Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pendidikan untuk Masa Depan

Ilustrasi murid belajar (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi murid belajar (pexels.com/cottonbro studio)

Perubahan iklim yang terjadi saat ini memang memberikan dampak pada berbagai aspek kehidupan. Gak hanya pada lingkungan, ternyata krisis iklim juga turut memengaruhi dunia pendidikan.

Hasil riset yang ditulis oleh Plan International dan kaum muda dari tiga negara di Asia Pasifik (Indonesia, Nepal, dan Australia) mengungkapkan dampak besar krisis iklim terhadap akses pendidikan anak perempuan dan perempuan muda. Sepertiga dari mereka mengatakan, bahwa sekolahnya ditutup, rusak, atau hancur karena bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim tahun lalu.

Selain itu, hampir separuhnya mengatakan bahwa mereka merasa tidak aman dalam perjalanan dari dan ke sekolah karena bencana terkait iklim. Berikut penjelasan mengenai metodologi dan pemaparan hasil riset temuannya. Yuk, simak bersama!

1. Riset ini melibatkan aktivis muda dari tiga negara

ilustrasi melakukan survei (pexel.com/Lukas)
ilustrasi melakukan survei (pexel.com/Lukas)

Plan International membuat laporan For Our Future yang disusun oleh kaum muda dalam "Youth Activist Series"  di Australia, Nepal, dan Indonesia. Para aktivis muda ini berkonsultasi dengan lebih dari 500 kaum muda berusia 10-24 tahun (mayoritas adalah anak perempuan) di tiga negara. 154 kaum muda di antaranya berasal dari Indonesia. 

Riset ini dilakukan oleh 30 kaum muda perubahan di Australia, Indonesia, dan Nepal, menggunakan Pendekatan Feminist Participatory Action (FPAR) dengan metodologi penelitian laporan yang melibatkan serangkaian pertanyaan survei, tanggapan tertulis, dan photovoice, yang memungkinkan responden untuk berbagi pengalaman mereka melalui foto dan video. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk bersama-sama meneliti dampak perubahan iklim terhadap hak pendidikan anak perempuan.

Inisiatif ini mencakup pelatihan dan pemberian pembekalan bagi generasi muda terkait keterampilan mengadvokasi perubahan kepada peserta. Hal tersebut juga dilakukan dengan enam lokakarya online lintas negara serta keterlibatan berkelanjutan dengan aktivis muda di setiap negara.

2. Data fakta

data fakta (dok. Plan Internasional)
data fakta (dok. Plan Internasional)

Berdasarkan hasil riset tersebut ditemukan beberapa data fakta, sebagai berikut:

  • 12,5 juta anak perempuan mungkin tidak dapat menyelesaikan pendidikan
    setiap tahunnya akibat perubahan iklim.
  • 98 persen responden mengatakan bahwa mereka sangat prihatin atau cukup prihatin dengan dampak perubahan iklim terhadap kehidupan sekolah mereka serta kehidupan mereka di masa depan.
  • 39 persen memiliki kekhawatiran akan akses menuju pasar kerja yang mereka inginkan di masa depan karena dampak perubahan iklim terhadap pendidikan mereka.
  • Lebih dari 30 persen telah mengalami secara langsung kondisi di mana sekolah mereka ditutup, rusak, atau hancur karena bencana terkait perubahan iklim.
  • Hampir 50 persen merasa tidak aman di sekolah atau dalam perjalanan ke dan dari sekolah karena bencana terkait perubahan iklim.
  • 62 persen responden pernah mengalami gangguan dalam perjalanan ke dan dari sekolah akibat perubahan iklim. (43 persen responden dari Australia; 80 persen responden dari Nepal; 57 persen responden dari Indonesia).
  • Lebih dari 50 persen responden Indonesia khawatir akan penurunan prestasi akademik mereka akibat bencana terkait iklim yang mengganggu pendidikan mereka.
  • Jika tren saat ini terus berlanjut, dalam waktu 7 tahun, 71,9 persen anak muda di Indonesia tidak akan memiliki keterampilan tingkat pendidikan menengah yang dibutuhkan untuk berkembang dan menggapai tujuan mereka.
  • Sekitar sepertiga dari populasi nasional tinggal di daerah rawan banjir di Indonesia pada tahun 2021, sekitar 100.000 anak terganggu pendidikannya akibat banjir bandang dan tanah longsor.

3. Dampak yang ditimbulkan perubahan iklim terhadap pendidikan di Australia

ilustrasi kebakaran (pexels.com/Matthis Volquardsen)
ilustrasi kebakaran (pexels.com/Matthis Volquardsen)

Berdasarkan riset tersebut, diketahui bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini berdampak pada pendidikan mereka. Berbagai bencana seperti kebakaran dan banjir membuat anak perempuan kehilangan kesempatan untuk bisa meraih pendidikannya.

Di Australia, dampak perubahan iklim terhadap pendidikan  telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Bencana banjir Queensland tahun 2019 menutup 38 sekolah, mengganggu pendidikan bagi 17.900 siswa. 6 Banjir tahun 2022 di NSW dan Queensland menyebabkan penutupan sementara hampir 1.000 sekolah.

7 Kebakaran hutan pada tahun 2019-2020 berdampak pada sekitar 1,65 sekolah. Kemudian, ada juga kebakaran hutan musim panas di tahun 2019/2020 menyebabkan hampir 600 sekolah di NSW ditutup.

"Perubahan iklim sangat berdampak pada pendidikan saya pada 2019 dengan adanya kebakaran yang berdampak langsung pada keluarga saya, sehingga memberikan tekanan pada kehidupan dan pendidikan saya. Sekolah saya ditutup terus-menerus hampir sepanjang bulan Desember. Saya tidak dapat mengikuti ujian apa pun, yang berdampak pada HSC saya bertahun-tahun kemudian (dikombinasikan dengan COVID, saya tidak memiliki persiapan ujian). Banjir terjadi pada tahun berikutnya, menutup akses ke sekolah dan komunitas saya, sehingga membuat saya dan keluarga saya kembali stres," tutur salah seorang responden survei dari Australia.

4. Dampak yang ditimbulkan perubahan iklim terhadap di Indonesia

ilustrasi tanah longsor (pexels.com/Dmitry Zvolskiy)
ilustrasi tanah longsor (pexels.com/Dmitry Zvolskiy)

Sementara itu, letak Indonesia yang berada di "Cincin Api" menjadikannya sebagai salah satu negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia. Ditambah lagi dengan perubahan iklim yang makin memperburuk hal tersebut.

Pada tahun 2021, sekitar 100.000 anak sekolah di Indonesia terganggu oleh bencana banjir bandang dan tanah longsor. Tercatat, bahwa sejak tahun 2005 hingga 2019 bencana ini berdampak pada setidaknya 35.300 sekolah.

Selain itu, dampak dari Siklon Tropis Seroja juga ikut andil dalam permasalahan ini. Hal tersebut menyebabkan kerusakan pada infrastruktur umum serta sekolah dan menyebabkan 8000 orang harus mengungsi.

"April 2021, seluruh Provinsi NTT (NTT) dilanda siklon tropis yang mengakibatkan hujan lebat selama beberapa hari disertai angin kencang. Hal ini menyebabkan terganggunya dunia pendidikan, seperti rusaknya jalan, listrik, dan gedung akibat banyaknya pohon tumbang, banjir, dan rusaknya fasilitas pembelajaran," jelas salah seorang responden survei dari Indonesia.

5. Dampak yang ditimbulkan perubahan iklim terhadap pendidikan di Nepal

ilustrasi banjir (pexels.com/hitesh choudhary)
ilustrasi banjir (pexels.com/hitesh choudhary)

Di Nepal, perubahan iklim yang terjadi membuat siswa harus mengalami kerugian pendidikan hingga tiga bulan setiap tahunnya. Selama banjir yang terjadi di 2017, ada hampir dari 2000 sekolah rusak dan hancur. Hal ini membuat kurang lebih 238.900 anak harus putus sekolah.

Salah satu responden mengungkap, "Akibat hujan deras, atap kelasku rusak. Air masuk ke kelasku. Tidak ada tempat lain untuk memindahkan kelas kami oleh karena itu sekolah mengumumkan hari libur tanpa pemberitahuan apa pun".

6. Perubahan yang bisa dilakukan untuk melindungi hak mereka atas pendidikan

ilustrasi pelajar (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)
ilustrasi pelajar (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan melindungi hak-hak mereka atas pendidikan. Pertama, dengan membentuk Dewan Nasional yang fokus pada isu iklim dengan tujuan untuk menguatkan beragam suara dan memprioritaskan pengalaman anak serta kaum muda terkait perubahan iklim.

Selanjutnya, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan kebijakan untuk menjaga dan melindungi pendidikan anak dan kaum muda perempuan selama gangguan terkait iklim. Caranya, dengan memberikan pelatihan bagi guru dan pelajar dalam respons bencana, adaptasi iklim, serta pertanian berkelanjutan.

Membangun sekolah yang tahan iklim dan melaksanakan program kesiapsiagaan bencana yang komprehensif juga bisa jadi langkah yang perlu dilakukan. Selain itu, agar upaya ini bisa lebih merata ke semua wilayah dan kalangan, memanfaatkan teknologi dan digitalisasi juga penting. Ini bertujuan untuk kelangsungan pendidikan dan memastikan akses solusi pembelajaran digital hingga daerah terpencil.

Demikianlah pemaparan singkat hasil temuan yang dilakukan oleh Plan International dan kaum muda dari tiga negara di Asia Pasifik tentang dampak perubahan iklim terhadap pendidikan di masa depan. Untuk laporan lengkapnya, bisa kamu akses di sini, https://plan-international.org/publications/for-our-futures/.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kori
EditorKori
Follow Us