Perbedaan Qada dan Qadar, Rukun Iman Keenam tentang Takdir Allah

Sudah tahu belum?

Dalam ajaran Islam, ada enam poin penting yang wajib diimani (diyakini) oleh seorang muslim terkait kenyataannya. Salah satunya adalah qada dan qadar. Istilah tersebut kerap kali berdampingan dan arti sederhananya merujuk pada takdir atau ketetapan Allah SWT.

Dari ejaannya sendiri, qada dan qadar tak jauh beda, tapi bagaimana dengan makna keduanya? Nah, buat yang pengen tahu tentang rukun iman yang keenam ini, yuk, simak ulasan dari IDN Times tentang perbedaan qada dan qadar berikut ini!

1. Apa yang dimaksud dengan qada dan qadar?

Perbedaan Qada dan Qadar, Rukun Iman Keenam tentang Takdir Allahilustrasi berdoa (pexels.com/Pir Sümeyra)

Sebagai bocoran, para ulama sebenarnya berbeda pendapat mengenai pengertian dari qada dan qadar. Namun, sebelum masuk ke pembahasan tersebut, mari kita lihat makna kedua istilah tersebut menurut bahasa.

Dilansir Almanhaj, secara bahasa, kata qadar berasal dari qadara, yaqdaru, atau qadaran. Menurut Ibnu Faris, apabila diartikan, qadar bermakna 'akhir atau puncak segala sesuatu'. Qadar juga diartikan sebagai takdir.

Sementara itu, asal makna qada adalah memutuskan, memisahkan, menentukan, mengukuhkan, menjalankan, dan menyelesaikan sesuatu. Secara bahasa, qada diartikan sebagai hukum, penciptaan, kepastian, dan penjelasan.

Baca Juga: Contoh Takdir Muallaq yang Patut Diteladani Sehari-hari, Ketahui!

2. Ayat Al-Qur'an tentang qada dan qadar

Perbedaan Qada dan Qadar, Rukun Iman Keenam tentang Takdir Allahilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Ayesha Firdaus)

Seperti yang telah disinggung di bagian sebelumnya, qada dan qadar berhubungan dengan ketetapan Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, banyak sekali disebutkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini tidak lain telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla.

Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang menyinggung soal qada dan qadar:

1. Surah Al-Hijr ayat 21

"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu." (QS. Al-Hijr, [15]:21).

2. Surah Maryam ayat 21

"Jibril berkata, 'Demikianlah.' Tuhanmu berfirman, 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.'" (QS. Maryam, [19]:21).

3. Surah Al-Furqan ayat 1–2

"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS. Al-Furqan, [25]:1–2).

4. Surah Al-Qamar ayat 49

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar (ukuran)." (QS. Al-Qamar, [54]:49).

5. Surah Al-Hadid ayat 22

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid, [57]:22).

6. Surah At-Talaq ayat 3

"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At-Talaq, [65]:3).

7. Surah Al-Mursalat ayat 23

"Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan." (QS. Al-Mursalat, [77]:23).

8. Surah Al-A'la ayat 1–3

"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk," (QS. Al-A'la, [87]:1–3).

dm-player

3. Lantas, apa perbedaan qada dan qadar?

Perbedaan Qada dan Qadar, Rukun Iman Keenam tentang Takdir Allahilustrasi Al-Qur'an (freepik.com/freepik)

Di bagian sebelumnya, kita tahu arti qada dan qadar menurut bahasa. Jika dilihat berdasarkan istilah, qada bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk ciptaan Allah SWT, sedangkan qadar adalah ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk sesuai dengan ilmu Allah yang telah terdahulu dan dikehendaki oleh hikmah-Nya.

Mengenai perbedaan qada dan qadar, terdapat khilafiyah atau perbedaan pendapat di antara para ulama. Merujuk laman Konsultasi Syariah, Almanhaj, Institut Agama Islam Sahid, dan muslim.or.id, berikut pemaparan selengkapnya:

a. Qada dan qadar adalah sinonim

Pendapat pertama menyatakan bahwa qada dan qadar memiliki makna yang sama. Hal ini seperti yang tertera dalam al-Qamus al-Muhith. Disebutkan bahwa "Qadar adalah qada dan hukum".

