Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Persiapan Menghadapi Fase Friendless, Sendiri Juga Gak Apa-apa!

ilustrasi perempuan di padang pasir (freepik.com/EyeEm)
ilustrasi perempuan di padang pasir (freepik.com/EyeEm)

Dalam hidup, ada waktunya kita akan merasa benar-benar sendirian. Entah karena pertemanan mulai menjauh, fase hidup yang berubah, entah karena kita mulai memilih mana koneksi yang benar-benar sehat dan mana yang tidak. Fase friendless atau masa saat kamu merasa tak punya teman dekat untuk berbagi bisa membuatmu merasa sepi dan menyiksa batin. Namun, hal ini tak berarti duniamu sudah berakhir!

Justru, kalau kamu mengetahui cara menghadapinya, fase friendless bisa menjadi waktu paling berharga untuk bertumbuh. Nah, berikut ini lima hal yang bisa kamu siapkan untuk menghadapi fase friendless dengan baik. Simak bareng-bareng sampai selesai, yuk!

1. Validasi perasaan sepi

ilustrasi perempuan yang kesepian (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan yang kesepian (freepik.com/freepik)

Merasa kesepian, ditinggalkan, atau tidak dianggap adalah perasaan yang wajar dalam fase friendless. Eits, kamu gak perlu buru-buru mengusirnya atau merasa bersalah karena merasakannya. Validasi bahwa hatimu sedang gak baik-baik saja, bahwa kehilangan teman bisa menyakitkan. Memberi ruang validasi perasaan itu akan membantu kita agar lebih jujur pada diri sendiri.

Namun, penting untuk gak membiarkan perasaan itu berlarut-larut dan menguasai dirimu. Setelah kamu mengakui bahwa kamu merasa kosong atau hampa, pegang kendali dirimu dan segera bangkit. Jangan biarkan rasa sepi berubah menjadi identitas. Sebab, kamu bukan orang yang kesepian, kamu hanya sedang melewati masa yang sepi! Pahami perbedaannya, sebab fase friendless akan segera terlewati.

2. Perdalam koneksi dengan diri sendiri

ilustrasi perempuan sedang bercermin (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan sedang bercermin (freepik.com/freepik)

Saat dunia luar terasa sunyi, dunia di dalam dirimu justru bisa jadi sumber kedamaian. Cobalah untuk lebih mengenal siapa kamu tanpa peran lingkungan atau teman-temanmu. Apa yang membuat kamu merasa hidup? Kegiatan apa yang bisa kamu lakukan berjam-jam tanpa merasa bosan? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi cara terbaik untuk lebih mengenal dirimu sendiri.

Luangkan waktu untuk melakukan rutinitas baru, mencoba hobi lama yang terlupakan, atau sekadar menikmati waktu sendirian tanpa terburu-buru. Saat kamu nyaman dengan dirimu sendiri, kamu tak lagi mencari teman sebagai pelarian, tetapi hanya sebagai pelengkap. Ini bukan hanya memperkuat mentalmu di masa sepi, tapi juga membuatmu tak lagi menggantungkan perasaan kepada orang lain.

3. Fokus pada proyek pribadi

ilustrasi bekerja dengan nyaman (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi bekerja dengan nyaman (freepik.com/tirachardz)

Fase friendless sering kali datang dengan ruang yang lebih luas, yaitu waktu, pikiran, dan ruang emosional. Ini bisa jadi peluang emas untuk fokus pada hal-hal yang sebelumnya sulit dilakukan karena terlalu banyak distraksi sosial. Punya proyek pribadi, entah itu menulis, belajar bahasa, atau sekadar merapikan kamar dan hidupmu, bisa memberi rasa puas di tengah kekosongan.

Selain mengisi waktu dengan hal produktif, proyek pribadi juga membantumu membangun rasa pencapaian dan kontrol atas hidupmu. Ketika kamu berfokus pada sesuatu yang kamu kuasai dan nikmati, kamu sedang mengembalikan rasa percaya diri yang mungkin sempat hilang. Bukan tak mungkin, dari sana kamu menemukan komunitas baru yang satu frekuensi dan bisa membangunmu!

4. Perluas pergaulan namun jangan berekspektasi

ilustrasi bersosialisasi (freepik.com/cookie_studio)
ilustrasi bersosialisasi (freepik.com/cookie_studio)

Meskipun kamu sedang merasa sendiri, itu bukan berarti kamu harus menutup diri selamanya. Cobalah memperluas lingkungan sosial secara perlahan, tapi kali ini tanpa ekspektasi tinggi. Hadir di kelas online, ikut komunitas membaca, atau sekadar ikut workshop kreatif bisa membuka kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang baru tanpa beban harus langsung akrab atau cocok.

Dengan begini, kamu memberi ruang bagi relasi baru untuk bertumbuh secara alami. Namun, perlu diingat bahwa hal ini bukan berarti kamu lagi mencari pengganti teman lama. Kamu hanya sedang membuka peluang untuk bertemu orang-orang yang sesuai dengan versi dirimu yang sekarang. Karena terkadang hal-hal terbaik justru datang ketika kamu tidak mencarinya dengan tergesa-gesa.

5. Tanamkan bahwa ini hanyalah fase

Ilustrasi wanita yang bebas(freepik.com/arthurhidden)
Ilustrasi wanita yang bebas(freepik.com/arthurhidden)

Ketika kamu sedang terjebak dalam kesepian, rasanya memang seperti akan berlangsung selamanya. Namun, layaknya musim yang berganti, fase friendless ini pun akan berlalu. Ingatkan dirimu bahwa kamu tidak sedang dihukum! Kamu hanya sedang diberi ruang untuk melihat hidup dari sisi yang lebih sunyi dan berbeda yang mana justru membawa ketenangan dan pengenalan mendalam akan diri sendiri.

Dengan memahami bahwa friendless hanyalah fase, kamu bisa menjalaninya dengan lebih ringan. Tak perlu tergesa-gesa keluar dari kesendirian, tapi juga jangan tenggelam di dalamnya. Pelan-pelan, terus perdalam hubungan dengan dirimu sendiri, dan percaya bahwa ketika waktunya tiba, teman yang tepat akan datang dengan sendirinya.

Menjalani fase friendless bukan berarti kamu gagal dalam pertemanan. Bisa jadi, justru itu adalah momen untuk menyelami dirimu lebih dalam, menata ulang value diri, dan mempersiapkan diri untuk menyambut hari esok yang lebih baik. Nikmati setiap momen dlaam hidupmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us