ilustrasi parade menggunakan pakaian tradisional Jawa (pexels.com/dittaalfianto)
Sejarah kelahiran Jong Java berawal dari inspirasi yang diberikan oleh Budi Utomo, organisasi nasional pertama di Indonesia yang didirikan pada 20 Mei 1908. Setelah beberapa waktu, Budi Utomo dianggap kurang memberikan ruang bagi para pemuda untuk berkontribusi.
Dalam konteks inilah Dr. Satiman Wirjosandjojo muncul dengan inisiatif untuk mendirikan organisasi yang khusus untuk pemuda. Ia mengajak pelajar di seluruh Indonesia untuk bergabung dan pada 7 Maret 1915, terbentuklah organisasi Tri Koro Dharmo.
Dengan susunan kepengurusan yang meliputi Dr. Satiman sebagai ketua, Wongsonegoro sebagai wakil ketua, dan Soetomo sebagai sekretaris, Tri Koro Dharmo berusaha merangkul pelajar dari seluruh nusantara. Perkembangan organisasi ini menginspirasi para pemuda di luar Jawa untuk membentuk organisasi mereka sendiri, seperti Jong Sumatranen Bond dan Jong Minahasa.
Pada 12 Juni 1918, dalam kongres pertama yang diadakan di Solo, Tri Koro Dharmo secara resmi berganti nama menjadi Jong Java, dengan harapan dapat menarik lebih banyak pelajar dari berbagai daerah. Kelahiran Jong Java menandai langkah penting dalam perjuangan nasionalisme di Indonesia, meskipun saat itu masih terkesan kedaerahan dengan dominasi anggota dari Jawa.