Mengenal Gambang Kromong, Instrumen yang Populer di Masyarakat Betawi 

Ternyata, erat kaitannya dengan budaya China

Gambang kromong merupakan kesenian yang populer di masyarakat Betawi sebagai ungkapan ekspresi. Gambang kromong diambil dari nama alat musik gambang dan kromong. Kesenian ini merupakan perpaduan unik antara unsur seni budaya pribumi dan China. 

Gambang kromong terdiri dari beberapa alat musik. Unsur China tampak pada instrumen-instrumennya gambang kromong. Agar mengetahui lebih lanjut mengenai gambang kromong, simak artikel berikut ini!

1. Sejarah gambang kromong

Mengenal Gambang Kromong, Instrumen yang Populer di Masyarakat Betawi Ilustrasi gambang kromong (instagram.com/upkpbb_setubabakan)

Melansir jakarta.go.id, kesenian gambang kromong populer sekitar tahun 1930-an di kalangan masyarakat Tionghoa Peranakan, yang kemudian dikenal dengan nama Cina Benteng. Pada awalnya, gambang kromong muncul pertama kali hanya bernama gambang. Namun, sejak awal abad ke-20, terdapat penambahan berupa instrumen kromong. Orang yang memprakarsainya adalah Nie Hoe Kong.

Tidak hanya populer dan erat kaitannya dengan pesta-pesta orang China, gambang kromong juga populer di masyarakat Betawi. Oleh masyarakat Betawi, gambang kromong berfungsi sebagai penyemarak upacara adat dalam rangka lingkaran hidup seseorang (perkawinan, nazar, dan sunatan). Dalam pementasannya, kesenian yang lahir sebagai bentuk pemuasan kebutuhan manusia akan rasa keindahan ini, digunakan sebagai pengiring teater lenong, tari cokek, dan hiburan khas Betawi lainnya.

2. Pemain gambang kromong

Mengenal Gambang Kromong, Instrumen yang Populer di Masyarakat Betawi ilustrasi gambang kromong (warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Berdasarkan laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, pemain gambang kromong memiliki struktur organisasi. Dalam struktur ini, terdapat seorang pemimpin yang memiliki tugas mengkoordinasi anggota, mencari penanggap, menentukan harga pentas, hingga upah bagi panjak (pemain) berdasarkan keahlian yang dimiliki.

Selanjutnya, grup gambang kromong juga memiliki panjak yang terdiri dari 8-25 orang, tergantung jenis musik yang dibawakan serta pesanan penanggapnya. Jumlah anggota juga berkaitan dengan peranan panjak dalam setiap pementasan. 

Peran panjak dalam pementasannya dibagi berdasarkan keahliannya. Di antaranya adalah panjak gambang, panjak kromong, panjak teh-hian, panjak kong-a-hian, panjak su-kong, panjak gong dan kempul, panjak gong enam, panjak ningnong, panjak kecrek, panjak bangsing, terompet, organ, gitar melodi, bas elektrik, drum, penyanyi, penari, dan bahkan panjak lenong.

Baca Juga: 10 Alat Musik Betawi, Dari Ditiup hingga Dipukul

3. Instrumen gambang kromong

Mengenal Gambang Kromong, Instrumen yang Populer di Masyarakat Betawi Ilustrasi gambang kromong (instagram.com/upkpbb_setubabakan)

1. Gambang

Gambang memiliki resonator yang mirip dengan sebuah perahu. Pada bagian atas, dipasang bilah-bilah kayu manggarawan, suangking, atau huru batu berbentuk empat persegi panjang. Jumlah bilahnya ada 18 buah dan dibagi dalam dua gembyang (oktaf) dengan nada terendah adalah liuh (a) dan nada tertinggi siang (c).

Bilah gambang berukuran panjang antara 29-58 centimeter dan dipaku pada bagian atas resonatornya agar tidak goyah. Cara memainkannya dengan dipukul menggunakan dua buah kayu sepanjang 30-35 centimeter berujung bulat dan berlapis kain dalam dua tabuhan, yaitu dilagu (menurut lagu) dan dicaruk atau dikotek.

2. Kromong

Kromong memiliki bentuk menyerupai bonang. Kromong terdiri dari kumpulan 10 buah gong “pecon” yang terbuat dari perunggu atau kuningan, yang disusun dua baris dalam sebuah rak kayu. Di dalam rak, terdapat kotak-kotak kecil untuk menaruh pecon dengan bagian bawah dipasang tali penyangga. 

dm-player

Tiap baris berisi lima buah gong dengan nada siang-liuh-u-kong-che pada baris pertama (luar) dan nada che-kong-siang-liuh-u pada baris kedua (dalam). Kromong dimainkan secara berbarengan antara baris luar dan dalam menggunakan dua buah kayu lonjong dengan ujung berbalut kain atau benang dalam tiga tabuhan, di antaranya dilagu (menurut lagu), dikemprang/digembyang, dan dicaruk/dikotek/diracik.


3. Kong-a-hian, Teh-hian, dan Su-kong

Kong-a-hian, Teh-hian, dan Su-kong merupakan alat musik yang memiliki bentuk yang sama, akan tetapi ukuran resonator dan gagangnya berbeda. Ukuran paling kecil adalah kong-a-hian bernada liuh (g) dan che (d), sedang teh-hian bernada siang (e) dan liuh (g), serta terbesar disebut su-kong bernada su (a) dan kong (e). 

Alat musik Kong-a-hian, Teh-hian, dan Su-kong merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara digesek dan memiliki dua dawai. Selain itu, ketiga alat musik tersebut memiliki resonator (wadah gema) dari tempurung kelapa yang dibelah lalu dilapis kulit tipis, tiang kayu berbentuk bulat panjang, dan purilan atau alat penegang dawai. Kong-a-hian, Teh-hian, dan Su-kong adalah instrumen pembawa melodi yang dimainkan dengan cara digesek menggunakan tongkat bersenar plastik (kenur).

4. Bangsing (suling)

Bangsing atau suling merupakan alat musik yang terbuat dari bambu kecil yang memiliki bentuk tabung panjang dengan enam buah lubang nada. Bangsing dimainkan secara horizontal atau sejajar dengan mulut. Selain itu, bangsing sering dikelompokkan dengan rebab vokal karena nada yang dihasilkan lebih pendek dan terputus-putus.

5. Gong dan Kempul

Gong dan kempul merupakan instrumen musik yang terbuat dari kuningan atau perunggu. Bentuk dari gong dan kempul, yaitu lingkaran yang bagian tengahnya menonjol (kenop). Terdapat dua jenis alat musik pada gong. Gong berukuran sekitar 85 centimeter berfungsi sebagai penentu irama dasar, sementara kempul berukuran sekitar 45 centimeter berfungsi sebagai pewatas ritme melodi. Gong dan kempul dibunyikan dengan cara dipukul dari samping pada bagian kenop menggunakan tongkat kayu berujung bulat berlapis kain.

6. Gong Enam

Gong enam merupakan instrumen yang terdiri dari enam buah gong yang memiliki ukuran kecil. Gong tersebut digantung pada gawangan kayu dengan susunan nada 3,1,6,2,1,5.

7. Kecrek (pan)

Kecrek atau pan merupakan alat musik yang memiliki bentuk dua hingga empat lempengan logam tipis (besi, kuningan, perunggu), yang disusun di atas sebuah papan kayu. Kecrek memiliki fungsi sebagai pengatur irama dan penimbul efek bunyi tertentu. Kecrek dimainkan dengan cara dipukul menggunakan palu khusus atau tongkat kayu pendek hingga menghasilkan bunyi crek-crek-crek.

8. Ningnong (sio-lo)

Alat musik ningnong merupakan alat yang terbentuk dari dua buah piringan logam perunggu atau kuningan yang memiliki diameter 10 cm. Ningnong ditempatkan pada sebuah bingkai kayu bertangkai satu. Cara memainkan alat musik ini adalah dipukul menggunakan tongkat besi kecil secara bergantian dari kiri ke kanan atau sebaliknya (teknik pitet) sebagai pengatur irama.

9. Gendang

Gendang atau kendang merupakan alat musik yang terbuat dari kayu yang berbentuk silinder berongga, yang kembung di bagian tengahnya sehingga memiliki diameter yang berbeda pada kedua ujungnya. Pada kedua pangkal gendang, ditutup dengan kulit kambing atau kerbau. Bentuk gendang semacam ini biasa disebut sebagai kerucut pepet dan berfungsi sebagai instrumen pengatur irama. 

Dalam setiap pementasan umumnya terdapat sebuah kerucut pepet dan satu atau dua buah gendang kecil yang disebut ketipung, tepak, tipluk atau kulanter. Kerucut pepet ditempatkan pada dudukan kayu silang kecil di depan, sedangkan ketipung berada di samping kiri atau di pangkuan pemain.

Demikian informasi mengenai gambang kromong, kesenian yang populer baik di masyarakat Betawi maupun Tionghoa. Gambang kromong juga termasuk dalam warisan budaya tak benda Indonesia.

Oleh: Shobihatunnisa Akmalia

Baca Juga: Tak Gagap Ibu Kota Pindah, Lebaran Betawi Momentum Perkuat Betawi 

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya