Afektif: Karakteristik, Aspek, dan Pengembangannya

Afektif berkaitan dengan emosi seseorang

Secara umum afektif adalah kondisi psikologis seseorang yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, budaya, dan masa lalu. Istilah ini berkaitan dengan aspek emosi, perasaan, dan perubahan suasana hati seseorang.

Jadi, secara spesifik, afektif merujuk pada pengalaman emosi seperti senang, sedih, marah, takut, dan kecewa. Untuk lebih jelasnya, simak berikut ini.

1. Pengertian afektif

Afektif: Karakteristik, Aspek, dan PengembangannyaIlustrasi emosi bahagia (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Afektif adalah istilah psikologi yang merujuk pada aspek psikologis. Hal ini berkaitan dengan perasaan, emosi, dan afeksi yang dialami oleh seseorang. Aspek afektif terdiri dari perasaan dan emosi, afeksi, kepribadian afektif, regulasi emosi, serta motivasi emosional.

Aspek afektif sangat penting dalam kehidupan manusia. Pasalnya hal ini berperan dalam pengambilan keputusan, interaksi sosial, dan kesejahteraan psikologis seseorang. Jadi aspek afektif yang sehat bisa membuat seseorang menjadi lebih baik, dalam hal mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, dan meraih kesuksesan dalam kehidupannya.

2. Aspek afektif

Afektif: Karakteristik, Aspek, dan Pengembangannyailustrasi memendam emosi (pexels.com/Craig Adderley)

Seperti yang sudah disinggung di atas, aspek afektif meliputi perasaan dan emosi, afeksi, kepribadian, dan seterusnya. Lalu seperti apa penjelasan dari masing-masing aspek ini? Simak di bawah ini.

  • Perasaan dan emosi: Merujuk pengalaman emosi (senang, sedih, marah, kecewa, dll) yang dialami seseorang karena dipengaruhi pengalaman masa lalu, situasi saat ini, kondisi fisik maupun psikologis.
  • Afeksi: Keadaan emosional yang memengaruhi suasana hati, mood, dan tingkat motivasi seseorang. Afeksi ini bisa positif seperti kebahagiaan, kesenangan, maupun negatif seperti kecemasan, depresi, dan lainnya.
  • Kepribadian afektif: Cenderung lebih sensitif terhadap perasaan dan emosi orang lain, serta lebih mampu mengekspresikan perasaan mereka dengan tepat.
  • Regulasi emosi: Kemampuan seseorang dalam mengelola dan mengatur emosinya. Jika bisa mengaturnya dengan baik, seseorang cenderung lebih mampu mengatasi stres, mengelola konflik, dan menjalin hubungan interpersonal yang sehat.
  • Motivasi emosional: Pengaruh emosi pada motivasi dan perilaku seseorang. Emosi bisa mempengaruhi niat dan tujuan seseorang, lalu memotivasi terkait bagaimana seseorang untuk bertindak.
dm-player

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Dampak Psikologis dari Sebuah Penolakan, Bersedih?

3. Karakteristik afektif

Afektif: Karakteristik, Aspek, dan PengembangannyaIlustrasi emosi seseorang (pexels.com/Анастасия Быкова)

Afektif memiliki beberapa karakteristik yang bisa kamu kenali. Mungkin kamu juga pernah mengalami atau menerapkan karakteristik ini. Lalu apa saja sih? Berikut di antaranya:

  • Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), dinilai dari kepekaan seseorang ketika menerima sebuah rangsangan.
  • Responding (menanggapi), sebagai kemampuan untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam proses pembelajaran.
  • Valuing (menghargai), kemampuan untuk memberikan sebuah penghargaan terhadap suatu kegiatan.
  • Organization (mengorganisasikan), diharapkan seseorang mampu menemukan perbedaan nilai. Dari perbedaan nilai ini, bisa dibentuk dan dikembangkan menjadi nilai baru.
  • Characterization by evalue or calue complex (karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai), terjadi keterpaduan dari semua sistem nilai yang dimiliki oleh seseorang yang mempengaruhi dan membentuk pola kepribadian, tingkah laku, dan tindakan.

4. Pengembangan aspek afektif

Afektif: Karakteristik, Aspek, dan Pengembangannyailustrasi meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pengembangan aspek afektif adalah proses yang berkelanjutan dan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Untuk itu, berikut ini beberapa cara pengembangan aspek afektif pada manusia.

  • Pengenalan dan pemahaman emosi serta mengenali keadaan yang memicu emosi tersebut, sehingga seseorang bisa belajar mengelola dan mengatasi emosinya.
  • Pengembangan keterampilan regulasi emosi meliputi kemampuan untuk mengelola dan mengatasi emosi. Hal ini bisa dilakukan dengan cara meditasi, yoga, dan seterusnya.
  • Pengembangan hubungan sosial yang sehat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental.
  • Pembelajaran berbasis emosi untuk membantu meningkatkan motivasi, kreativitas, dan prestasi terutama dalam pendidikan.
  • Terapi dan konseling untuk membantu seseorang mengatasi masalah emosional dan mentalnya.

Jadi, bisa dikatakan bahwa afektif merupakan pengalaman emosi seseorang. Sekarang kamu sudah paham kan? Semoga artikel ini menambah wawasan kamu, ya.

Baca Juga: 5 Dampak Psikologis Tumbuh Dewasa sebagai Anak Tunggal

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya