6 Novel Klasik Amerika yang Masih Jarang Dibahas

- Lonesome Dove (Larry McMurtry): Novel epik Amerika setebal 900 halaman, memenangkan Pulitzer Prize for Fiction 1986, mengikuti pertemanan pensiunan Texas Rangers yang melakukan perjalanan dari Texas menuju Montana.
- Stoner (John Williams): Novel klasik yang populer di kalangan pembaca, mengajak kita mencerna “American Dream” dari perspektif William Stoner yang berhasil keluar dari kemiskinan lewat jalur pendidikan.
- Butcher's Crossing (John Williams): Berlakonkan Will Andrews, pemuda yang berkelana di Kansas dan bertemu segerombolan pemburu yang terjebak di dalam hutan saat musim dingin tiba.
Ada banyak novel klasik karya penulis Amerika Serikat. The Great Gatsby, The Old Man and the Sea, East of Eden, Moby Dick, dan The Bluest Eye adalah beberapa judul yang dimaksud. Kalau kamu mengaku sudah menamatkan novel-novel legendaris Amerika, coba keenam judul novel underrated berikut. Siapa tahu mereka terlewat dari pengamatanmu.
Menariknya, beberapa dari mereka belakangan sedang dapat perhatian dari pencinta buku di internet. Bukti nyata kalau novel klasik memang gak pernah salah, nih!
1. Lonesome Dove (Larry McMurtry)

Lonesome Dove adalah novel epik Amerika setebal 900 halaman yang memenangkan Pulitzer Prize for Fiction 1986. Ia mengikuti pertemanan beberapa pensiunan Texas Rangers yang melakukan perjalanan dari Texas menuju Montana pada akhir abad ke-19.
Tujuan dan motif mereka melakukan perjalanan ini cukup beragam dan dikupas dengan diksi yang memikat. Novel ini sudah pernah difilmkan dalam format miniseri pada 1989, tetapi belakangan bukunya digandrungi.
2. Stoner (John Williams)

Stoner juga masuk daftar novel klasik Amerika yang belakangan populer di kalangan pembaca. Seperti The Great Gatsby, novel ini mengajak kita mencerna lagi apa yang dikenal dengan “American Dream”. Bedanya, ia ditulis dari perspektif William Stoner, pemuda yang berhasil keluar dari rantai kemiskinan lewat jalur pendidikan. Namun, setelah mencapai kestabilan finansial, ia ternyata tak serta merta menemukan kebahagiaan hakiki.
3. Butcher's Crossing (John Williams)

Masih dari John Williams, Butcher’s Crossing tak kalah epik dan provokatif. Ia berlakonkan Will Andrews, pemuda yang menghentikan studinya di Universitas Harvard dan justru berkelana di Kansas. Ia kemudian bertemu segerombolan pemburu yang menyakinkannya untuk bergabung.
Dalam beberapa hari, mereka terlena dengan aktivitas berburu ini hingga tak sadar kalau mereka terjebak di dalam hutan. Saat musim dingin tiba, efek fatal dari ketidaksiapan dan ketamakan mereka pun bermunculan satu per satu.
4. Mrs. Bridge (Evan S. Connell)

Ditulis dari sudut pandang ibu rumah tangga dari kelas menengah atas, Mrs. Bridge berhasil memberikan perspektif baru dan segar dalam skena sastra Amerika saat itu. India Bridge, tokoh sentralnya adalah cerminan seseorang yang terjebak dalam kenyamanan kapitalisme hingga tak sadar kalau ia sendiri teralienasi dari dunia luar, bahkan orang terdekatnya sendiri. Sikapnya yang cenderung tone-deaf bikin geregetan, tapi juga kocak.
5. The House of Mirth (Edith Wharton)

Coba The House of Mirth bila ingin membaca perspektif perempuan dalam sastra klasik Amerika. Ditulis Edith Wharton yang juga bagian dari kelas menengah atas New York, novel ini dengan akurat memotret keresahan perempuan pada masa itu.
Lily Bart, lakonnya, perempuan muda yang biasa hidup nyaman, dimanjakan dukungan finansial dari kerabat dan pemujanya. Namun, ketika ia memasuki usia 29, Lily mulai panik. Ia punya misi menemukan suami yang bisa mengakomodasi gaya hidup mewahnya.
6. Cane (Jean Toomer)

Cane adalah kumpulan cerpen dan puisi yang berkutat pada kehidupan warga kulit hitam Amerika Serikat. Terbit pertama kali pada 1923, buku tipis ini cukup provokatif dan mencerahkan.
Isu rasisme, perbudakan dan berbagai koneksi antara Amerika dan Afrika dikupas di sini. Menariknya, ia memotret kehidupan warga kulit hitam di Utara dan Selatan Amerika Serikat yang ternyata tak jauh beda. Eksperimental dan inovatif.
Novel klasik Inggris sudah biasa, mungkin ini saatnya kamu memperkaya bacaan klasik dari Amerika Serikat. Dengan demografi yang lebih beragam dan sejarah yang kompleks, mereka menyajikan banyak konsep yang identik dengan kehebatan Amerika. Mulai dari individualisme, kapitalisme, dan obsesi pun disenggol dengan cara yang unik dan tak tertebak.