Awal sanad adalah orang yang mencatatkan hadits di dalam bukunya. Orang ini juga disebut dengan mukharrij dan mudawwin. Keaslian dari hadits ini terbagi lagi atas golongan-golongan tertentu dan juga bergantung pada faktor lainnya, seperti keadaan ranti sanda maupun dari penuturnya. Berikut 3 klasifikasinya:
1. Hadits marfu’
Hadis marfu’ merupakan hadits yang sanadnya akan berujung langsung pada Rasulullah SAW. Maksudnya adalah bahwa setiap hadits yang memiliki sanad atau rangkaian perawi, dan sanad tersebut sampai kepada Nabi SAW.
2. Hadits mauquf
Hadits mauquf yaitu hadits yang sanadnya itu terhentikan pada sahabat nabi tanpa adanya tanda. Baik itu secara perkataan ataupun perbuatan yang menunjukkan itu derajat marfu. Contohnya saja, Al Bukhari di dalam kata Al-Faraid menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas, serta Ibn Al Zubair mengatakan bahwa:
Kakek adalah (diperlakukan seperti) ayah". Dalam pernyataan contoh itu tidak memiliki kejelasan, apakah berasal dari Nabi atau sekadar pendapat para sahabat. Akan tetapi jika ekspresi yang digunakan sahabat adalah seperti "Kami diperintahkan..", "Kami dilarang untuk...", "Kami terbiasa... jika sedang bersama Rasulullah", ini artinya derajat hadits tersebut tidak lagi mauquf namun setara dengan marfu'
3. Hadits maqthu’
Hadits maqthu adalah hadits dimana sanadnya berujung di para tabi'in atau di bawahnya. Contoh dari hadits ini yaitu:
Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan shahihnya Ibnu Sirin menjelaskan: "Pengetahuan ini (hadits) adalah agama, maka berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu".