5 Novel untuk Penonton Drakor Heavenly Ever After

- Buku fiksi sering angkat tema kehidupan setelah kematian
- The Midnight Library, Five People You Meet in Heaven, dan If You Could See Me Now adalah contoh buku fiksi yang membahas kehidupan setelah kematian.
- Buku-buku ini mengajak pembaca untuk merenungkan hidup dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Kamu salah satu penggemar drakor Heavenly Ever After? Tema yang mereka angkat memang menarik dan unik, terutama saat membahas kehidupan setelah kematian. Meski masih jadi perdebatan dan tiap orang punya keyakinan sendiri soal afterlife, rasanya menarik saja membayangkan yang terjadi setelah kita menghembuskan napas terakhir.
Ide itu juga sering dipakai dalam penulisan buku fiksi, lho. Lima novel berikut buktinya. Kalau suka drakor Heavenly Ever After, sempatkan baca mereka juga.
1. The Midnight Library

The Midnight Library adalah kisah Nora yang menemukan dirinya terdampar di sebuah limbo yang mirip perpustakaan. Sebelum melanjutkan perjalanannya ke alam barzah, Nora diberi kesempatan untuk menilik kehidupan lain yang mungkin bakal ia lalui bila ia membuat keputusan yang berbeda saat hidup. Di sinilah, Nora menemukan banyak revelasi dan jawaban atas keraguan serta penyesalannya.
2. The Five People You Meet in Heaven

Dalam buku ini, giliran Eddie, pria 83 tahun, yang memasuki kehidupan setelah kematian. Setelah mengalami kecelakaan, ternyata tak langsung bermigrasi ke alam barzah.
Eddie menemukan dirinya berada di satu tempat di mana ada 5 sosok yang merangkumkan perjalanan hidupnya. Di sini, ia mulai sadar kalau selama ini hidupnya tak sehampa yang ia kira.
3. The Phone Box at the Edge of the World

Yui adalah perempuan yang kehilangan keluarganya saat tsunami menyapu Jepang. Satu hari, ia dapat kabar soal telepon umum yang memungkinkan penggunanya berbicara dengan orang terdekat mereka yang telah tiada.
Belum bisa menerima kematian kerabatnya, Yui pun bertekat menemukan telepon umum itu. Namun, benarkah setelah itu, rasa dukanya bakal otomatis terobati?
4. The Warm Hands of Ghosts

Isu afterlife juga jadi tema besar The Warm Hands of Ghosts. Novel ditulis dari dua perspektif berbeda, yakni kakak beradik yang terpisah saat bertugas pada Perang Dunia I. Sang kakak yang bekerja sebagai perawat satu hari dapat paket yang menandakan kalau sang adik tewas di medan perang.
Namun, ada satu hal ganjil yang membuat sang kakak tak bisa menerima kabar itu dengan legawa. Di sisi lain, sang adik ternyata terjebak di satu tempat misterius bersama seorang tentara Jerman. Akankah mereka menemukan satu sama lain?
5. My Grandmother Asked Me to Tell You She's Sorry

Seorang bocah perempuan menemukan sekumpulan surat milik mendiang neneknya. Isinya adalah permintaan maaf yang secara spesifik ditujukan pada beberapa orang.
Merasa jadi satu-satunya orang yang dipercaya dan bisa memahami neneknya selama masih hidup, Elsa, si bocah, memberanikan diri mengirim surat-surat tersebut. Meski gak membahas afterlife secara spesifik, surat-surat si nenek seperti kepanjangan tangannya, sebuah pesan terakhir sebelum ia benar-benar meninggalkan kehidupan duniawinya.
Sudah terbaca kalau buku bertema kehidupan setelah kematian bakal jadi bacaan kontemplatif. Ia seolah diramu untuk mengingatkanmu agar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, karena kita tak pernah tahu kapan ajal bakal menjemput.