Keuntungan Produksi Massal serta Kekurangan, Tahapan, dan Contohnya

Diterapkan karena hemat biaya dan waktu

Selain nasi, kehidupan orang Indonesia gak terlepas dengan mi instan. Produk tersebut sangat berjasa terlebih saat tanggal-tanggal tua. Nah, tahukah kamu? Mi instan termasuk salah satu produk hasil produksi massal, lho! Apa itu produksi massal?

Sederhananya, produksi massal merujuk pada kegiatan menghasilkan suatu produk dalam jumlah yang banyak. Perusahaan sering melakukannya karena teknik tersebut punya sejumlah keuntungan, salah satunya adalah menghemat biaya produksi. Apa keuntungan lainnya?

Nah, kalau kamu berjumpa dengan soal "Sebutkan keuntungan produksi massal!", maka artikel ini cocok untukmu. Daripada berlama-lama, berikut penjelasan tentang keuntungan produksi massal beserta pengertian, tahapan, kekurangan, hingga contoh produknya!

1. Apa yang dimaksud dengan produksi massal?

Keuntungan Produksi Massal serta Kekurangan, Tahapan, dan Contohnyailustrasi produksi massal (Freepik.com/wayhomestudio)

Seperti yang disinggung di awal, pengertian sederhana dari produksi massal adalah menghasilkan suatu jenis produk dalam jumlah banyak. Dilansir Investopedia, istilah produksi massal juga dikenal sebagai flow production (produksi aliran), repetitive flow production (produksi aliran berulang), series production (produksi secara seri), atau serial production (produksi secara serial).

Suatu barang gak serta-merta diproduksi dalam skala besar begitu saja. Biasanya, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar. Namun, bukan hanya kuantitas saja yang diperhatikan saja.

Barang hasil produksi massal juga harus mengikuti standar tertentu. Dengan kata lain, kualitas setiap produk tetap harus dijaga supaya manfaatnya maksimal dirasakan oleh konsumen.

Hal tersebut sesuai dengan pengertian produksi massal oleh Indrayanto, yakni produksi massal adalah produksi yang dibuat dalam jumlah besar yang bermanfaat untuk banyak orang dalam masyarakat secara luas.

Juga senada, Eliya Fauzi mendefinisikan produksi massal sebagai kegiatan memproduksi barang tertentu yang sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah jumlah besar melalui serangkaian operasi yang sama dengan produk sebelumnya. 

2. Ciri-ciri produksi massal

Keuntungan Produksi Massal serta Kekurangan, Tahapan, dan Contohnyailustrasi pekerja pabrik (Pixabay.com/Quanlecntt2004)

Perusahaan atau pabrik yang bergerak di bidang produksi massal, biasanya ditandai dengan adanya penggunaan mesin atau robot. Hal ini tentu masuk akal karena kalau membuat barang hingga ribuan banyaknya dengan tangan, pasti akan lama selesainya.

Di samping pemanfaatan mesin, ciri-ciri produksi massal lainnya adalah

  • menghasilkan produk yang relatif berharga murah;
  • produk dijual di pasar bebas, seperti swalayan, toko, atau pasar tradisional;
  • ada stok produk yang sengaja disimpan supaya tetap bisa memenuhi kebutuhan pasar;
  • sewaktu dalam tahap produksi, barang biasanya diurutkan ke dalam tata letak tertentu;
  • proses pembuatan barang kurang fleksibel karena harus mengikuti jadwal yang telah ditentukan perusahaan;
  • alur kerja produksi massal seimbang karena masing-masing individu sudah diberi tugas dan kewajibannya tersendiri;
  • proses produksi dilakukan secara terus-menerus dengan material dan tahapan yang sama (tidak berubah);
  • terdapat prosedur standardisasi yang harus dipenuhi agar kualitas barang terjaga;
  • produksi massal dilakukan guna menguasai pasar.

Baca Juga: Faktor-Faktor Produksi dalam Ilmu Ekonomi, Wajib Tahu!

3. Tahapan produksi massal

Keuntungan Produksi Massal serta Kekurangan, Tahapan, dan Contohnyailustrasi pekerja pabrik (Freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Produksi massal tidak terjadi begitu saja. Ada hal-hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum masuk ke proses pembuatan barang. Terdapat 5 tahapan produksi massal, yaitu:

1. Membuat dokumentasi persyaratan produk (PRD)

Dokumentasi persyaratan produk atau product requirement documentation (PRD) diperlukan sebagai landasan dari aktivitas produksi massal. Dokumen ini biasanya dibuat oleh manajer produksi. Namun, proses penyetujuannya melibatkan sejumlah pihak, seperti pemimpin tim teknik, penjualan, QA (Quality Assurance), hingga pemasaran.

Tidak menutup kemungkinan PRD direvisi apabila memang ada informasi atau teknologi baru yang dapat memengaruhi keputusan sebelumnya. Proses revisi pun memerlukan kehadiran pemimpin-pemimpin tim lain untuk melakukan peninjauan dan persetujuan.

Dalam dokumentasi persyaratan produk, biasanya tercantum hal-hal berikut:

  • Daftar fitur yang akan ada pada produk
  • Ukuran spesifik yang harus dipenuhi setiap fitur
  • Perkiraan jumlah produksi barang
  • Perkiraan biaya yang akan dikeluarkan
  • Jadwal produk dirilis
  • Petunjuk arahan produk

2. Validasi dan pengujian teknik (EVT)

dm-player

Fitur-fitur produk yang disebutkan dalam PRD selanjutnya, akan diuji kelayakannya oleh tim divisi di tahap ini. Tujuannya sendiri adalah untuk melihat apakah proses produksi barang tersebut memang mungkin untuk dilakukan.

Di samping itu, tahap engineering validation and testing (EVT) juga bertujuan untuk

  • membuat rancangan produk yang sesuai dengan syarat fungsional pada PRD;
  • mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada PRD supaya dicari solusi untuk mengatasinya.

3. Validasi dan pengujian desain (DVT)

Tahap produksi massal berikutnya adalah validasi dan pengujian desain atau design validation and testing (DVT). Adapun tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan tampilan yang paling cocok bagi produk akhir. Salah satu hal yang diperhatikan dalam penampilan produk adalah estetikanya.

Nah, dalam memilih desain atau rancangan yang pas, perusahaan kerap menampilkan contoh produknya kepada target konsumen untuk mendapatkan feedback atau umpan balik.

4. Validasi dan pengujian produksi

Desain produk yang terpilih selanjutnya, masuk ke pengujian produksi. Di sini, akan dilihat apakah produk dari tahap DVT bisa diproduksi sesuai dengan target jumlah dan estimasi biaya sesuai PRD. Untuk itu, perusahaan akan kontak dengan pemasok bahan baku. 

5. Melakukan proses produksi

Kalau semua hal dari tahap-tahap sebelumnya sudah beres, maka tinggal eksekusi saja, yaitu memproduksi barang. Pada tahap terakhir ini, yang tinggal perlu dipastikan adalah kualitas dari produk itu sendiri.

Namun, selain itu, ada hal lain yang bisa dilakukan perusahaan, misalnya

  • bekerja sama dengan tim pengadaan untuk menyusun rantai pasokan yang kondusif; atau
  • bekerja sama dengan tim manufaktur untuk membahas inovasi supaya kualitas produk, biaya produksi, dan efisiensi bisa semakin dioptimalkan.

4. Kelebihan dan kekurangan produksi massal

Keuntungan Produksi Massal serta Kekurangan, Tahapan, dan Contohnyailustrasi mesin produksi massal (Freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Nah, inilah jawaban untuk pertanyaan "Sebutkan kelebihan produksi massal!". Pelaku usaha menjalankan produksi massal tentu karena teknik tersebut memiliki sejumlah kelebihan. Adapun kelebihan produksi massal adalah

  • lebih hemat waktu karena proses produksi dibantu oleh teknologi mesin canggih;
  • produktivitas perusahaan meningkat karena mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan produknya yang berjumlah banyak;
  • biaya produksi dapat ditekan lantaran (1) bahan baku menjadi lebih murah ketika dibeli dalam jumlah banyak; dan (2) pekerja yang perlu digaji hanya sedikit karena proses produksi dibantu mesin;
  • tingkat produksi tinggi di mana berkat bantuan mesin, ribuan produk bisa tercipta, bahkan dalam sehari; dan
  • barang yang dihasilkan akurat karena mesin produksi sudah diprogram sedemikian rupa sehingga minim kesalahan.

Akan tetapi, di samping lima kelebihan tersebut, juga terdapat kekurangan dari melakukan produksi massal. Kekurangan produksi massal adalah

  • butuh modal yang besar untuk membeli mesin dan teknologi termutakhir dalam membantu proses produksi;
  • kurang fleksibel dalam pelaksanaannya karena harus berpatok dengan standar dan mekanisme yang telah ditentukan;
  • varian barang dari produksi massal cenderung monoton;
  • motivasi kerja karyawan terbilang rendah lantaran tenaga manusia tidak terlalu banyak dibutuhkan dalam proses produksi; dan
  • tidak ada jaminan produk yang dihasilkan akan habis.

5. Contoh produk hasil produksi massal

Keuntungan Produksi Massal serta Kekurangan, Tahapan, dan Contohnyailustrasi aneka minuman ringan di swalayan (Pixabay.com/evelynlo)

Ada banyak barang di sekitarmu yang tergolong hasil produksi massal, lho! Nah, berikut beberapa contoh produk dari produksi massal:

  • Produk makanan dan minuman (contoh: mi instan, makanan kaleng, minuman soda, makanan ringan)
  • Peralatan mandi (contoh: spons mandi, sampo, sabun)
  • Peralatan makan (contoh: sendok, piring, dan mangkok plastik)
  • Buku dan alat tulis (contoh: pensil, pulpen, pensil warna)
  • Produk mainan anak-anak
  • Produk elektronik (contoh: smartphone, televisi, laptop, komputer)
  • Kendaraan (contoh: motor dan mobil)

Itulah berbagai informasi tentang produksi massal. Jadi, sekarang kamu sudah tahu cara menjawab pertanyaan "Sebutkan keuntungan produksi massal!", kan? Semoga bermanfaat, ya!

Penulis: Fria Sumitro

Baca Juga: 4 Fakta tentang Produksi Jagung Nasional, Cari Tahu Yuk!

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya