudah berlubang, dan kamu tak perlu melubangi lagi. Kamu hanya perlu menemukan tutup yang pas atau gunakan plastik sebagai penutup.
2. Pilih metode mengompos yang sederhana

Metode pengomposan yang paling sederhana adalah metode layering atau tumpuk lapis. Metode ini efektif karena berupa menumpuk bahan-bahan organik secara bergantian. Berikut cara mudah pengomposan teknik layering. Jangan lupa siapkan wadah yang sudah kamu buat.
3. Tambahkan pengurai bakteri EM4

EM4 atau Efektif Mikroorganisme-4 adalah produk cair yang dapat mengurai bakteri. EM4 berfungsi untuk mempercepat pembusukan pada bahan-bahan organik. Produk ini tak wajib dipakai, tetapi bisa kamu pertimbangkan supaya mendapatkan hasil kompos lebih cepat.
Jangan khawatir, EM4 merupakan produk organik dan ramah lingkungan. Kamu bisa mengaplikasikannya pada pertama kali pengomposannya atau saat mengaduk sampah. Cukup encerkan satu tutup botol dengan satu liter air, lalu masukkan ke dalam wadah kompos.
Air yang sudah kamu masukkan ke dalam wadah kompos akan keluar lewat lubang bawah wadah kompos. Air ini dinamakan air lindi yang bisa dijadikan pupuk cair alami. Jadi, tampung cairan ini saat keluar dari lubang bawah kompos. Cara mengaplikasikannya cukup tambahkan satu liter di setiap 100 ml air lindi, lalu siram ke tanaman.
4. Tips agar kompos tidak bau menyengat

Bau yang menyengat dari kompos yang belum jadi adalah wajar. Namun, sering kali bau menyengat ini mengganggu. Apalagi kamu tinggal di lingkungan kos, bau tidak enak bisa mengganggu orang lain.
Pemakaian EM4 bisa jadi cara untuk mengurangi bau menyengat karena pembusukan lebih cepat terjadi. Kamu perlu rutin mengaduk kompos, setidaknya satu minggu sekali sebagai sirkulasi. Selalu tutup rapat setelah mengaduk kompos.
Hindari bahan-bahan pemicu bau menyengat seperti susu, daging, dan tulang. Bahan-bahan tersebut gak hanya membuat pupuk makin menyengat tetapi juga mengundang hama seperti tikus.
5. Ciri-ciri tanah kompos yang siap dipakai

Umumnya, proses pengomposan dari limbah makanan dan organik memakan waktu berbulan-bulan. Nantinya, bahan-bahan kompos akan terurai menjadi tanah yang dinamakan pupuk kompos. Ciri pupuk kompos berkualitas adalah teksturnya seperti tanah berwarna cokelat tua kehitaman.
Ciri khas pupuk kompos adalah tidak berbau, dan baunya mirip tanah. Jadi, bau menyengat pada proses pengomposan akan hilang seiring waktu. Saat disentuh, pupuk kompos sudah kembali dingin seperti suhu ruangan. Jika masih hangat, maka penguraian masih belum selesai dan pupuk belum bisa digunakan.
Merantau menjadi anak kos tidak bisa menghentikanmu untuk melanjutkan hobi berkebun. Dengan mengompos secara mandiri, kamu sudah menghemat pengeluaran untuk membeli pupuk. Selamat mencoba membuat pupuk kompos ala anak kos!