Salah satu ulama yang meyakini bahwa qada dan qadar merupakan sinonim ialah Imam Ibnu Baz. Ia mengatakan,

"Qada dan qadar adalah dua kata yang artinya sama, yaitu sesuatu yang telah Allah qadha-kan (tetapkan) dulu dan yang telah Allah takdirkan dulu. Bisa disebut qada, bisa disebut takdir."

Ketentuan tersebut telah Allah tetapkan sejak zaman azali atau zaman yang tidak ada awalnya (jauh sebelum penciptaan manusia).

Dalam Lisaanul 'Arab (XV/186) dan an-Nihaayah (IV/78), ditegaskan pula bahwa qada dan qadar merupakan dua perkara yang tak terpisahkan. Keduanya erat berkaitan karena qadar berkedudukan sebagai fondasi, sedangkan qada berkedudukan sebagai bagunan.

b. Qada dan qadar masing-masing memiliki makna tersendiri

Pendapat yang menganggap bahwa qada dan qadar berbeda terbagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu

1. Qada lebih ada dahulu daripada qadar

Maksudnya, qada merupakan ketetapan Allah SWT sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah segala sesuatu yang terjadi saat ini. Terkait hal ini, Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,

"Para ulama mengatakan, al-qadha adalah ketetapan global secara keseluruhan di zaman azali, sementara qadar adalah bagian-bagian dan rincian dari ketetapan global itu." (Fathul Bari, 11/477).

Lebih lanjut, Al-Jurjani menjelaskan bahwa qada adalah ketetapan bagi seluruh makhluk yang telah tertulis di Kitab Lauhul Mahfudz—tidak dapat berubah lagi. Sementara itu, qadar adalah ketetapan makhluk yang tercapai setelah memenuhi syarat-syarat tertentu—dalam hal ini, melakukan ikhtiar.

2. Qadar lebih ada dahulu daripada qada

Berbeda dengan pendapat sebelumnya, kelompok yang satu ini beranggapan bahwa qadar adalah ketetapan Allah di zaman azali, sedangkan qada adalah penciptaan Allah untuk segala sesuatu yang sedang terjadi saat ini.

Dalam al-Mufradat, Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan,

"Qada Allah lebih khusus dibandingkan qadar karena qada adalah ketetapan di antara takdir (ketetapan). Qadar itu takdir, sementara qada adalah keputusan."

Muhammad bin Shaleh juga meyakini hal serupa. Ia menyatakan,

"Maka, ketika Allah menetapkan sesuatu akan terjadi pada waktunya, ketentuan ini disebut qadar. Kemudian, ketika telah tiba waktu yang telah ditetapkan pada sesuatu tersebut, ketentuan tersebut disebut qada."

c. Jika serangkai bermakna beda, jika terpisah bermakna sama

Pendapat lain menyatakan pula bahwa qada dan qadar bermakna berbeda ketika serangkai dan terpisah. Dari muslim.or.id dan Almanhaj, dijelaskan bahwa apabila qada dan qadar disebutkan bersamaan, maka keduanya memiliki arti masing-masing.

Dalam hal ini, jika disebut "qada dan qadar", maka istilah qada merujuk pada ketetapan Allah SWT sejak zaman azali. Sementara itu, qadar berarti segala sesuatu yang Allah tetapkan dan kemudian terjadi.

Bagaimana kalau disebut secara terpisah? Semisal hanya membahas "qada", maka maknanya juga sudah mencakup makna qadar. Artinya, qada dan qadar bermakna sama ketika disebut terpisah.

Lebih lanjut, menurut laman Almanhaj, pendapat ini dinilai yang paling kuat. Wallahu a'lam bishawab.

Nah, itulah tadi perbedaan qada dan qadar. Meskipun sudah ada ketetapan, bukan berarti kita lantas meninggalkan ikhtiar. Pasalnya, takdir Allah tak terlepas dari usaha manusia. Jangan lupa bagikan artikel ini supaya teman-teman dan keluarga juga tahu, ya!

Baca Juga: 6 Hikmah Beriman Kepada Takdir Allah, Jangan Putus Asa! 

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya