Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Penting Mengelola Stres Akademik di Masa Ujian, Terapkan!

ilustrasi pria belajar (unsplash.com/hmm 001)
Intinya sih...
  • Jadwal belajar teratur mengurangi tekanan mental dan membagi waktu dengan baik untuk belajar, istirahat, dan kegiatan pribadi.
  • Tidur yang cukup dan istirahat singkat di sela-sela belajar membantu menjaga konsentrasi dan kebugaran tubuh.
  • Asupan makanan bergizi, aktivitas fisik ringan, teknik mengatasi prokrastinasi, serta latihan mental dapat membantu mengelola stres akademik.

Masa ujian sering menjadi periode yang penuh tekanan dalam kehidupan pelajar maupun mahasiswa. Beban materi yang harus dikuasai, tenggat waktu yang semakin dekat, dan tuntutan hasil yang tinggi bisa memicu stres yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Dalam situasi semacam ini, penting bagi individu untuk memilililiki strategi yang tepat guna menjaga kestabilan emosi dan tetap fokus pada tujuan akademik.

Tanpa pengelolaan stres yang baik, konsentrasi dapat menurun, produktivitas terganggu, dan potensi keberhasilan menjadi tidak maksimal. Maka dari itu, pendekatan yang terstruktur dan penuh kesadaran menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan selama masa-masa ujian yang menantang ini.

Agar kamu tidak tertekan ketika melewatinya, yuk simak ketujuh tips penting mengelola stres akademik di masa ujian berikut ini. Scroll, yuk!

1. Susun jadwal belajar yang realistis dan teratur

ilustrasi pria belajar (unsplash.com/岁月 如歌)

Membuat jadwal belajar yang teratur merupakan langkah awal yang penting untuk mengurangi tekanan mental. Jadwal yang realistis membantu membagi waktu dengan baik sehingga beban materi tidak terasa menumpuk menjelang ujian. Dengan pembagian waktu yang seimbang antara mata pelajaran, kegiatan pribadi, dan istirahat, proses belajar menjadi lebih terarah dan tidak melelahkan. Menetapkan target harian yang masuk akal juga memberikan rasa pencapaian yang positif, sehingga suasana hati tetap terjaga.

Mengatur jadwal belajar sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan ritme biologis individu. Ada orang lebih fokus di pagi hari, sementara yang lain lebih produktif saat malam. Memahami kapan waktu terbaik untuk belajar akan meningkatkan efektivitas. Hindari jadwal belajar yang terlalu padat dan tidak memberikan ruang untuk istirahat, karena hal ini justru bisa memperparah stres dan membuat tubuh cepat lelah. 

2. Istirahat yang cukup dan berkualitas

ilustrasi pria tidur (freepik.com/jcomp)

Tidur yang cukup adalah pondasi penting dalam menjaga kebugaran tubuh dan kestabilan mental, terlebih di tengah tekanan ujian. Kelelahan fisik dan kurang tidur dapat memperburuk kemampuan berkonsentrasi, membuat mudah tersulut emosi, dan memperparah kecemasan. Menjaga durasi tidur malam antara 7 hingga 8 jam secara konsisten terbukti mampu membantu tubuh pulih secara optimal, memperbaiki daya ingat, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Selain tidur malam yang teratur, menyempatkan waktu istirahat singkat di sela-sela belajar juga sangat penting. Istirahat sejenak selama 10 hingga 15 menit setiap 60 hingga 90 menit belajar dapat menyegarkan pikiran dan menjaga fokus. Aktivitas ringan seperti berjalan kaki, meregangkan tubuh, atau menghirup udara segar bisa membantu meredakan ketegangan dan memulihkan energi.

3. Jaga pola makan sehat dan teratur

ilustrasi pria sedang makan (freepik.com/freepik)

Asupan makanan yang bergizi memiliki peran besar dalam mengatur kestabilan emosional dan konsentrasi selama belajar. Makanan yang mengandung vitamin B, magnesium, dan omega-3 dapat membantu menurunkan tingkat stres serta meningkatkan daya ingat. Mengonsumsi sayuran hijau, buah segar, kacang-kacangan, dan ikan berlemak menjadi pilihan cerdas untuk mendukung kesehatan mental.

Menghindari konsumsi berlebihan makanan cepat saji, minuman berkafein tinggi, atau yang mengandung gula berlebih juga sangat dianjurkan. Makanan semacam itu mungkin memberi efek peningkatan energi secara instan, tetapi bisa menimbulkan rasa lelah berkepanjangan dan gangguan mood setelahnya. Makan secara teratur tiga kali sehari, dengan porsi seimbang, dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil sehingga suasana hati dan energi tidak mudah naik turun.

4. Lakukan aktivitas fisik ringan secara rutin

ilustrasi pria berlari (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Melibatkan tubuh dalam aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan peregangan bisa membantu meredakan ketegangan otot dan menurunkan hormon stres seperti kortisol. Saat tubuh bergerak, otak melepaskan endorfin, yaitu hormon yang meningkatkan rasa bahagia dan tenang. Aktivitas ini bisa dilakukan setidaknya 15 hingga 30 menit sehari untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal.

Selain menjaga kesehatan fisik, olahraga ringan juga membantu mengalihkan perhatian dari tekanan belajar yang berlebihan. Saat tubuh aktif bergerak, pikiran pun bisa lebih segar, sehingga saat kembali belajar, konsentrasi lebih tajam. Tidak perlu aktivitas berat atau pergi ke pusat kebugaran, cukup melakukan olahraga ringan di rumah atau halaman sudah sangat membantu. Konsistensi lebih penting daripada intensitas, dan manfaat jangka panjangnya akan terasa selama masa ujian berlangsung.

5. Hindari kebiasaan menunda pekerjaan

ilustrasi pria belajar (unsplash.com/Aldrin Rachman Pradana)

Menunda-nunda tugas belajar atau persiapan ujian sering kali memperburuk stres karena pekerjaan menjadi menumpuk dalam waktu singkat. Kebiasaan ini dikenal sebagai prokrastinasi dan umumnya berakar dari rasa takut gagal atau kurang percaya diri terhadap kemampuan sendiri. Untuk mengatasi hal ini, penting membagi pekerjaan besar menjadi tugas-tugas kecil yang lebih mudah diselesaikan secara bertahap.

Menggunakan teknik seperti Pomodoro, yaitu belajar selama 25 menit lalu istirahat 5 menit, bisa menjadi cara efektif untuk memulai pekerjaan yang tertunda. Ketika satu bagian kecil berhasil diselesaikan, motivasi akan tumbuh untuk melanjutkan bagian berikutnya. Rasa pencapaian yang berulang memberikan dampak positif terhadap kepercayaan diri dan mengurangi tekanan mental.

6. Kelola pikiran negatif dan kecemasan berlebih

ilustrasi pria belajar (unsplash.com/Finde Zukunft)

Pikiran negatif sering kali muncul dalam bentuk keraguan terhadap kemampuan diri atau bayangan kegagalan sebelum ujian berlangsung. Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat berkembang menjadi kecemasan yang melemahkan semangat dan mengganggu proses belajar. Menghadapi pikiran negatif memerlukan kesadaran diri dan latihan mental yang konsisten, seperti menggunakan afirmasi positif atau menulis jurnal harian.

Selain itu, teknik pernapasan dalam atau deep breathing dan meditasi bisa membantu menenangkan pikiran dan mengembalikan fokus. Mengambil waktu beberapa menit dalam sehari untuk duduk tenang dan bernapas perlahan terbukti mampu menurunkan detak jantung dan mengurangi tekanan pikiran. Saat pikiran menjadi lebih jernih, kemampuan memahami materi pun meningkat. Latihan seperti ini dapat menjadi rutinitas harian yang memperkuat ketahanan mental menghadapi ujian.

7. Bangun sistem dukungan yang positif

ilustrasi pria belajar (unsplash.com/Marjhon Obsioma)

Lingkungan sosial yang sehat dan suportif sangat membantu dalam menghadapi tekanan akademik. Dukungan emosional dari keluarga, teman, atau kelompok belajar bisa menjadi pelipur saat semangat menurun. Berbagi cerita dan mendengar pengalaman orang lain juga memberikan perspektif baru dan meminimalisasi rasa terisolasi. Interaksi yang hangat dan saling mendukung akan membangun rasa percaya diri dan motivasi untuk tetap berjuang.

Membangun sistem dukungan juga dapat dilakukan dengan bergabung dalam komunitas belajar atau forum diskusi yang relevan. Kolaborasi dengan sesama pelajar memungkinkan pertukaran ide, pemahaman materi yang lebih luas, serta saling mengingatkan jadwal penting. Keberadaan orang lain yang memiliki tujuan serupa bisa menjadi pengingat bahwa tidak sedang berjuang sendiri. Semangat kolektif dalam belajar akan meringankan beban dan memberikan energi positif selama masa ujian.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu dapat menjalani masa ujian dengan lebih tenang, terarah, dan optimal. Keseimbangan antara belajar, istirahat, pola makan, serta dukungan sosial akan menjadi fondasi kuat untuk melewati masa penuh tantangan ini dengan hasil yang memuaskan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us