Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengelola keuangan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Mengatur anggaran bulanan secara rinci dan realistis

  • Membedakan kebutuhan dan keinginan untuk pola pikir finansial yang bijak

  • Menabung meski sedikit untuk dana darurat dan konsistensi dalam menahan diri agar tidak boros

Masa kuliah bukan hanya soal tugas, presentasi, dan organisasi kampus. Lebih dari itu, ini adalah fase hidup yang penuh dengan transisi, termasuk urusan finansial. Banyak mahasiswa harus hidup mandiri, jauh dari rumah, dan mengatur hidup sendiri, termasuk keuangan. Inilah momen ketika pelajaran finansial datang bukan dari kelas, melainkan dari pengalaman sehari-hari.

Hidup mandiri selama kuliah bisa menjadi sekolah tersendiri dalam hal keuangan. Mengelola uang bulanan, menahan diri dari godaan belanja, hingga mencari penghasilan tambahan adalah beberapa pelajaran yang dialami langsung. Lima poin di bawah ini merangkum pengalaman finansial yang umumnya dialami mahasiswa saat menjalani kehidupan mandiri selama kuliah.

1. Belajar mengatur anggaran bulanan

ilustrasi mengatur anggaran bulanan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menerima uang bulanan dari orangtua atau beasiswa memang menyenangkan, tapi mengelolanya hingga cukup sebulan penuh adalah tantangan tersendiri. Hidup mandiri membuat mahasiswa harus lebih sadar dalam membuat rencana keuangan secara rinci dan realistis. Hal pertama yang sering dilakukan adalah mencatat pengeluaran rutin.

Perencanaan anggaran juga melatih kedisiplinan agar tidak tergoda menghabiskan uang di awal bulan. Tak jarang, kesalahan di bulan-bulan awal menjadi pelajaran untuk lebih berhati-hati di bulan berikutnya. Dari sinilah mahasiswa belajar membuat batasan pengeluaran dan menyusun prioritas. Pelajaran ini akan terus berguna sampai nanti terjun ke dunia kerja.

2. Membedakan kebutuhan dan keinginan

ilustrasi membeli makan (pexels.com/cottonbro studio)

Saat tinggal sendiri, semua keputusan finansial berada di tangan sendiri. Hal ini mendorong mahasiswa untuk berpikir dua kali sebelum membeli sesuatu—apakah barang itu benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan sesaat. Dengan uang yang terbatas, keputusan kecil seperti beli kopi kekinian atau simpan uang untuk makan malam bisa jadi sangat berarti.

Belajar memilah antara butuh dan ingin, juga membentuk pola pikir finansial yang lebih bijak. Mahasiswa mulai menyadari bahwa menunda kesenangan sesaat bisa memberikan dampak besar dalam menjaga kestabilan keuangan. Bahkan, hal ini bisa melatih kemampuan negosiasi dengan diri sendiri untuk membuat pilihan yang lebih rasional.

3. Pentingnya menabung meski sedikit

ilustrasi menabung (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Menabung mungkin terasa mustahil di tengah uang saku pas-pasan, tetapi justru dalam kondisi seperti inilah kebiasaan itu terbentuk. Hidup mandiri mengajarkan bahwa tidak ada yang bisa diprediksi, dan dana darurat bisa sangat menyelamatkan saat situasi tak terduga terjadi. Misalnya, saat motor mendadak mogok atau ada kebutuhan mendesak di kampus.

Menabung tak selalu harus dalam jumlah besar—bahkan sisa dari belanja harian pun bisa dikumpulkan perlahan. Kuncinya adalah konsistensi, bukan jumlah. Beberapa mahasiswa bahkan mulai mencoba metode sederhana seperti menyisihkan uang receh atau menerapkan sistem amplop untuk menahan diri agar tidak boros.

4. Mencari penghasilan tambahan

ilustrasi menjadi freelancer (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika kebutuhan melebihi uang bulanan, banyak mahasiswa mulai melirik peluang untuk mencari penghasilan tambahan. Entah itu melalui freelance, berjualan online, hingga menjadi asisten dosen atau tutor. Aktivitas ini tidak hanya membantu finansial, tapi juga mengasah soft skill dan manajemen waktu.

Tantangan membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan mengajarkan pentingnya tanggung jawab dan prioritas. Selain itu, pengalaman kerja ini memberikan nilai tambah yang sangat berharga ketika lulus nanti. Banyak mahasiswa yang akhirnya menemukan passion atau membangun karier dari pekerjaan sambilan semasa kuliah.

5. Belajar hidup hemat dan sederhana

ilustrasi memasak telur (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Tanpa pengawasan orangtua, mahasiswa punya kebebasan penuh atas gaya hidupnya. Namun, hidup mandiri memaksa untuk lebih realistis—bahwa tidak semua gaya hidup bisa diikuti. Kebiasaan makan di luar, belanja barang branded, atau ikut-ikutan tren hanya akan menguras dompet tanpa manfaat yang signifikan.

Gaya hidup hemat justru memberikan rasa lega karena pengeluaran lebih terkendali. Banyak mahasiswa mulai memasak sendiri, membeli barang bekas layak pakai, hingga berbagi langganan layanan digital bersama teman. Kesederhanaan menjadi pilihan, bukan karena terpaksa, tetapi karena sadar bahwa hidup itu tentang prioritas.

Hidup mandiri selama kuliah bukan sekadar tentang tinggal jauh dari orangtua, tapi juga tentang belajar bertahan dan tumbuh melalui pengelolaan keuangan pribadi. Lima pelajaran finansial di atas membentuk karakter yang lebih tangguh dan bertanggung jawab secara finansial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team